INTERNASIONAL

Menyinggahi Kuwait City, Salah Satu Kota Terpanas di Dunia

ASSAJIDIN.COM — Kuwait City telah dinobatkan sebagai salah satu kota terpanas di dunia dengan suhu musim panas mencapai 52°C. Bahkan, stasiun cuaca Mitribah pernah mencatat rekor suhu 54°C pada tahun 2016.

Foto : Republika Online

 

Suhu di Kuwait, memang secara teratur berada pada angka 50 derajat celcius ke atas. Aktivitas pengeboran minyak serta penjualan minyak yang menyebabkan perubahan iklim dikhawatirkan akan membuat suhu di kota ini naik dari tahun ke tahun.

Daerah-daerah lain di Teluk juga mengalami hal yang sama, dengan sudut sinar matahari yang tepat yang menyinari dianggap sebagai penyebabnya.

Kendati demikian, penduduk kota ini dikenal kaya raya berkat minyak yang melimpah. Pada tahun 2021, termometer di Kuwait City menembus angka 50°C selama 19 hari.

Negara ini memanas lebih cepat daripada rata-rata global dan para ilmuwan memperkirakan suhu di sana akan naik 5,5°C pada akhir abad ini.

Dilansir dari Express, Rabu (20/3/2024), kondisi ekstrem ini berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Curah hujan tahunan di Kuwait terus menurun dan frekuensi serta intensitas badai pasir pun meningkat.

Laporan menyebutkan burung-burung mati jatuh dari langit dan kuda laut mendidih di teluk. Hal ini bukan hanya ancaman bagi alam, tapi juga manusia.

Suhu 50°C tidak hanya tidak sehat, tetapi juga berbahaya bagi manusia. Paparan panas yang berkepanjangan dapat menyebabkan kelelahan akibat panas, masalah kardiovaskular, dan bahkan kematian.

The Kuwait Towers. (Foto : The Hearty Life)

 

Tidak Layak Huni

Kondisi ekstrem ini membuat Kota Kuwait semakin tidak layak huni. Penduduk setempat memahami situasi ini.

Kepada AFP, pedagang kurma Abdullah Ashkanani mengatakan konsumsi energi yang berlebihan telah membawa panas ini ke Kuwait.

Tahun ini, untuk pertama kalinya, pemerintah Kuwait mengeluarkan peraturan yang mengizinkan pemakaman dilakukan pada malam hari.

Pernah menjadi pusat perdagangan dan perikanan yang berkembang pesat, dijuluki Marseilles of the Gulf, penemuan minyak pada tahun 1930-an mengubah wajah Kota Kuwait.

Orang kaya yang memiliki cadangan minyak dan mereka yang mampu membelinya jarang keluar rumah.

Mereka lebih memilih kenyamanan AC di rumah, kantor, atau pusat perbelanjaan lokal. Bahkan ada seluruh jalan perbelanjaan dalam ruangan, dihiasi pohon palem dan butik bergaya Eropa.

Namun, jalanan di Kuwait City tidak sepenuhnya sepi. Para pekerja migran, sebagian besar berasal dari negara-negara Arab, Asia Selatan dan Tenggara, membentuk sekitar 70 persen dari populasi negara itu.

Berkat sistem kafala yang kontroversial, mereka berbondong-bondong ke Kuwait untuk mencari nafkah di bidang konstruksi atau layanan domestik.

Foto : DetikNews

 

Paparan Panas

Penelitian yang diterbitkan oleh Institute of Physics tahun lalu menemukan bahwa pekerja migran sangat rentan terhadap efek kesehatan yang merugikan akibat paparan panas.

Penelitian tersebut mengklaim, pada akhir abad ini, perubahan iklim dapat meningkatkan jumlah kematian terkait panas sebesar 5,1 persen menjadi 11,7 persen di seluruh populasi, tetapi bisa mencapai 15 persen untuk non-warga Kuwait.

Peringatan lingkungan tentang bahaya emisi karbon sering kali diabaikan. Dengan jejak karbon sebesar 25 ton CO2 per kapita per tahun, Kuwait memiliki jejak karbon terbesar ketiga di dunia, setelah Bahrain dan Qatar.

Meskipun negara tetangga seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah berjanji mencapai net-zero emisi dalam beberapa dekade mendatang, janji Kuwait pada COP26 hanyalah pengurangan emisi sebesar 7,4 persen pada tahun 2035, angka yang sangat sedikit.

