Masjid Kami Masjid Al-Aqsha (4) : Batu Shakhrah, Tempat Ditiupnya Sangkakala Akhir Zaman

ASSAJIDIN.COM — Ada Kubah Batu Shakhrah di Masjid Al-Aqsha.
Batu dari surga yang memiliki beberapa keistimewaan.
Bila dilihat dari situs Wikipedia, Kubah Shakhrah (Arab: مسجد قبة الصخرة (baca: Qubbah As-Sakhrah), Ibrani: כיפת הסלע (baca.: Kipat Hasela), Turki: Kubbetüs Sahra, Inggris: Dome of the Rock.
Makna harfiah adalah Kubah Batu. Sebuah bangunan persegi delapan berkubah emas yang terletak di tengah kompleks Masjid Al Aqsha.
Kompleks ini berada dalam tembok Kota Lama Jerusalem (Jerusalem Timur). Tempat ini disucikan dalam agama Islam dan Yahudi.
Kubah Shakhrah ini selesai didirikan pada tahun 691 Masehi. Ini menjadikannya sebagai bangunan Islam tertua yang masih ada di dunia.
Di dalam kubah ini terdapat batu Ash-Shakhrah yang menjadi tempat suci bagi umat Yahudi dan umat Islam.
Bangunan ini memang terkadang oleh para pelancong kerap disalahartikan dengan Masjid Al Aqsha.
Bersama Masjid Al Qibli, Kubah Shakhrah merupakan bangunan utama dalam Masjid Al Aqsha dan kerap menjadi lambang yang mewakili keseluruhan kompleks tersebut.
Pijakan Nabi
Batu ini menjadi pijakan Nabi Muhammad SAW ketika hendak bermi’raj ke langit ke tujuh dalam peristiwa Isra dan Mi’raj.
Letaknya berada di ketinggian 1,5 meter dari tanah dan memilki bentuk yang tidak beraturan.
Mengutip tulisan yang dilansir aqsainstitute.com dengan judul “Berbagai Keutamaan Ash-Sakhrah, Jantung Masjid Al-Aqsha” disebut sebagai jantung Al-Aqsha, Shakhrah memiliki berbagai kedudukan istimewa yang diterangkan dalam berbagai dalil, di antaranya:
Pertama, menjadi tempat ditiupnya sangkakala
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.”(Qaaf : 41)
Para mufassir menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan ‘Penyeru’ adalah Malaikat Israfil, sedangkan makna ‘tempat yang dekat’ adalah Shakhrah di Baitul Maqdis.
Secara nyata ayat ini telah menunjukkan bagaimana posisi Shakhrah nanti di akhir zaman.
Dia menjadi tempat Malaikat Israfil menyeru manusia menuju padang Mahsyar, yaitu negeri akhir zaman, Palestina.
Kedua, merupakan bagian dari surga
Anas bin Malik bekata, “Sesungguhnya surga merindukan Baitul Maqdis, Shakhrah Baitul Maqdis berasal dari surga, dan ia adalah pusat bumi”
Pernyataan Anas bin Malik ini menunjukkan bahwasanya ada dua batu surga yang diturunkan ke bumi ini, yaitu Hajar Aswad di Makkah, dan Shakhrah di Al-Aqsha.
Ketiga, bagian paling suci di Al-Aqsha
Tsaur bin Zaid, seorang Tabiin berkata, “Bagian tersuci bumi adalah Syam, bagian tersuci Syam adalah Palestina, bagian tersuci Palestina adalah Baitul Maqdis, bagian tersuci Baitul Maqdis adalah bukit (tempat Al-Aqsha berada), bagian tersuci bukit adalah Masjid, dan bagian tersuci dari Masjid Al-Aqsha adalah Shakhrah”
Keempat, Nazar Nabi Ya’kub
Suatu malam nabi Ya’kub pernah melakukan sebuah perjalanan.
Beliau kelelahan lalu tertidur pada sebuah batu, kemudian bermimpi melihat tangga yang memanjang dari langit ke bumi.
Ketika itu pula Malaikat turun dengannya.
Beliau terbangun lalu bernazar jika beliau pulang ke keluarganya dalam keadaan selamat, maka ia akan membuat sebuah masjid di atas tempat beliau bermimpi itu.
Ibu Katsir berkomentar bahwa Baitul Maqdis lah masjid yang dimaksud.
Kelima, kiblat shalat para Nabi pada masa sebelum hijrah Rasulullah SAW.
DR. Fathi Zaghrut dalam bukunya ‘An-Nawazil fi Tarikhil Islam’ mengatakan, “Kubbah Ash-Shakrah ini menjadi kiblat para Nabi hingga pada masa Rasulullah sebelum hijrah.”
Begitulah riwayat dan literatur yang menjelaskan kedudukan Shakhrah dalam sejarah Islam. Ia menjadi simbol kiblat yang begitu bersejarah, lama dan bernilai tinggi.
Keenam, berada di masjid yang dikelilingi kaligrafi Yasin (Qalbul Quran)
Batu Ash-Shakhrah berada di dalam Masjid Kubbah Ash-Sakhrah yang berbentuk segi enam dan dikelilingi dengan kaligrafi Yasin.
Surat Yasin merupakan Qalbul Qur’an (jantungnya Al-Quran).(Dari berbagai sumber)