Makna Iqra, Ayat Pertama dalam Surat Al Alaq yang Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

pengulangan kata iqra’ pada QS ‘Alaq ayat 3 didasarkan pada alasan bahwa menbaca itu tidak akan membekas dalam jiwa kecuali dengan diulang-ulang dan membiasakannya sebagaimana dalam tradisi. Perintah Tuhan untuk mengulang membaca berarti pula mengulangi apa yang dibaca.
AsSAJIDIN.COM — Sudah sangat banyak kajian mengenai makna Iqra’ dalam surat al ‘Alaq ini, yang intinya secara mayoritas ahli tafsir sependapat bahwa yang dimaksud dengan perintah Iqra’ disini adalah perintah untuk memahami realitas alam semesta raya, khususnya penciptaan manusia.
Berikut tulisan Diana Mella Yussafina yang berjudul Falsafah Iqra’:
Menurut Quraish Shihab, kata Iqra’terambil dari kata kerja qara-a yang pada mulanya berarti “menghimpun”. Arti asal kata ini menunjukkan bahwa Iqra’tidaklah mengharuskan adanya teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengan oleh orang lain. Karenanya kita dapat menemukan beraneka ragam arti dari kata tersebut dalam kamus-kamus bahasa, antara lain, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu, dan sebagainya, yang semuanya bisa dikembalikan kepada hakikat “menghimpun”.
Menurut Yusuf Qardhawi, kata Iqra’ secara etimologi berarti membaca huruf-huruf yang tertulis dalam buku-buku. Sedangkan secara terminologi, yakni membaca dalam arti yang lebih luas. Maksudnya membaca alam semesta.
Sedangkan menurut Al-Maraghi sebagaimana yang dikutif oleh Abuddin Nata dalam bukunya yang berjudul “tafsir ayat-ayat pendidikan” bahwa kata iqra’dalam QS Al A’Alaq ayat 1 dapat diartikan “jadilah engkau (Muhammad) seorang yang pandai membaca berkat kekuasaan dan kehendak Allah yang telah menciptakanmu, walaupun sebelumnya engkau tidak dapat melakukannya”.
Maka ketika ayat itu dibaca oleh pengikutnya, yakni umat islam, si Fulan misalnya. Maka maknanya adalah:
jadilah engkau (si fulan) seorang yang pandai membaca berkat kekuasaan dan kehendak Allah yang telah menciptakanmu, walaupun sebelumnya engkau tidak dapat melakukannya”.
Menurutnya pula, pengulangan kata iqra’ pada QS ‘Alaq ayat 3 didasarkan pada alasan bahwa menbaca itu tidak akan membekas dalam jiwa kecuali dengan diulang-ulang dan membiasakannya sebagaimana dalam tradisi. Perintah Tuhan untuk mengulang membaca berarti pula mengulangi apa yang dibaca. Dengan cara demikian bacaan tersebut menjadi milik orang yang membacanya. Kata iqra’ mengandung arti yang amat luas, seperti mengenali, mengidentifikasi, mengklasifikasi, membandingkan, menganalisa, menyimpulkan dan membuktikan. (*/sumber: http://tafsirfalsafi.blogspot.com/2012/11/falsafah-iqra.html)