Menurut Kementerian Listrik dan Air Kuwait, permintaan energi akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030, dengan perkiraan peningkatan penggunaan pendingin ruangan sebagai penyebab utamanya.

Selain itu, hingga 95 persen biaya listrik warga Kuwait disubsidi oleh pemerintah, sehingga mereka tidak memiliki banyak insentif untuk berhemat energi.

Masa depan Kota Kuwait tampak suram. Jika tidak ada tindakan serius untuk mengatasi perubahan iklim dan mengurangi emisi karbon, kota ini berisiko menjadi tak tertinggali, tidak hanya bagi penduduk lokal, tetapi juga bagi para pekerja migran yang menjadi tulang punggung perekonomiannya.

Foto : Sindonews.com

 

Kaya Raya

Tak bisa dipungkiri Kuwait adalah negara nan kaya raya dengan gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi.

– Mata Uang Tertinggi di Dunia

Kuwait adalah salah satu negara terkaya di dunia. Bahkan mata uang Kuwait, yaitu Dinar Kuwait, merupakan mata uang dengan nilai kurs tertinggi di dunia.

Jangankan dengan mata uang kita, bila diadu dengan US Dollar atau bahkan Euro sekalipun, Kuwait Dinar tetap unggul.

Lihat Juga :  Mengenal Sejarah Nama Negeri Palestina

Dengan 1,5 dinar kita bisa beli paket makanan fastfood yang berisi burger ukuran besar yang lengkap dengan minum dan kentang goreng.

– Minoritas di Rumah Sendiri

Pada tahun 2023 Kuwait mempunyai populasi penduduk sebesar 4,82 juta jiwa dimana 1,53 juta di antaranya adalah warga Kuwait, sisanya atau 3,29 juta jiwa adalah warga negara asing yang berasal dari 100 negara.

Warga negara Mesir, India, Pakistan, Bangladesh, Lebanon dan Suriah bertebaran di sini. Muka yang setipe sama kita pun banyak.

Tak heran bila kita masuk suatu resto fastfood jaringan internasional, hotel berbintang, sampai ke toko-toko makanan, baju, mainan dan apapun itu di mall maupun di pasar tradisional, bisa dengan mudah kita temukan muka-muka Asia Tenggara sedang bertugas melayani pembeli.

Tapi jangan keburu menyapa mereka dengan bahasa Indonesia. Mereka Philipina. Di Kuwait, jumlah warga negara Indonesia kalah jauh dengan pendatang dari Philipina.

Hasilnya, kita yang sering disapa dalam bahasa tagalog.Kabayan? Kabayan?Begitu tanya mereka. Jangan anggap mereka mengira kita si kabayan masuk Kuwait, tapi kabayan adalah bahasa Tagalog yang artinya adalah semacam kamu orang Philipina juga kan.

– Suka Mie Instan Asal Indonesia

Jangan kaget bila sedang asyik jalan-jalan di Kuwait, bertemu dengan bus

kota yang badan bisnya ada gambar mie instant asal Indonesia yang terkenal itu.

Makanan instan yang menjadi selera kita semua itu ternyata cukup laris pula di sini. Dari mulai yang kemasan biasa hingga yang model cup bisa dengan mudah kita dapatkan di aneka jenis pasar.

Dari yang kelas kakap seperti Carefour, supermarket kelas menengah yang tersebar di setiap region, hingga di warung-warung kecil pun semua menjual mie itu.

Pilihan rasanya juga lumayan lengkap, rasa ayam, ayam bawang, soto, kari ayam, mie goreng, goreng pedas juga mie goreng sambal hijau. Harga terjangkau.

Mie tersebut bukan didatangkan dari pabrik Indonesia, tapi dari pabrik mereka yang ada di Arab Saudi.

– Panas Menyengat Dingin Menusuk

Jika lagi musim panas, matahari sepertinya sangat dekat dengan ubun-ubun kita. Suhu bisa mencapai 50 derajat.

Tapi kalau lagi musim dingin, suhunya tidak mau kalah dengan freezer kulkas, suhu bisa jatuh ke titik 0 derajat.

Dulu saya pernah berpikir lebih enak musim dingin daripada musim panas. Tapi ternyata itu pikiran yang salah.

Kenapa demikian?

