Uncategorized

Panti Pijat Berkedok Prostitusi, Ustad: Makan dan Minumlah dari Jalan Halal

PALEMBANG, AsSAJIDIN.COM — Bisnis prostitusi sesungguhnya ada sejak zaman dulu. Selalu ada dan akan ada. Sebagai makhluk agamis dan makhluk sosial, hal ini perlu terus diwaspadai

Di Kota Palembang bisnis prostitusi berlangsung cukup ‘transparan’. Bisa diamati dan dirasakan, tapi cukup sulit untuk dibuktikan karena berjalan sembunyi sembunyi.

Sebagai contoh, usaha panti pijat yang berlokasi di jalur lintas Sumater antara Palembang-Banyuasin, ternyata beroprerasi sejumlah wanita lokal berusia muda yang menawarkan diri.

Kerap kali warga yang melintasi sambil tak sengaja melihat ke lokasi di jalan ini, dipanggil dan diajak untuk masuk ke dalam untuk pijat bukan hanya pijat namun mereka juga menawarkan untuk kegiatan plus-plus.

Seperti yang dialami Udin, sebut saja demikian. Tanpa sengaja suatu hari dia berada di kawasan itu agak tengah malam. ”Waktu itu saya berhenti di pinggir jalan tersebut, saya dipanggil dari salah satu panti pijat oleh seorang wanita. Saya pun menghampiri, salah seorang wanita tersebut mengajak untuk masuk dan pijat. Namun datang wanita lain menawarkan pijat plus-plus itu, saya langsung menolak dan pergi,” kata Udin.

Lihat Juga :  Meneladani Perilaku dan Cara Hidup Para Ulama

Prostitusi terselubung, itulah kira-kira bisnis yang sepertinya tetap ada di kota ini. Padahal kegiatan ini termasuk penyakit masyarakat, dilarang oleh agama manapun termasuk Islam. Menjual keintiman adalah perbuatan dosa dan dalam mencari rezeki masih banyak jalan yang halal yang di ridhoi Allah Swt.

Dimintai komentarnya Ustad Muslimin angkat bicara. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai guru ngaji keliling ini mengatakan Allah sudah jelas-jelas menegaskan, makan dan minumlah dari jalan yang halal dengan tidak jalan yang batil kalau selagi orang itu mencari dari jalan yang halal dan bukan jalan yang batil maka itu dibenarkan dalam syariat.

Lihat Juga :  Gelar Rakerda, MUI Sumsel : Ulama Harus Bisa Menjadi Shodikul Hikmah Bersama Umat

Lalu bila berdalih bahwa mencari makan dengan jalan seperti itu, itu juga tidak bisa menjadi pemakluman. “Masih banyak jalan yang halal,” kata lulusan Ponpes Darul Hadist Malang Jatim ini.

Prostitusi yang berkedok panti pijat adalah mudlorat dan berujung pada kemaksiatan. “Dalam pandangan islam mudlorat dan berujung pada kemaksiatan, kalau pijat yang sebenarnya dalam artian yang khusus untuk kesehatan atau penyakit dibuat dengan sesuai aturan perda-perda pemerintah. Jalanilah itu,” tambahnya.

Pemuka agama ini berharap selaku ummat islam seharusnya dari pihak yang berwenang mulai dari aparat, pemerintah rt/rw itu menolak hal tersebut di sekitarnya dan akan merusak citra daerah tersebut dan termasuk remaja-remaja.  “Pihak terkait harus secara berkala memantau kegiatan-kegiatan yang nyerempet-nyerempet seperti ini. Di depan seperti bagus, tapi ternyata berkedok prostitusi. Pengawasan harus jalan,” tukasnya.(*)

kiriman tulisan: Rizki Rahmatullah AZ

Back to top button