KALAMKISAHSYARIAH

Di Ta’if, Batu yang Hendak Ditimpakan ke Rasulullah SAW Saat Berdakwah Masih Ada Hingga Kini

ASSAJIDIN.COM — Mengutip Idntimes.com, Ta’if adalah sebuah kota dan gubernuran yang terletak di Provinsi Mekkah, Arab Saudi.

 

Kota ini berada di ketinggian 1.879 meter (6.165 kaki) di lereng Pegunungan Hijaz. Terkenal dengan iklimnya yang sejuk, Ta’if menjadi destinasi musim panas yang populer dan dianggap sebagai ibu kota musim panas tidak resmi di Arab Saudi.

Ta’if juga dikenal dengan hasil pertaniannya. Kota ini juga aktif dalam pembuatan attar atau minyak mawar, yang secara lokal dikenal sebagai Kota Mawar (Madīnat al-Wurūd).

 

Berdakwah

Melansir Indonesiatimes.com, Nabi Muhammad SAW pernah melakukan perjalanan dakwah Islam ke Kota Ta’if, Arab Saudi.

Di Ta’if mayoritas warganya kala itu beragama Nasrani. Namun, kedatangan Rasulullah ke kota tersebut justru disambut dengan tragedi yang menyedihkan.

Saat datang ke Ta’if, Rasulullah disambut dengan lembaran batu oleh para warga. Hal ini berawal dari gangguan kaum Quraisy yang semakin meningkat terhadap Rasulullah SAW.

Kaum Quraisy tak peduli dengan kesedihan yang tengah menghinggapi Rasulullah sepeninggal Abu Thalib dan Khadijah. Hingga akhirnya Nabi Muhammad SAW memutuskan keluar dari Makkah untuk menuju Ta’if.

Beliau lantas berharap agar penduduk Ta’if bisa menerimanya. Ternyata penduduk Ta’if menolak dan justru mencemoohnya.

Lihat Juga :  Bolehkah Kita Berpuasa Pada Hari Isra Mi'raj?

Bahkan mereka memperlakukan Rasulullah secara buruk. Rasulullah dilempari batu hingga terluka parah.

Bahkan, warga Ta’if berniat membunuh Rasulullah dengan menimpakan batu besar dari atas bukit.

 

 

Masih Ada

Dilansir melalui tayangan YouTube Alman Mulyana, batu besar untuk menyerang Rasulullah itu hingga kini masih ada. Lantas seperti apa kondisinya?

Alman bersama rekannya mencoba mendaki sebuah bukit tempat batu besar itu berada.

Setelah melakukan perjalanan yang penuh perjuangan menuju bukit, Alman dan rekannya akhirnya sampai di lokasi batu tersebut. Batu itu terlihat masih kokoh dan tersanggah bebatuan yang lebih kecil.

Di situlah Rasulullah mendapat mukjizat dari Allah SWT. Allah SWT mengutus para malaikat untuk menyanggah batu besar yang hendak ditimpakan orang-orang Ta’if terhadap Rasulullah.

Hingga saat ini, batu sanggahan malaikat untuk melindungi Rasulullah pun masih ada di bukit atas Masjid Kuk. Di bawah bukit tempat batu besar itu, membentang jalan raya.

Kala itu, saat menuju Ta’if, Rasulullah ditemani Zaid bin Haritsah tanpa menunggangi unta. Berhari-hari berjalan kaki, akhirnya keduanya sampailah di Ta’if.

Lihat Juga :  Turki dan Pakistan Kompak Lestarikan Warisan Islam

Hingga akhirnya, saat hendak menyampaikan ajaran Islam, Rasulullah justru diusir hingga dilempari batu.

Rasulullah SAW dan Zaid lantas menyelamatkan diri dari lemparan batu tersebut. Namun keadaan kian memprihatinkan saat kaki Rasulullah terluka hingga berlumuran darah.

Hingga akhirnya, saat beristirahat, Rasulullah diperhatikan oleh dua putra Rabi’ah yakni ‘Utbah dan Syainah.

Meski tak mengenali Rasulullah, keduanya lantas memanggil Addas, seorang hamba beragama Nasrani yang mengabdi kepada mereka, untuk menolong Rasulullah.

Addas lantas membawa Rasulullah ke Masjid Addas dan diberinya anggur. Saat hendak memakan anggur itu, Rasul mengucapkan kalimat bismillah lalu memakannya.

Addas pun kaget karena tidak pernah mendengar ucapan itu sebelumnya. Karena penasaran, dia bertanya kepada Rasulullah tentang Yunus bin Matta.

Lalu Rasulullah menjawab: “Dia adalah saudaraku, seorang nabi. Demikian pula dengan diriku.”

Saat itulah Addas sadar jika pria yang ada di hadapannya adalah utusan Tuhan. Hingga akhirnya tanpa pikir panjang, Addas memutuskan untuk mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan memeluk agama Islam.

Peristiwa tersebut terjadi pada tahun ke-10 kenabian, saat Muhammad mendapat penolakan dakwah di Makkah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button