Soalnya, kalau musim panas, terasa terik hanya jika kita sedang keluar gedung. Begitu masuk rumah atau gedung, masalah hilang seiring dengan hembusan dingin AC.

Sebaliknya menjalani musim dingin tak sesimple itu. Kalau di luar gedung, suhunya dingin amit-amit, hembusan angin seperti menusuk-nusuk setiap anggota tubuh.

Tapi begitu kita masuk ruangan, walau itu ruangan dengan penghangat sekalipun, rasanya tetap ada dingin yang menempel di tulang.

Tetap dingin yang menusuk. Tak heran bila orang-orang mengenakan baju bisa 3 sampai 4 lapis. Bahkan di saat tidur sekalipun.

– Yang Murah di Kuwait

Ada beberapa hal yang harganya murah di Kuwait. Yang pertama biaya rumah sakit. Setiap ke klinik atau rumah sakit pemerintah, cukup siapin 1 Dinar aja.

Dengan uang Itu kita akan mendapatkan pemeriksaan dokter plus aneka obat-obatan. Ajaibnya, kalo mau melahirkan cukup sediakan uang 2 Dinar.

Itu sudah termasuk semua biaya dari biaya persalinan, obat-obatan dan kamar. Tak heran keluarga disini anaknya banyak.

Murah yang kedua adalah mobil. Soalnya disini tidak kenal yang namanya pajak, jadi harga mobilnya tidak semahal di negeri kita Indonesia.

Foto : Wikipedia

 

Sejarah Awal

Saat masa periode Ubaid (6500 SM), Kuwait adalah pusat situs interaksi antara penduduk Mesopotamia dan Neolitik Arabia Timur, utamanya berpusat di As-Subiya di sebelah utara Kuwait.

Masa terawal yang diketahui bahwa Kuwait telah ditinggali sejak 8000 SM. Dengan pembuktian berupa alat-alat Mesolitik ditemukan di wilayah Burgan.

As-Subiya di Kuwait Utara adalah tempat pertama bagi para penduduk Teluk Persia yang melakukan urbanisasi ke Kuwait. Kampung Mesopotamia pertama di sebuah pulau Kuwait bernama Failaka tahun 2000 SM.

Pedagang dari kota Sumeria dan Ur tinggal di Failaka dan mengembangkan usaha mereka. Pulau ini memiliki banyak bangunan bergaya Mesopotamia yang biasa ditemukan di Irak pada tahun 2000 SM.

Penduduk Neolitik di Kuwait adalah penduduk pedagang maritim paling awal di dunia. Salah satu dari kapal alang-alang tertua berada di Kuwait utara yaitu kapal pada masa periode Ubaid.

Lihat Juga :  Penandatanganan MoU PCNU Malaysia dan Universitas Islam Malang, Penting Bagi Masa Depan Pendidikan Anak-anak PMI

Nama wilayah Kuwait diketahui paling awal pada tahun 150 M pada sebuah risalat Geografi Geografi yang ditulis oleh cendekiawan Yunani yang bernama Ptolemy. Ptolemy menyebut kawasan pantai Kuwait sebagai Hieros Kolpos (Sacer Sinus dalam versi latin).

Pada tahun 4000 SM hingga 2000 SM, pesisir Kuwait merupakan rumah bagi sipilisasi Dilmun. Penguasaan Dilmun terhadap Kuwait termasuk sebuah kota Kuwait Shuwaikh Port (dahulunya Pulau Akkaz), Pulau Umm an Namil dan Pulau Failaka.

Pada puncak tahun 2000 SM, Kekaisaran Dilmun mengawasi jalur perdagangan Mesopotamia ke India dan sipilisasi Lembah Indus.

Pada abad ke-3 Yunani Kuno menjajah wilayah pesisir Kuwait di bawah pimpinan Alexander Agung, Yunani Kuno memberikan nama untuk kawasan tanah utama Kuwait Larissa dan Pulau Failaka dinamakan Ikaros.

Menurut Strabo dan Arrian, Alexander Agung memberi nama Failaka Ikaros karena mirip dengan Pulau Aegean karena kesamaan bentuk dan besarnya.

Pada 224 M, Kuwait menjadi bagian dari Kakaisaran Sassanid. Saat menjadi bagian dalam wilayah kekaisaran Sassanid, Kuwait dikenal bernama Meshan, dengan nama alternatif kerajaan Characene.

