NASIONAL

Ekspedisi Jejak Rasul Dari Jordan, Al Aqsha Hingga Cairo

Laporan Perjalanan Religi Pemimpin Umum Media Islam As SAJIDIN H.Emil Rosmali

 Oleh: H.Emil Rosmali (Pemimpin Umum Media Islam As SAJIDIN)

Sejak lama, terutama dalam dua tahun belakangan ini, mimpi berziarah dan menjelajahi negeri-negeri para nabi makin menggebu-gebu dan alhamdulillah, Allah Subhanahuwata’ala memberi kesempatan saya, H.Emil Rosmali Lamisi untuk berkunjung ke Jordan, Palestina dan Mesir, bersama istri Hj.Desmawati Juliar Rasyid dan ananda Muhammad Rizki Akbar Emil serta rombongan yang berjumlah 21 orang. Perjalanan religi dari tanggal 9 Februari hingga 18 Februari 2020 ini, dinamakan Ekspedisi Jejak Rasul Jordan-Al Aqsha-Cairo.

Setelah menempuh perjalanan selama 9 jam dengan pesawat Oman Air, rombongan kami mendarat di bandara Amman International Airport, Jordania, dengan selamat, sebelumnya sempat transit 2 jam di bandara internasional Muscat, Oman.

Istirahat sebentar di hotel, dalam cuaca yang sejuk dan dingin di malam hari, kami langsung mengunjungi sebuah tempat yang sangat istimewa, bernilai sejarah dan terpatri dalam Alquran surat ke-18 Al Kahfi dari ayat 9 hingga 26, yakni Gua Kahfi dengan kisah Cave of The Seven Sleepers atau 7 pemuda yang tertidur selama 309 tahun. Masya Allah, lokasi gua Kahfi tidak begitu jauh dari kota Amman, tepatnya   di Abu Alanda atau disebut juga Buloqaa. Kalau dari jalan besar, posisinya tidak terlihat jelas karena letaknya menuruni jalan. Akan tetapi tandanya adalah ada berdiri bangunan masjid di sebelah kiri gua, yang letaknya agak tinggi, sehingga ketika di malam hari, kami dapat juga melihat temaram lampu kota Jordania yang indah.

Sembari dipandu penjaga gua, kami melihat kondisi gua sangat rapi dan  cukup luas, puluhan pengunjung bisa masuk. Mulut gua sendiri cembung dan ketika masuk terlihat susunan dipan-dipan, dinding batu kapur berwarna cream. Dan terlihat juga celah-celah dari langit gua, tempat masuknya cahaya matahari dan udara dari luar, maka benarlah sebagaimana didalam firman Allah QS Al Kahfi ayat 17 yang artinya : “ dan engkau melihat matahari ketika terbit menyimpang dari guanya pada arah kanan dan jika (matahari) tenggelam meninggalkan mereka pada arah kiri sedangkan mereka berada pada tempat yang luas. Itu adalah termasuk tanda-tanda (kekuasaan) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapatkan petunjuk. Dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka ia tidak akan pernah mendapatkan penolong yang memberinya petunjuk, kemudian Allah tidurkan para pemuda Ash-haabul Kahfi itu di dalam gua. Allah Azza Wa Jalla mentakdirkan penyebab-penyebab yang membuat para pemuda itu bertahan lama hidup dalam keadaan tidur di gua, yaitu (yang disebutkan dalam ayat ini):

Pertama, sinar matahari tidak menimpa mereka secara langsung. Pada saat terbit, matahari berada di arah kanannya. Pada saat tenggelam, matahari berada di arah kirinya. Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa pintu gua tersebut berada di arah utara sebagaimana penjelasan Ibnu Abbas, Said bin Jubair, dan Qotadah.

Kedua, mereka berada di tempat yang luas dalam gua, sehingga sirkulasi udara berjalan dengan baik dan nyaman. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Hidayah Taufiq hanyalah berasal dari Allah. Dialah satu-satunya yang memberikan hidayah atau menyesatkan siapa saja yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang Allah beri hidayah, tidak ada yang bisa menyesatkannya. Sebaliknya, barangsiapa yang Allah sesatkan, tidak ada satu pihakpun yang bisa memberinya hidayah. Karena itu, hendaknya kita senantiasa memohon petunjuk hanya kepadaNya.

Kisah ini sangat rasional. Selain memang tanda kebesaran Allah Subhanahu wataala, juga kisah Alquran itu dapat diterima dengan akal manusia, hanya saja sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah atas kisah yang menakjubkan ini.

