Uncategorized

Sedihnya Hati Opick Lihat Nasib Anak-anak di Palestina, Sampai-sampai Ingin Lakukan ini 

JAKARTA, AsSAJIDIN.Com – Penyanyi Opick menemui para pengungsi Palestina pada Desember 2017 lalu. Opick yang datang bersama musisi Melly Goeslaw dan 13 orang lainnya tiba di rumah-rumah tak layak huni yang ditempati pengungsi Palestina di daerah Gaziantep, selatan Turki.

Rombongan membawa bantuan untuk para pengungsi dari masyarakat Indonesia melalui Sahabat Palestina Memanggil (SPM). Ada selimut, kasur dan penghangat ruangan di antara barang-barang yang mereka bawa.

Benda-benda yang mungkin tampak sederhana bagi sebagian orang itu ternyata mampu menyunggingkan senyum di wajah para pengungsi.

“Setelah mereka diberi karpet untuk alas tidur. Kalau tidak ada alas tidur bagaimana? Dingin banget. Lantai kan dingin. Dua hari saja (tanpa alas) bisa mati. Kasur yang spon, mereka senang banget,” ujar Opick dalam konferensi pers di Jakarta.

Lihat Juga :  Waspada Hujan Lebat di Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru 2018

“Dikasih selimut. Apalagi kami membeli semacam alat, nanti dimasukan arang jadi ruangan langsung hangat semua. Mereka senang banget. Karena kalau enggak pakai itu dingin banget,” sambung dia.

Di balik senyum itu masih ada ganjalan. Opick berkisah, selain harus berhadapan dengan dinginnya udara, para pengungsi yang rata-rata kehilangan sanak keluarganya itu menghadapi berbagai ketidakpastian. Salah satunya soal makanan.

“Mereka enggak ada persiapan makan siang, makan malam 420.000 pengungsi. Untuk makan saja susah, belum yang lain-lain. Lalu kesehatan. Di setiap tenda pasti ada keluarga yang mati. Entah bapaknya. Yang kuat-kuat yang menanggung mereka semua ini,” papar Opick dikutip dari okezone.com.

Lihat Juga :  Inilah Doa Afiyah, Biasa Dibaca Rasulullah Saat Pagi dan Petang

Belum lagi masalah penculikan anak-anak yang marak terjadi. Opick mengaku sempat berpikir ingin membawa sejumlah anak dari sana ke Tanah Air untuk dirawat dan disekolahkan. Namun dia paham ini tak mudah.

“Melly sempat bicara mungkin enggak membawa anak dibawa pulang ke Indonesia. Tidak semudah itu. Di sekitar sana itu kan banyak penculikan anak, enggak tahu dijadikan apa. Makanya sulit sekali membawa anak-anak keluar dari sana,” kata dia.

Namun, menurutnya hal ini bisa saja terjadi jika pemerintah Indonesia turun tangan. “Pemerintah mungkin bisa. Mungkin 30 orang bisa disekolahkan di sini. Anak-anak itu perlu orang tua,” tutur dia.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button