Uncategorized

Sebagian Masyarakat Palembang Gelar Lebaran Lebih Awal Dari Pemerintah

Ini Tanggapan Resmi Kemenag Sumsel

ASSAJIDIN.COM PALEMBANG- Pemerintah Republik Indonesia, malalui Kementerian Agama telah memutuskan bahwa 1 Syawal jatuh pada hari, Rabu (5/6/19). Namun sebagian masyarakat Palembang ada yang justru merayakan Idul Fitri 1440 H satu hari lebih awal dari yang di tetapkan yakni, Selasa (4/6/19).

Menanggapi hal ini, Kakanwil Kemenag Sumsel, M Alfadjri Zabidi mengatakan bahwa hal tersebut bukan masalah.

“Freedom of expresion kebebasan beragama boleh berbeda tapi jangan mengklaim itu benar,” ujar M Alfadjri Zabidi dilansir dari Sripoku.com usai menghadirin acara di Hotel Aryaduta Palembang, Selasa (4/6/19).

Menurut Fajri, hal tersebut adalah hal yang lumrah, bahkan baginya bila ada perbedaan itu wajar,namun Ia berharap agar perbedaan ini tidaklah memecahbelah persatuan umat Islam.

” Sejak dulu kan ada yang sepert ini. Lagi pun itu bukan hal baru. Bahkan tidak hanya di Palembang diwilyah lain pun ada,” jelasnya menanggapi
Sholat Idul Fitri 1440 H yang digelar puluhan warga Palembang yang berdomisili di kawasan Jalan Gubernur H Bastari Palembang tepatnya di lapangan dekat Masjid At Tadzkir.

Beralasan perbedaan waktu perayaan Idul Fitri 1440 H antara Arab Saudi dan negera-negara Teluk pada tahun 2019 ini, menimbulkan tanda tanya dari masyarakat Indonesia, salah seorang jamaah sholat Ied, Agus menuturkan jika dirinya mendat pesan singkat dari pengurus masjid untuk menggelar sholat hari raya lebih awal dari Pemerintah.

Lihat Juga :  Sering Membuang-Buang Makanan? Inilah Akibatnya

“Pasalnya, perjalanan waktu di Indonesia lebih cepat 4 jam dari Arab Saudi. Begitupun juga dengan negara teluk lainnya. Lagi pun, saat ini di Indonesia adalah hari Selasa (4/6/2019) pukul 15.00 WIB, maka di Saudi masih pukul 11.00 WIB, itulah alasan mengapa kami merayakan lebaran lebih awal, ” katanya.

Sementara itu, banyak orang kemudian menganggap bahwa hal ini menunjukkan waktu di Indonesia lebih cepat 4 jam daripada Arab Saudi.

Tapi kenapa justru Arab Saudi duluan merayakan Idul Fitri, sementara kita di Indonesia harus menunggu besoknya?

Penjelasan-penjelasan tentang hal ini sebenarnya telah banyak disampaikan oleh para ulama dan pakar, hampir di seluruh wilayah di Idonesia, hingga mancanegara.

Salah satunya adalah Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Muslim Ibrahim MA, dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu pernah menyampaikan bahwa perbedaan Idul Fitri, di mana Arab Saudi lebih duluan daripada Indonesia, salah satunya karena yang menjadi ukuran dari penetapan penanggalan dalam Islam adalah penampakan bulan (qamariah), bukan matahari (syamsyiah atau GMT).

Lihat Juga :  One Day One Ayat : Larangan Mengolok-olok QS Al Hujurat: 11

Jadi, ketika pada malam tanggal 29 Ramadhan, ternyata bulan syawal tidak terlihat, maka puasa digenapkan menjadi 30 hari, meski kemudian bulannya terlihat pada malam.

Hal ini didasarkan kepada perintah Rasulullah dalam hadits Sahih yang berbuyi “Berpuasalah kalian karena melihatnya, berbukalah kalian karena melihatnya.”
Penjelasan tentang duluan Idul Fitri di Arab Saudi ini juga disampaikan penulis puluhan buku serial Diskusi Tasawuf Modern, Agus Mustofa.

Pria yang akrap disapa Pak AM ini menjelaskan, menurut perhitungan ijtimak alias konjungsi, ‘habisnya bulan Ramadhan 1440 H’ terjadi pada Senin, 3 Juni 2019 pukul 10:02 GMT atau pukul 17:02 WIB, yakni sebelum datangnya Magrib, pukul 17:21 WIB.

Menurut Pak AM, bulan Ramadhan 1440 H sudah habis 19 menit sebelum Maghrib pada Senin 3 Juni 2019, dengan usia bulan Ramadhan tahun ini 29 hari.

Editor : Jemmy Saputera

Back to top button