Uncategorized

Saya Risau Kondisi Fathur, Tapi Lebih Percaya Pada Allah

Curhatan Hati  Sang Mama

AsSajidin.com Palembang  – Sebagai seorang Ibu Dr. Yunita juga memiliki naluri yang sama seperti kebanyakan, memiliki rasa khawatir, risau dan cemas adalah salah satu punca dari ujian hidup. Terlebih lagi, sang putra Atiatul Muqtadir atau yang biasa disapa Fathur menjadi garda terdepan gerakan mahasiswa  menuntut pembatalan revisi Undang-Undang KPK dan menolak revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang dinilai tidak berpihak pada rakyat beberapa waktu lalu.

Kepada AsSajidin, Jumat (1/11/19) ibunda Fathur mengungkapkan bahwa, detik-detik yang mendebarkan adalah ketika Fathur sulit untuk di hubungi, apalagi menjelang kericuhan antara mahasiswa dan aparat di tengah gelombang gerakan mahasiswa tersebut berlangsung.

“ Saya risau, cemas dan takut tapi saya lebih percaya pada Allah SWT. Saya bentangkan sejadah, munajat kepadaNya agar Fathur baik-baik saja. Alhamduiliah, setelah  hampir satu minggu, kami keluarga sulit sekali untuk menghubunginya, tiba-tiba Fathur muncul di televisi sebagai petanda bahwa,  Allah SWT yang telah menjaga dan melindungiya.” Ungkapnya dengan suara menahan tangis air mata.

Lihat Juga :  Jelang Idul Fitri, KPK Imbau ASN Tidak Terima Gratifikasi

Bagi keluarga, kata Bunda Yunita – Fathur selalu meminta izin kepada kami, sekurang-kurangnya  via whatsapp group keluarga. Dan sebagai orang tua, tentu kami memberikan restu sepanjang tidak menciderai syariat Islam.

“ Fathur ini kan, anaknya sulit terbendung ya, apalagi mengenai persoalan ketidak adilan terhadap kepentingan  orang banyak. Kami tahu dia, Oleh sebab itu, kami mendukung sepenuhnya perjuangannya, asalkan tetap terjaga  norma dan aturan yang ada,” ungkapnya sembari ditemani sang putra Fathur dalam kesempatan silaturahmi bersama Direktur SIT Al Furqon Palembang, Emil Rosmali beserta Istri Desmawati Djuliar Rasyid.

Pantauan AsSajidin, Fathur yang duduk mengenakan kemeja putih berlengan panjang ini nampak akrab berbincang di lobby Hotel Al Furqon bersama Ustadz Emil dan Bunda Desmawati. Yang memang dimata pemuda kelahiran Palembang 1 Agustus 1998 ini  bukanlah orang asing melainkan kedua orang tuanya di sekolah.

Lihat Juga :  13 Nasihat Buya Hamka dalam Menjalani Hidup di Dunia

“ Dulu saya  menimba ilmu disini, bagi saya SIT Al Furqon telah banyak memberikan saya keberanian dan kemampuan untuk berani bicara tentang kebenaran. “ kata Fathur yang bercita-cita menjadi Menteri Kesehatan Republik Indonesia (RI) ini bangga.

Menurutnya, Pemerintah saat ini banyak di duduki oleh orang-orang pintar namun kurang benar. Oleh karena itu, Gerakan mahasiswa kemarin adalah bentuk kepedulian terhadap kebijakan yang dirasa melenceng dari yang sebenarnya.

“ Ibarat segelas air yang keruh, maka untuk mengubah bentuknya menjadi bersih , ya harus dituangi dengan air bersih terus menerus sampai keruhnya hilang. Begitu juga dengan pemerintahan ini, kita perlu wakil-wakil rakyat yang bersih untuk menghapuskan yang keruh itu, “ bebernya sermbari menmgucapkan terimakasih kepada sang bunda yang selalu memintal doa suci kepada Allah SWT untuk perjuangan anaknya ini.

Editor : Jemmy Saputera

 

 

Back to top button