DUNIA ISLAM

Ali Al-Thabari, Cendekiawan Muslim Pelopor Pediatri dan Tumbuh Kembang Anak

ASSAJIDIN.COM — Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali bin Sahl Rabban al-Thabari. Ia hidup pada abad ke sembilan yakni 810-861 M.

Awalnya dia adalah penganut non Muslim dari Tabaristan. Semenjak masa pemerintahan Al-Mutawakkil (847-861 M), ia memeluk agama Islam dan menjadi dokter pribadi khallifah.

Pada tahun 850 M, ia menulis buku berjudul Firdaus al-Hikmah (Surga Hikmah) yang menjadi salah satu mahakarya ilmiah mengenai obat-obatan tertua dalam bahasa Arab.

Ia juga menulis ensiklopedia mengenai pediatri dan tumbuh kembang anak.

Buku lainnya di bidang ilmu kesehatan adalah; Kitab Manafi’il Adwiyati wal Atimati wal ‘Aqaqir (Buku Kegunaan Makanan, Minuman dan Obat-obatan); Kitab Hifzi al-Sihhah (Buku Pemeliharaan Kesehatan); Kitabu al-Ruqa (Buku Penyembuhan Spiritual); Kitab fil Hijamah (Risalah tentang Bekam); Kitabun fi Tartib al ‘Aghdhiyah (Buku tentang Diet).

Ali ibn Rabban al-Tabari tidak hanya menguasai pelbagai bidang keilmuan. Ia juga fasih berbahasa Suriah dan Yunani. Melukis kaligrafi pun termasuk dalam daftar kemahirannya. Ali Al-Tabari mengembuskan napas terakhir di Samarra (kini kota di Iraq).

Lihat Juga :  Keutamaan Alquran Surat Annisa, Asal-usul dan Kandungannya

Tidak ada keterangan pasti tentang tahun kematiannya. Namun bisa dipastikan, ia meninggal pada dua atau tiga dekade terakhir abad ke-9 di masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah.

 

Firdaus al-Hikmah 

Selama menjadi dokter istana di zaman Al Mutawakkil, At Tabari menulis Firdaus al Hikmah. Buku tersebut berisi tentang sistem pengobatan yang dibuat dalam tujuh bagian.

Buku yang ditulis dalam bahasa Arab ini disebut juga Al-Kunnash. Buku ini dikategorikan sebagai ensiklopedia kedokteran dan dibuat dalam tujuh volume dan 30 bagian dengan total 360 bab.

Dalam kitabnya itu, al-Tabari membagi ilmu pengobatan dalam beberapa bagian, antara lain: ilmu kesehatan anak dan pertumbuhan anak serta psikologi dan psikoterapi.

Di bagian pengobatan dan psikoterapi, al-Tabari menekankan kekuatan antara psikologi dan pengobatan, dan kebutuhan psikoterapi dan konseling pada pelayanan pengobatan pasien.

Ia juga menerjemahkan buku ini ke dalam bahasa Syria untuk memperluas informasi ini sekaligus penggunaannya.

Informasi dalam buku Firdaus al-Hikmah ini tidak pernah masuk ke lingkaran pengetahuan dunia barat karena tidak pernah diterjemahkan dan diedit, baru pada abad ke 20 dikenal di dunia barat, ketika Mohammed Zubair Siddiqui berusaha mengedit sekaligus membaginya dalam lima bagian kecil.

Lihat Juga :  Indahnya Kota Makkah di Malam Hari dari Puncak Jabal Nur

Adikarya sang ilmuwan Ali Al-Thabari ini bisa ditemukan di perpustakaan Universitas Oxford, Inggris.

 

Pencetus terapi penyakit jiwa

Menurut Amber Haque, al-Tabari dalam risalahnya menulis, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan dan psikoterapi.

Ia melakukan pendekatan terhadap pasien dengan bantuan konseling, atau mencoba pasiennya mengungkapkan isi hati serta perasaan yang menganggu.

Ia juga mengajarkan agar para dokter memberikan perhatian, tidak hanya dalam bentuk pengobatan, namun juga dalam bentuk berdialog.

Inilah upaya yang diyakini Tabari akan membantu suksesnya sebuah pengobatan. Sebab, pasien jiwa kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau keyakinan yang sesat.

Untuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat dilakukan melalui “konseling bijak”. Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter yang cerdas dan punya humor yang tinggi.

Caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya. Pemikirannya di abad ke-9 M ternyata masih relevan hingga sekarang.(Dari berbagai sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button