Adab Berbicara dalam Islam
ASSAJIDIN.COM — Mengutip Detik.com, ada 7 adab dari Rasulullah saat berbicara.
Apa saja, berikut penjelasannya:
1. Tidak Berkata Buruk atau Kotor
Adab Rasulullah SAW ketika berbicara yang pertama adalah tidak berkata buruk, jorok, maupun kotor.
Rasulullah SAW melarang umatnya untuk berkata kotor dan buruk seperti mengutuk, menghina, mengejek, atau perkataan kotor dan batil lainnya.
Dari Ibnu Mas’ud bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانٍ وَلَا بِاللَّعَّانٍ وَلَا الْفَاحِشِ الْبَدِيءِ
Artinya: “Bukanlah seorang mukmin yang sempurna, yang suka mencaci, mengutuk, berbuat, dan berkata kotor.” (HR Ahmad, Bukhari, dan Tirmidzi)
2. Tidak Ada Dusta dalam Candaan
Adab Rasulullah SAW ketika berbicara yang kedua adalah tidak berbohong meskipun itu hanya bercanda dengan tujuan membuat orang lain tertawa.
Mu’awiyah bin Haidah RA berkata, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Celakalah bagi seseorang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat sekelompok orang tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR Abu Dawud, Ahmad, At-Tirmidzi, Ad-Darimi, dan Al-Baghawi).
3. Mendahulukan yang Lebih Tua
Rasulullah SAW sangat menghormati orang yang lebih tua darinya. Beliau sering mendahulukan kepentingan-kepentingan mereka di antara yang lebih muda. Tentunya, beliau juga mendahulukan mereka dalam hal percakapan.
4. Tidak Menyela Pembicaraan
Adab Rasulullah SAW ketika berbicara yang keempat adalah tidak menyela pembicaraan yang dilakukan oleh orang lain.
Ketika itu, Rasulullah SAW sedang berceramah terhadap suatu kaum. Lalu tiba-tiba ada seseorang masuk dan menanyakan tentang hari kiamat. Bukannya menghentikan ceramah dan menjawab pertanyaan seseorang tadi, beliau memilih untuk terus meneruskan pidatonya.
Hal ini yang mendasari etika ketika berbicara itu tidak boleh menyela. Maka sebaiknya, ketika ingin bertanya, lebih baik menunggu pembicaraan itu selesai terlebih dahulu.
5. Tidak Tergesa-gesa
Diriwayatkan oleh Ahmad, “Rasulullah SAW tidak berbicara cepat seperti kalian berbicara, beliau berbicara dengan pembicaraan yang ada garis pemisah dan pembeda antaranya, orang yang mendengarnya akan dapat menghafalnya.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Dawud)
6. Menghindari Debat
Orang yang berdebat tidak disukai dalam agama Islam karena debat dapat memicu pertengkaran dan pertikaian yang lebih besar.
Dari Abu Umamah RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Aku akan menjamin sebuah istana di sekitar surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia benar.
Dan aku menjamin sebuah istana di tengah-tengah surga bagi orang yang tidak berdusta meskipun bercanda. Dan aku menjamin istana di atas surga bagi orang yang berakhlak mulia.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
7. Menghindari Ghibah
Adab Rasulullah SAW ketika berbicara yang selanjutnya adalah selalu menghindari ghibah atau membicarakan kejelekan orang lain.
Alasannya adalah ghibah merupakan salah satu akar kebencian dan permusuhan yang ada pada manusia.
Larangan ini langsung Allah SWT katakan dalam firman-Nya surah Al-Hujurat ayat 12 yang artinya :
“… Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”