KALAM

Makna Hayatan Thayyibah Menurut Imam Al-Qurthubi

ASSAJIDIN.COM — Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 97 :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Jika kita perhatikan dengan seksama ada yang menarik dengan ayat ini, yakni kata-kata hayatan thayyibah.

Hayatan thayyibah mempunyai arti kehidupan yang baik, dan kehidupan yang baik ini akan diberikan kepada mereka yang berbuat kebaikan dan beriman kepada Allah baik laki-laki maupun perempuan.

Lihat Juga :  Arab Saudi Sumbang Masjid Al-Aqsha 150 Juta Dollar untuk Pemeliharaan

Menurut Imam al-Qurtubi, makna dari hayatan thayyibah berbagai macam pendapat:

Pertama: الْأَوَّلُ أَنَّهُ الرِّزْقُ الْحَلَالُ، قَالَهُ ابْنُ عَبَّاسٍ

Maksud dari hayatan thayyibah adalah rezeki yang halal, ini adalah pendapat Ibnu Abbas.

Kedua: الثَّانِي الْقَنَاعَةُ، قَالَهُ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ

Hayatan thayyibah adalah qonaah, ini pendapat dari Hasan al-Basri.

Ketiga: الثَّالِثُ تَوْفِيقُهُ إِلَى الطَّاعَاتِ فَإِنَّهَا تُؤَدِّيهِ إِلَى رِضْوَانِ اللَّهِ، قَالَ مَعْنَاهُ الضَّحَّاكُ

Hayatan thayyibah adalah bimbingan Allah untuk taat kepadanya, karena dengan taat ridha Allah bisa diraih, ini adalah pendapat dari Dhahhak.

Kemudian ada juga yang menafsirkan hayatan thayyibah dengan makna surga, kenikmatan iman, makrifat kepada Allah, merasa cukup dengan makhluk dan sangat bergantung kepada Allah, dan ridha terhadap ketetapannya.

Lihat Juga :  Tiga Rahasia Pengobatan Islam, dari Pengusaha Tuan Haji Ismail bin Haji Ahmad

 

Ridha Allah 

Dari beberapa penafsiran kata hayatan thayyibah kita seakan-akan dimotivasi oleh Allah SWT agar berbuat kebajikan dan iman kepadanya, dengan kebaikan.

Selain bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya juga bisa berdampak baik bagi dirinya sendiri.

Oleh sebab itu marilah kita berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan tanpa mengharapkan balasan dari orang lain karena tujuan berbuat baik adalah mendapatkan ridha Allah.

 

Sumber : Tebuireng.online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button