Kemudian pula dikisahkan bagaimana pemuda itu bangun ketika sudah tertidur selama 309 tahun. Mereka bangun dan merasa lapar. Mereka keluar gua dan hendak mencari makanan. Tetapi penjual makanan bingung karena mereka membayar makanan dengan uang yang berasal pada zaman romawi kuno. Sehingga diketahui kalau mereka orang orang yang baru terbangun dari tidur yang sangat panjang.

Kisah Ashabul Kahfi ini  bukanlah rekayasa seperti kisah-kisah dongeng atau cerita fiktif. Kisah sejarah islam ini terjadi sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW, namun demikian dengan kisah ini pula kenabian Muhammd SAW terjawab sudah ketika ada pertanyaan orang yahudi yang ingin mendengar cerita pemuda al Kahfi tersebut dengan barter kalau rasulullah mampu menceritkannya maka mereka kaum yahudi benar-benar mengakui kenabian Nabi Muhammad SAW.

Dikashkan Alquran, para pemuda bersembunyi di dalam gua untuk melarikan diri dari kekejaman Raja Dikyanus.  Menurut beberapa sejarawan Islam, ketujuh pemuda tersebut bernama Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus  dan Thamlika. Serta seekor anjing bernama Kithmir, yang dipercaya sebagai satu-satunya anjing yang masuk Surga.

Sekumpulan pemuda muslim yang bertekad hijrah untuk mempertahankan ag

ama. Ini dilakukan setelah mereka mendakwahi kaumnya, lalu mendapatkan penolakan, tekanan, dan intimidasi.

Dari penjelasan penjaga gua, konon di atas gua Ashabul Kahfi terdapat gereja  yang telah dibangun ketika itu tapi kemudian menjadi Masjid. Hal itu dibuktikan dengan tulisan pada lengkungan pintu di dinding sebelah timur yang menyatakan bahwa masjid diperbarui pada tahun 117 Hijriyah yang merujuk kepada zaman Hisham bin Abdul Malik bin Marwan. Ini membuktikan, ketika era Kerajaan Umawiah, mereka sudah memperbarui masjid yang sebelum itu menjadi rumah ibadah umat Nasrani. Terlihat dari mihrab (petunjuk arah kiblat) yang terdapat di atas gua tersebut.

Lihat Juga :  Polrestabes Palembang Terjunkan 450 Personil untuk Kegiatan Ziarah Kubro Palembang

Kemudian ada juga tulisan khat Kufi. Ini membuktikan bahwa masjid kedua di Ashabul Kahfi itu diperbarui pada zaman Khomarumiah bin Ahmad Tholun dari Kerajaan Abasiah. Masjid kedua yang dimaksud ialah masjid yang dibangun berhadapan dengan gua Ashabul Kahfi setelah masjid pertama diwujudkan di atas gua ketika zaman Umawiah.

Didalam gua juga terdapat kuburan yang dikenal juga Nawawis dimana pada Nawawis tersebut, terdapat bintang segi delapan. Namun ketika zaman Kerajaan Umawiah, rumah ibadah tersebut telah dijadikan masjid.

Pada 27 September 2006 silam, Raja Jordania, Abdullah meresmikan sebuah masjid baru di atas gua tersebut, yang diberi nama Masjid Ashabul Kahfi.

Kisah Pemuda Al Kahfi ini akan menambah keyakinan kita umat Islam bahwa kalau Allah  berkehendak apapun pasti terjadi. Allah-lah yang wajib disembah. Inilah perjalanan kami di hari pertama di Jordania.

Hari selanjutnya, kami langsung menuju Jerusalem, di kota ini ada Masjidil Aqso, sebuah masjid sangat bersejarah dalam kisah Isra’Mi’raj Nabi Muhammad SAW untuk menerima perintah sholat lima waktu. Masjidil Aqso terdapat dalam Alquran surah Al Isra ayat 1, sebagai persinggahan Rasulullah sebelum menuju Sidratul Muntaha berjumpa dengan Allah Swt. Sebagaimana diketahui Isra Mi’raj   merupakan muzijat dari Allah dan peristiwa terbesar dalam sejarah manusia, ketika Rasulullah dipertemukan langsung dengan sang pencipta.

Namun sebelum ziarah ke Masjidil Aqsa, rombongan kami mendapat pemeriksaan yang  cukup  ketat ketika kami masuk perbatasan kota Jerussalem. Anak saya Rizki mungkin bertampang seperti orang arab, maka harus menjalani pemeriksaan khusus di sebuah kamar oleh tentara Israel. Saya dipanggil masuk dan dengan bahasa isyarat, tentara Israel menunjuk foto di dinding senjata api dan bom, saya menjawab bahwa anak saya ini sama sekali tidak membawa kedua alat berbahaya tersebut. Setelah itu berulah bisa masuk ke kota Jerussalem. Memang pemeriksaan sangat ketat, terlebih lagi kalau terlihat muka-muka penziarah tipe-tipe orang arab.

