Hanya Karena Uang 20 Sen Bersedia Jadi Muallaf
Oleh : H. Emil Rosmali
Suatu hari seorang imam Masjid di Kota London, berangkat dari rumahnya menuju masjid untuk menunaikan salat Zhuhur. Sepeti biasa hari ini juga dia menggunakan bus, karena lebih murah dan praktis.
Sang Imam membayar ongkos langsung kepada sopir – karena bus ini tidak memiliki kondektur – sang Imam pun kemudian mencari tempat duduk kosong. Ketika duduk, ia menghitung uang kembalian dari sopir, ternyata lebih 20 sen.
Sejenak, sang Imam berpikir, apakah dikembalikan atau tidak. Pikirnya uang ini hanya 20 sen saja kok..dan lagi pula sopir itu juga orang kafir, bukan satu agama dengan saya. Ah..saya tarok aja nanti di kotak amal di masjid. Itulah pikiran ‘liar’ sang Imam.
Setelah sampai di tempat tujuan, ia pun hendak turun bus dengan berjalan menuju pintu keluar bus. Dalam hatinya masih bergejolak dengan uang 20 sen itu, antara dikembalikan atau tidak. Namun ketika sampai di dekat sopir, spontan iapun mengulurkan 20 sen sambil berkata: “Uang kembaliannya berlebih 20 sen”.
Tanpa disangka tanpa dinyana.. sopir itu mengacungkan jempol seraya berkata: “Anda orang baik. Anda berhasil ..!!!”
“Apa maksud anda..?” Tanya imam Masjid.
“Bukankah anda imam masjid yang di sana tadi?” Tanya sopir.
“Betul” jawabnya
Lantas sopir itu berkata…”Sebenarnya sejak beberapa lama saya ingin datang ke masjid anda untuk belajar dan memeluk Islam.. tapi timbul keinginan di hati saya untuk menguji anda sebagai imam masjid, apa benar Islam itu seperti yang saya dengar: jujur, amanah dan sebagainya. Saya sengaja memberikan kembalian berlebih, ternyata anda mengembalikannya, dan anda berhasil memberikan kepercayaan kepada saya. Saya akan masuk Islam”. Kata sopir tersebut..
Alangkah tercengangnya imam masjid tersebut, sambil beristighfar meyesali apa yg dipikirkannya tadi. Hampir saja ia kehilangan kepercayaan hanya dengan uang 20 sen itu. Jika saja ia mengabaikannya, maka hilanglah kepercayaan seseorang untuk memeluk Islam.
Semoga, cerita yang diambil dari sebuah Tabloid Islam di London ini, dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, untuk sentiasa bersikap sebagai seorang muslim sejati di mana saja, kapan saja dan di hadapan siapa saja. (*)