CATATAN REDAKSI

Tradisi Bulan Suci di Turki (2) : Zimem Defteri, Melunasi Hutang Orang tak Mampu 

ASSAJIDIN.COM — Ada satu lagi tradisi warga Turki yang patut diacungi jempol dsn diteladani.

Foto : Ilkha

Tradisi itu bernama Zimem Defteri. Salah satu tradisi penting sekaligus unik di Turki yang dilakukan selama bulan suci Ramadhan.

Zimem Defteri memiliki arti secara harfiah yang berarti “daftar utang”.

Dalam tradisi ini, orang-orang yang lebih mampu berusaha untuk membayar hutang orang-orang kurang mampu sebelum akhir Ramadhan.

Para pembayar utang akan mencoba untuk mencapai kesepakatan dengan kreditor yang umumnya merupakan pemilik toko dan berupaya untuk melunasi utang mereka secara bertahap sebelum bulan Ramadhan berakhir.

Foto : Turk Idare Net

Debt Ledger

Zimem Defteri disimpan oleh pedagang pada masa Turki Utsmani seperti penjual daging, penjual sayur, dan penjahit, digunakan menjadi sebuah bentuk debt ledger yang mencantumkan nama jumlah utang seseorang.

Lihat Juga :    “Women are pearls”,  Islam Membantah Dunia Barat

Selama bulan Ramadhan, para bangsawan dan orang kaya pada masa Turki Utsmani akan mengubah pakaian mereka untuk menyamar dan datang ke toko-toko, pasar, atau tempat lainnya.

Lalu, mereka bertanya kepada para pedagang “Apakah Anda memiliki buku catatan Zimem?”

Ketika pedagang mengeluarkan buku catatan Zimem, maka mereka melihat berapa jumlah yang harus dibayar lalu menyerahkan sekantung uang untuk melunasi utang-utang tersebut, disertai pesan, “Katakan padaku kalau masih ada lagi yang lainnya.”

Para bangsawan dan orang kaya Utsmaniyah akan membuka buku catatan Zimem secara acak, baik dari awal, tengah, hingga akhir buku, tanpa mengetahui siapa debiturnya.

Sehingga, baik pihak yang membayar utang maupun pihak yang berutang tidak saling mengetahui siapa telah melunasi utangnya.

Lihat Juga :  “Good Bye Covid-19” - Selamat Datang Harapan Baru

Dengan demikian, pihak yang berutang tidak akan berterima kasih kepada siapa pun, dan para bangsawan serta orang kaya tersebut akan memberikan hartanya tanpa ada unsur riya’ dan pamrih.

Foto : Iktibas Dergisi

Senang Berbagi

Walupun kini Turki sudah menganut budaya modern, namun sistem saling berbagi di Turki masih sangat kental hingga saat ini.

Masyarakat Turki sangat senang berbagi, saling memberi bingkisan terhadap sesama.

Melihat dari budaya saat Ramadhan yang ada di Turki, ternyata tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia.

Di Kotamobagu sendiri banyak juga orang yang mampu kerap membagikan sembako bahkan amplop berisi uang kepada sejumlah masyarakat yang membutuhkan. (Dari berbagai sumber)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button