Masjid Aqsa memang menjadi tujuan utama perjalanan religi kali ini. Saya teringat dengan hadist Nabi yang menyebutkan, “Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh kecuali menuju ke tiga masjid :Masjidku ini (masjid nabawi di Madinah), Masjidil Haram (di Makkah) dan Masjid Al Aqsa”.

Ketika hendak mengunjungi dan sholat di Masjid Aqso di Palestina, janganlah berharap seperti kita sholat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, suasananya begitu sejuk, damai dan sangat leluasa, kami harus melewati terlebih dahulu pemeriksaan yang ekstra ketat dari tentara Israel yang bersenjatakan bagaikan mau perang. Hanya satu pintu masjid yang dibuka di sudut. Satu per satu, jamaah penziarah lewat pintu dan diperiksa, kalau ada pengunjung yang dicurigai, maka akan mendapatkan perlakukan khusus dalam pemeriksaan. Namun setelah sampai ke dalam masjid yang menjadi kiblat pertama umat Islam ini, pengunjung bebas melakukan apa saja di dalamnya, terutama sholat serta melihat-lihat sejenak seisi masjid.

Kompleks Masjidil Aqsa yang juga biasa disebut Al Haram Asy-Syarif ini cukup luas. Didalamnya ada Masjid Qibli yang biasanya dikunjungi penziarah dan sholat lima waktu di dalamnya, lalu ada Dome of The Rock (Qubbat As Sakhrah atau Kuba Batu). Bangunan dengan kubah emas ini seringkali disebut sebagai Masjidil Aqsa. Padahal keduanya adalah bangunan yang berbeda. Dome of The Rock berbentuk octagonal atau persegi delapan dengan gaya Bizantium pada abad ke-7. Namun Kuba Batu yang terkenal ini, hanya bisa dilihat dari kejauhan, pengunjung dilarang mendekatinya. Sedangkan yang ketiga adalah Masjid Al Buraq yang ada di kawasan Al Aqsa.

Dari hotel sekitar 500 meter jaraknya menuju kawasan Al Aqsa setelah melintasi kota tua Jerussalem Timur. Jamaah yang hendak masuk harus melewati pintu Herodus yang terdapat lorong-lorong   yang kanan kirinya berdiri bangunan rumah batu berpintu besi milik penduduk muslim.  Penduduk Palestine menyebut kota Al Quds bukan Yerussalem untuk kawasan berpenduduk Muslim.

Ketika kami berada di Jerusalem, kami berkesempatan sholat Jumat di Masjidil Aqsa, jamaah ramai sekali hingga meluber ke pelataran yang katanya 14 Ha luasnya. Namun ketika   sholat subuh dan datang sekitar pukul 4 subuh, saya sedikit terenyuh karena minimnya jamaah yang hendak sholat subuh. Melihat shaf sholat subuh yang hanya beberapa baris, tak terasa  air mata   menetes, sedih….kok Al Aqsa belum begitu makmur….saya teringat kata Buya Hamka kalau ingin melihat kekuatan Islam, lihatnya berapa banyak jamaah sholat subuh-nya, bukan sholat jumat.  Saya hanya berpikir kemana orang-orang muslim penduduk sekitar masjid, sehingga tidak memakmurkan masjid yang berpahala 500 kali lipat.

Lihat Juga :  Kemenag Ajak Umat Islam Tunaikan Salat Khusuf

Sama seperti di Masjidil Haram dan Nabawi, azan subuh di Al-Aqsa  dikumandangkan sebanyak dua kali. Pintu masjid baru dibuka ketika hendak azan pertama berkumandang sekitar pukul 03.30, tapi para jamaah tetap saja mendapat pemeriksaan tentara Israel berbaju hitam dengan senjata laras panjang dan handy talkie. Al Aqsa dibuka mulai pukul 3.30 jelang subuh dan tutup usai sholat Isya, setelah itu kawasan Al Aqsa gelap gulita.

Dari sejarah islam bahwa Masjid Al-Aqsa merupakan masjid kedua yang dibangun di dunia sebagaimana hadis Abu Dzar yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan muslim berkata :  “Aku bertanya, Wahai Rasulullah, Masjid manakah yang pertama kali dibangun?” Beliau menjawab “Masjidil Haram”. Aku bertanya lagi “Kemudian (Masjid) mana ?” Beliau menjawab, “Kemudian Masjidil Aqsa”. Aku bertanya lagi “Berapa jarak (pembangunan) antar keduanya ?” Beliau menjawab “Empat puluh tahun” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Pesona Masjid Al-Aqsa terletak pada desain arsitektur yang memadukan unsur tradisional dengan sedikit sentuhan modern. Masjid ini memiliki 7 buah lorong yang ditunjang oleh tiang-tiang melengkung bergaya hypostyle nave, serta dilengkapi beberapa ruang kecil tambahan di sisi sebelah barat dan timur.