Akkaz menjadi situs Partho-Sassanian; Agama Sassanid. Menara sunyi dibangun di sebelah utara Akkaz.

 

Penyair Al-Farazdaq. (Foto : Alif.ID)

 

Pertempuran rantai

Kuwait pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman. Pada tahun 636 M, pertempuran rantai antara kekaisaran Sassanid melawan Kekhalifahan Rasyidin bertempur di Kuwait dekat kota Kazma.

Saat itu Kuwait berada di bawah kekuasaan kekaisaran Sassanid. Perang ini merupakan perang pertama yang dilakukan oleh Pasukan Rasyidin yaitu sekelompok pasukan atau tentara Muslim.

Karena kemenangan Kekhalifahan Rasyidin pada tahun 636 M, wilayah pesisir Kuwait dikenal sebagai “Kadhima” atau “Kāzimah” pada masa awal Islam.

Arab Pertengahan memiliki banyak sumber rujukan yang merujuk kepada pesisir Kuwait. Fungsi kota pada saat itu adalah untuk pelabuhan perdagangan dan tempat peristirahatan para jamaah haji dari Irak ke Hejaz.

Kota ini diawasi dan dijaga oleh kerajaan Al-Hirah di Irak. Pada masa awal sejarah Islam, pesisir Kuwait dikenal sebagai wilayah yang subur.

Kota ini adalah pemberhentian karavan dari Persia dan Mesopotamia yang akan menuju Semenanjung Arab.

Penyair Al-Farazdaq dilahirkan di kota ini. Al-Farazdaq adalah seorang penyair puisi Arab klasik terbesar.

Foto : Detiknews

 

Keruntuhan Pasar Saham 

Satu masa yang penting dalam perkembangan politik, sosial, dan ekonomi Kuwait adalah keruntuhan pasar saham Souk Al-Manakh pada tahun 1982.

Keruntuhan yang utama ini memiliki akibat-akibat yang meluas dan kekal dalam ingatan masyarakat dunia selama berpuluh-puluh tahun kemudian.

Setelah bersekutu dengan Irak dalam Perang Iran-Irak sehingga akhirnya pada tahun 1988 (Kuwait membayar Irak untuk melindunginya dari apa yang dianggap sebagai ancaman yang ditimbulkan oleh Iran), Kuwait diserang dan diduduki oleh Irak (di bawah Saddam Hussein) pada 2 Agustus 1990.

Alasan utama Hussein termasuk tuduhan bahwa wilayah Kuwait sebenarnya merupakan sebuah provinsi Irak, dan pernyataan itu merupakan tindakan balas dendam terhadap “perang ekonomi” Kuwait.

Hussein menggulingkan pemerintahan monarki selepas penaikan tahtanya dan melantik seorang gubernur Kuwait yang baru.

Diberikan kekuasaan oleh Dewan Keamanan PBB, sebuah angkatan tentara campuran yang terdiri dari 34 buah negara, diketuai oleh Amerika Serikat, bertempur dalam Perang Teluk untuk membebaskan Kuwait.

Setelah enam minggu pertempuran yang ganas pada awal 1991, angkatan tentara Irak terpaksa mundur dari Kuwait pada 26 Februari 1991.

Selama pengunduran, Angkatan Darat Irak menggunakan cara pembakaran tanah melalui membakar kilang-kilang minyak Kuwait.

Kebakaran itu melebihi sembilan bulan untuk mematikannya, dengan biaya perbaikan infrastruktur minyak melebihi ASD$5 miliar.

Sebagian bangunan dan fasilitas infrakstruktur (termasuk Bandar Udara Internasional Kuwait) juga mengalami kerusakan yang parah selama pertempuran.

Kuwait saat ini memiliki Emir baru, perdana menteri baru, dan pemerintahan yang baru. Hal ini karena meninggalnya Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Jaber Al Sabah pada akhir 2023.

Emir Kuwait saat ini adalah Sheikh Meshal Al Ahmad Al Jaber Al Sabah yang merupakan adik dari Sheikh Nawaf.

Kuwait berada di peringkat ke-10 sebagai negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia. Pada tahun 2023 Kuwait mampu memproduksi minyak bumi sebesar 2.720.500 barel per hari.

Selain itu, sebuah Perusahaan Minyak asal Kuwait yang bernama Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company K.S.C (KUFPEC) menemukan lokasi cadangan minyak di Natuna pada 2022 silam. (Dari berbagai sumber)

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button