MOZAIK ISLAM

Shalat Tasbih di Malam Nisfu Sya’ban, Berapa Rekaat? Begini Penjelasan Buya Yahya

AsSAJIDIN.COM — Shalat Tasbih adalah salah satu amalan shalat sunnah biasa dilakukan umat muslim di malam Nisfu Syaban. Buya Yahya menjelaskan waktu pelaksanaan Shalat Tasbih bagi umat Islam.

Sebagaimana shalat lainnya, gerakan Shalat Tasbih hampir sama yakni dimulai Takbiratul Ihram dan diakhiri salam.

Sesuai namanya, di dalam shalat ini terdapat ratusan bacaan tasbih yang dibaca pada gerakan-gerakan tertentu.
Bagaimana waktu pelaksanaan Shalat Tasbih bagi umat muslim?

Shalat Tasbih adalah salah satu shalat sunah mutlak yang sangat dianjurkan Rasulullah untuk dikerjakan oleh umatnya.

Buya Yahya menjelaskan, waktu untuk mengerjakan Shalat Tasbih sendiri tidak ditentukan, yakni boleh dikerjakan kapan pun kecuali pada waktu-waktu yang diharamkan untuk salat.

Seperti saat setelah Shalat Ashar, setelah Shalat Subuh dan saat matahari tepat berada di atas kepala.

” Shalat Tasbih sama seperti Shalat hajat, Shalat istikharah, termasuk dalam wilayah Shalat mutlak, waktunya bebas,” terang dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Ia menambahkan bahwa pahala shalat Tasbih sangatlah luar biasa, shalat ini juga dikatakan dapat menghapuskan dosa kecil maupun dosa besar, yang sudah dikerjakan ataupun yang akan datang.

Lihat Juga :  Makna Doa Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

Buya Yahya membenarkan adanya riwayat maupun anjuran mengenai Shalat Tasbih.

” Shalat Tasbih adalah shalat sunah yang benar riwayatnya dari Nabi menurut muhaddisin dan ulama. Walaupun ada sebagian ulama lain mengingkarinya menyebut hadistnya khilaf,” jelas Buya Yahya.

Begitu istimewanya ini Rasulullah SAW bahkan mengatakan agar mengerjakan shalat ini setiap hari, jika tidak bisa maka seminggu sekali, jika masih tidak bisa juga, sebulan sekali atau setahun sekali, namun jika benar-benar tidak mampu maka minimal satu kali seumur hidup atau sebelum ajal menjemput pernah mengerjakan Shalat Tasbih.

Shalat Tasbih merupakan shalat sunnah tingkat ketiga dalam urutan shalat yang dikerjakan umat Islam.

Meski demikian, Buya Yahya mengimbau tetap mengamalkan Shalat Tasbih jika memiliki waktu yang lowong dan tanpa halangan.

” Shalat Tasbih martabat ketiga, cuman setelah itu jangan tidak mengamalkan kalau ada waktu, maksud kami dahulukan yang besar dahulu,” terangnya.

Urutan shalat dari pahala terbesar adalah shalat fardhu atau shalat wajib, tingkatan kedua adalah shalat sunnah rawatib mencakup Qabliyah, Ba’diyah, Dhuha, dan Witir.

Bahkan Buya menyebut, Shalat Tarawih tidak dapat mengalahkan Shalat Ba’diyah Isya secara tingkatan atau martabat dan pahala yang didapat.

Lihat Juga :  Keutamaan Malam Nisfu Syaban, Dalil dan Beberapa Pendapat Ulama

“Begitu pula Shalat Tasbih dibandingkan Shalat Ba’diyah Isya, lebih besar pahalanya Shalat Ba’diyah, jangan rajin Shalat Tasbih tapi tidak ba’diyah maghrib nah ini orang keblinger,” tuturnya.

Diterangkan Buya Yahya, jumlah rakaat pada Shalat Tasbih ialah empat rakaat.

Jika dikerjakan pada siang hari maka hendaklah dikerjakan dengan empat rakaat satu kali salam. Tetapi, jika dikerjakan pada malam hari, hendaklah dikerjakan dengan dua kali salam.

Di dalam Shalat Tasbih dibacakan tasbih sebanyak 300 kali, dibaca 75 tasbih per rakaat, yang disebar di antara berdiri, rukuk, i’tidal, sujud dan duduk diantara dua sujud.

Bacaan tasbih yang disebut itu yakni

سبحان الله والحمدلله ولا اله الا الله و الله اكبر ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم

Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaha illaallahu wallaahu akbar wa-laa haula wa laa quwwata illa billaahil-‘aliyyil-‘azhiim.

Jikalau merasa tidak memungkinkan karena kondisi tubuh yang lemah merasa pusing atau ada gangguan kesehatan, Buya Yahya menyebut bisa hanya membaca

سبحان الله

Subhanallah. (*/sumber: banjarmasinpost)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button