Terdapat 121 jendela kaca patri dari era Abbasiyah dan Fatimiyah yang berdiri kokoh hingga saat ini. Sebagian besar ruangan Majid Al-Aqsa didominasi marmer berwarna putih dengan balutan karpet merah yang terlihat anggun. Kubah masjid dulunya terbuat dari batu yang dibangun langsung oleh Abdul Malik bin Marwan. Namun sekarang sudah diganti oleh Azh-Zahir dengan desain terbaru yaitu kayu yang disepuh dengan lapisan enamel timah. Interior kubah dicat mengikuti dekorasi khas era abad ke-14. Selain tempat persinggahan Isra’Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Masjid Al-Aqsa juga merupakan tempat yang dilebihkan keberkahannya oleh Allah SWT, yang dimaksud dengan diberkahi disini adalah karena kawasan Masjid Al-Aqsa merupakan tempat diutusnya para Nabi.

Berdasarkan penjelasan pembimbing tour bahwa Masjidil Aqsa ini ramai dikunjungi bila tibanya peringatan Isra’Mi’raj. Momen ini membuat semua hotel penuh dan harga tiket pesawat melambung.

Sebenarnya tentara Israel yang seram itu, tidak begitu rewel dengan jamaah dari Indonesia ataupun Malaysia, tapi kalau datang Negara-negara Arab seperti Suriah, Arab Saudi, Irak dan lain-lain, bahkan dari warga Palestina sendiri, tentara zionis Israel itu akan mempersulit untuk masuk ke kawasan Al Aqsa. Tragisnya lagi ternyata tidak semua warga Palestina pernah sholat di Masjidil Aqsa karena harus melewati perizinan yang sangat ketat terlebih dahulu.

Hari-hari berikutnya dalam Ekspedisi Jejak Rasul ini, selama di Jerussalem, kami tentu tidak lupa mengunjungi kota Hebron sekitar 30 Km arah selatan kota Al Quds. Di kota inilah, konflik berkepanjangan sering terjadi anatar penduduk Palestina di wilayah Tepi Barat dengan tentara Israel.

Pembimbing Tour, Ustadz Wahyu mengemukakan, Nabi Ibrahim As memberikan nama Hebron dengan Al-Khalil, sedangkan orang Israel menyebutnya dengan Hebrew.

Hebron adalah kota di Tepi Barat yang subur dengan perkebunan anggur, pisang dan produksi susu,

Di kota ini, terdapat tiga maqam Nabi Ibrahim serta istrinya Siti Sarah,  Nabi Ishak bersama istrinya Ribka serta Nabi Yakub dengan istrinya Leah sehingga Hebron juga dikenal juga sebagai kota tiga nabi dan menjadi kota suci.

Makam para Nabi Allah  ini tidak pernah sepi dari penziarah. Tidak saja dari pemeluk Islam tetapi juga pemeluk agama Nasrani dan Yahudi

Sehingga makam para nabi terutama nabi Ibrahim dan Nabi Daud  ini hanya dapat terlihat dari satu sisi.  Karena sisi lain diperuntukkan penziarah non muslim. Mereka terutama bangsa Israel sambil mengucapkan puji pujian dalam bahasa Ibrani.

Hari-hari terakhir, kami juga mengunjungi Laut Mati dengan kisah Nabi Luth dengan Kaum LGBT, kemudian ke kawasan Petra. Terkahir di kota Kairo di Mesir, kami juga berkunjung ke Museum Fir’aun dan melihat langsung bagaimana mummy asli Fir’aun dan anak-anaknya, namun kami dilarang mengambil foto.

Di Kairo juga, kami berziarah ke Makam Imam Syafei yang berada di perkampungan yang cukup kumuh. Saya tertegun melihat kondisinya, sebab makam ulama fikih berpengaruh ini, terkesan tidak begitu diurus. Kemudian juga kami melanjutkan ke maqam nabi Musa As di Bukit Thur dimana Nabi Musa As sempat berdialog dengan Allah Swt dan turunnya Surat Ath Thur.

Jelajah Jejak Rasul ini dihidangkan kepada pembaca guna mengambil manfaat untuk melingkatkan keimanan kita kepada Allah Swt dengan bukti-bukti nyata peninggalan bersejarah sebagaimana termaktub dalam Alquran. Semoga bermanfaat.[Palembang, 23032020]

 

Back to top button