Tiga Jenis Manusia Menuntut ilmu
Oleh : Albar Santosa Subari
Ketahuilah, bahwa dalam menuntut ilmu manusia itu terdiri dari tiga jenis.
1, Orang yang mencari ilmu untuk dijadikan bekal menuju akhirat. Ia menuntut ilmu semata mata hanya demi mendapatkan keridhoan Allah dan kepentingan akhirat. Ia jelas termasuk orang orang yang beruntung.
2, Orang yang mencari ilmu untuk dijadikan sarana bagi kepentingan kehidupan dunia yang bersifat sementara, yakni untuk meraih kejayaan, kedudukan dan harta benda. Ia adalah seorang yang berilmu yang di dalam hati merasa hebat, pada hal tujuannya sesat. Orang seperti ini amat menghawatirkan di akhir hidupnya. Jika ia keburu meninggal dunia sebelum sempat bertobat, maka dikhawatirkan ia meninggal dunia dalam keadaan su’ul khatimah ( akhir yang buruk,) dan hal itu jelas sangat berbahaya.
3, Orang yang dirinya dikuasai oleh setan. Ia menjadikan ilmu sebagai sarana untuk memperbanyak harta, meraih kedudukan yang bisa ia bangga banggakan, dan menghimpun banyak pengikut yang bisa ia manfaatkan. Ia menggunakan ilmu nya di setiap kesempatan demi meraih kepentingan duniawi.
Meskipun demikian, ia begitu yakin mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah, karena ia merasa dirinya seorang yang alim ( ulama). Padahal itu hanya dari segi penampilan atau ucapan, sedang lahir dan batin nya sangat rakus terhadap urusan dunia. Jelas dia termasuk orang orang yang binasa dan juga termasuk orang orang dungu yang tertipu. Sebab, tidak ada harapan ia mau tobat, karena ia mengira dirinya termasuk orang orang yang telah berbuat kebaikan. Ia lupa firman Allah yang artinya
Wahai orang orang yang beriman, kenapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan? ( ash- Shaff: 2)..
Dan dia termasuk orang orang yang disinggung dalam sabdanya Rasulullah Saw yang artinya
Aku sangat menghawatirkan kalian terhadap jajjal
yang bukan Dajjal. Salah seorang sahabat bertanya, Siapa ia, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Ulama yang buruk”.
Hal itu dikarenakan tujuan Dajjal memang sudah jelas, yaitu ingin menyesal manusia. Sementara ulama buruk, kecuali lisan dan kata kata nya mengajak manusia berpaling dari dunia, namun ia juga mengajak mereka kepada dunia melalui perbuatan dan tingkah lakunya ( suri teladannya).
Betapa pun, bahasa sikap itu lebih fasih daripada bahasa lisan. Sebab, salah satu karakter manusia itu lebih cenderung menyaksikan tindakan nyata dari pada memperhatikan atau mengikuti kata kata. Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan orang tertipu dengan amal amalannya ini lebih banyak dari kebaikan yang ia lakukan hanya dengan kata katanya. Sebab, orang bodoh itu berani rakus terhadap dunia gara gara orang pintar. Jadi, ilmu orang pintar lah yang menyebabkan hamba hamba Allah yang awam berani’ berbuat durhaka kepada Nya. Jiwanya yang sebenarnya bodoh, terus menipu angan angan serta harapan nya. Ia menganggap, bahwa dirinya lebih baik dari pada kebanyakan hamba Allah SWT..
Okeh karena itu, wahai penuntut ilmu, jadilah masuk dalam golongan yang pertama. Jangan sampai termasuk golongan kedua dan ketiga.
Jika kita bertanya, : apa yang menjadi kan proses awal datangnya petunjuk, supaya kita bisa mengetahuinya?. Maka ketahuilah, sesungguhnya proses awal secara lahir dan batin ialah ketakwaan. Akibat yang menjanjikan kebaikan harus dengan jalan takwa dan petunjuk itu hanya milik orang orang yang bertakwa. Arti takwa ialah mengikuti perintah perintah Allah SWT dan menjauhi larangan- larangan Nya. Dan hal itu terbagi menjadi dua bagian.( Lahiriah dan batiniah).