قال ابن عباس: نزلت في العاص بن وائل السّهمي وقال السّدّي: نزلت في الوليد بن المغيرة. وقيل: في أبي جهل، كان وصيا ليتيم، فجاءه عريانا يسأله من مال نفسه، فدفعه. وقال ابن جريج: نزلت في أبي سفيان، وكان ينحر في كل أسبوع جزورا، فطلب منه يتيم شيئا، فقرعه بعصاه فأنزل اللَّه هذه السورة
Artinya: ” Ibnu Abbas berkata: “Ayat ini turun berkenaan dengan Al-Ash bin Wa’il As-Sahmi. As-Sadi berkata: “Ayat ini turun mengenai Walid bin Mughirah.”
ASSAJIDIN.COM — Mengutip NU.or.id, ada yang mengatak ayat ini turun mengenai Abu Jahal. Abu Jahal pernah diamanahi anak yatim, kemudian anak tersebut mendatangi Abu Jahal dalam keadaan tidak berpakaian dan meminta hartanya sendiri dari Abu Jahal. Lantas Abu Jahal menolaknya.
Ibnu Juraij berkata: “Ayat ini turun mengenai Abu Sufyan. Setiap minggu ia selalu menyembelih unta atau domba. Kemudian, ada anak yatim meminta sebagian hasil sembelihan tersebut. Lantas dia menghardik anak yatim itu dengan tongkatnya. Kemudian Allah menurunkan ayat ini.” (Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 419-420).
Syekh Nawawi Banten (wafat 1316 H) menyebutkan riwayat tentang asbabu nuzul surat ini berkenaan dengan Abu Jahal sebagaimana di atas, namun beliau menyebutkan kisahnya lebih panjang sebagai berikut:
Abu Jahal diamanahi anak yatim. Anak yatim tersebut mendatangi Abu Jahal dalam keadaan telanjang untuk meminta hartanya sendiri, tapi Abu Jahal menolaknya dan tidak memperdulikannya. Anak itu pun merasa putus asa.
Pembesar Quraisy yang mengetahui hal itu berkata: “Laporkan kepada Muhammad, ia akan menolongmu.”
Ucapan pembesar Quraisy ini tujuan sebenarnya adalah mengolok-olok, namun anak yatim itu tidak mengetahui.
Lalu benar saja ia mendatangi Nabi SAW dan meminta kepadanya untuk memintakan hartanya pada Abu Jahal.
Nabi yang tidak pernah menolak permintaan orang yang membutuhkan itu pun langsung bergegas mendatangi Abu Jahal beserta anak yatim tersebut.
Sesampainya pada Abu Jahal, Abu Jahal sangat menghormati Nabi SAW dan langsung memberikan harta anak yatim tersebut.
Orang-orang kafir Quraisy mengolok-olok sikap Abu Jahal: ” Hai, Abu Jahal kamu telah mengikuti agamanya Muhammad.”
“Tidak, aku tetep pada agama nenek moyangku”, jawab Abu Jahal.
Kemudian Abu Jahal memberikan alasan kenapa ia menuruti Muhammad untuk menyerahkan harta anak yatim yang ada padanya.
“Aku melihat di sisi kanan Muhammad terdapat tombak yang mengarah kepadaku, aku takut bila tidak menurutinya, tombak itu akan menusukku. (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsîrul Munîr li Ma’âlimit Tanzîl, [Surabaya, al-Hidayah], juz II, halaman 667).
