Tiga Golongan Manusia dalam Menyikapi Bulan Ramadan

ASSAJIDIN.COM — Ada tiga golongan manusia dalam menyikapi bulan ramadan sebagaimana dijelaskan
Ustadz Muhammad Saiyid Mahadhir dalam
bukunya “Bekal Ramadhan dan Idul Fithri:
Menyambut Ramadhan”.
1. Kelompok Zhalim
Mereka ini adalah orang-orang yang
kurang sekali perhatiannya terhadap bulan
ramadan. Bagi mereka kedatangan ramadan dianggap biasa-biasa saja dan dianggap
sebagai beban. Kelompok ini menyamakan
bulan ramadan dengan bulan-bulan yang
lainnya.
Mereka berpuasa, tapi hanya sebagian
saja, lalu sebagian lainnya mereka tinggalkan bukan karena alasan yang diperbolehkan. Sehingga kewajiban berpuasa tidak
dijalankan dengan sempurna. Bisa jadi
mereka berpuasa penuh selama satu bulan,
namun hari-hari mereka meninggalkan salat
fardhu, banyak tidur. Inilah kezhaliman mereka untuk diri masing-masing.
Di akhirat kelak nasibnya akan menyedihkan, walaupun kita tetap berharap ampunan dan kasih sayang Allah. Orang-orang
seperti ini harus diingatkan dan diajak
dengan baik agar menyadari pentingnya
beramal saleh di bulan ramadan.
2. Muqtashid (Pertengahan).
Mereka adalah orang-orang yang
bergembira menyambut hadirnya bulan
ramadan. Rasa gembira itu semakin menjadi-jadi karena setelah itu bakal ada libur
panjang. Ada kesadaran beragama bahwa di
ramadan waktunya untuk menghapus dosa
dan mengambil banyak pahala untuk bekal
di akhirat kelak. Namun, padatnya aktivitas
dan kurang mantapnya iman, membuat
mereka lalai mengerjakan ibadah-ibadah
sunnah.
Kelompok pertengahan ini terkadang
meninggalkan ibadah salat tarawih dan
witir ataupun salat rawatib qabliyah dan
badiyah. Dalam satu hari itu ada rasa malas
untuk membaca Alquran, sehingga target
bacaan Alquran tidak tercapai. Mereka juga
full berpuasa, namun ada diantara mereka
yang kesehariannya terlalu banyak tidur.
Amalan-amalan sunnah ramadan tidak begitu diperhatikan.
3. Sabiqun Bil Khairat (Berpestasi).
Kelompok ketiga ini disebut dengan istilah orang-orang berprestasi karena memang
mereka adalah orang-orang yang berusaha
meninggalkan perkara haram dan makruh.
Mereka juga meninggalkan sebagian perkara
mubah demi kesempurnaan ibadah puasa
yang mereka jalankan.
Mereka ini sebenarnya bukan hanya
berprestasi di bulan ramadan, namun di luar
ramadhan mereka adalah orang-orang berprestasi. Kerinduan mereka kepada ramadhan
membuat mereka selalu berdoa sepanjang
bulan kepada Allah.
Golongan manusia ini disifati oleh Allah
dalam satu ayat: “Di dunia mereka sedikit
sekali tidur di waktu malam dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum
Fajar.” (QS. Adz-Dzariyat: 17-18). Kualitas
ibadah mereka jangan ditanya.
Salat malam tidak pernah ketinggalan.
Ibadah sosial mereka juga sangat kuat. Mereka
sangat dermawan di bulan ramadan. Seluruh
anggota badan mereka berpuasa, mata berpuasa dari melihat hal-hal yang dilarang oleh
Allah. Begitu juga dengan telinga, lidah, bibir,
tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh lainnya tidak bermaksiat kepada Allah.
Tiga kategori orang ini adalah bentuk
analogi dan tafsir dari ayat Alquran Qs AlFathir 32 yang mengisahkan tentang kelompok manusia dan nikmat yang datang kepada
mereka.
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka
ada yang zholim terhadap diri mereka sendiri
dan di antara mereka ada yang muqtashid
(sedang) dan di antara mereka ada (pula)
yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan
izin Allah. yang demikian itu adalah karunia
yang Amat besar” (QS. Fathir: 32).
Sedangkan hadist Nabi Muhammad Saw
menegaskan, “Rasulullah saw bersabda yang
artinya: Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari
Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu (HR Bukhari dan Muslim).
Karunia itu adalah berupa datangnya
bulan suci ramadan. Bulan yang penuh dengan ampunan dan penuh berkah. Ketiga hal
ini tentunya bisa dilatih agar ramadan tidak
berlalu begitu saja. Jadi, Anda masuk kelompok yang mana? Wallahu a’lam. (berbagai
sumber)