MUSLIMAH

Sumayyah Binti Khayyat, Orang Sekaligus Perempuan Pertama yang Syahid

AsSAJIDIN.COM — Sumayyah binti Khayyat disebut sejarah sebagai orang pertama dan perempuan pertama yang mati syahid. Siapakah dia?

 

Sumayyah binti Khayyat,  ia masuk Islam setelah istri Nabi Muhammad bernama Khadijah binti Khuwailid.

 

Diketahui bahwa Sumayyah merupakan budak yang setia dari Abu Hudzaifah, kemudian beliau menikah dengan Yasir yang merupakan seorang pendatang.

Keduanya pun menetap di Mekah, sementara latar belakang mereka dari seorang yang biasa dan posisinya sangat lemah.

 

Tidak ada satu kabilah pun yang dapat melindungi, karena hidup sebatang kara di Mekah. Lantas, Yasir pun meminta perlindungan dan bernaung pada Bani Makhzum.

Hidup dibawah kekuasaannya Abu Hudzaifah, setelah itu ia pun menikahi Sumayyah, dan hidup tentram bersamanya.

Hingga kemudian, mereka dikaruniai anak dan diberi nama Ammar. Saat Ammar tumbuh dewasa, ia tertarik dengan agama yang diajarkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ammar mendatangi Rasulullah untuk belajar tentang Islam, setelah merasa yakin dan tenang, ia masuk Islam.

Selanjutnya, memberitahukan berita baik itu kepada orang tuanya yakni Sumayyah dan Yasir, hingga keduanya pun tergerak untuk memeluk Islam.

Lihat Juga :  Dianggap Penyusup, 499 Pelajar Demo Omnibus Law Diamankan

 

Lalu, keluarga kecil mereka pun hidup dengan bahagia dan tenang dalam tuntunan Islam.

Hanya saja, ketika itu Rasulullah SAW menjalankan dakwah dengan sembunyi-sembunyi. Dikarenakan adanya ancaman kaum Quraisy yang cukup besar.

Bahkan hingga melakukan pencarian bagi penganut Islam agar dapat disiksa, diancam, sampai dibunuh.

 

Petaka datang kepada mereka, sebab kabar mengenai keislaman keluarga itu terdengar Bani Makhzum dan kemudian dilaporkan ke Abu Jahal, seorang pembesar kaum Quraisy.

Keluarga mereka pun dihukum dengan siksaan yang amat pedih, bahkan dipaksan untuk keluar dari Islam.

 

Berbagai siksaan datang kepada mereka, hingga dibawalah ke gurun pasir di kala matahari begitulah teriknya dan cukup menyengat serta ditaburkan di atas tubuh itu pasir.

Bahkan, disediakan batu besar untuk diletakkan di atas dada Sumayyah, beliau mengabaikan hal itu dan tetap pada pendiriannya dalam memeluk Islam, sekalipun harus menerima siksaan.

 

Tidak ada satupun rintihan atau keluhan dari mereka, termasuk Sumayyah, selain terdengar ucapan ‘Ahad… Ahad…’.

Diulang-ulang ucapan itu saat mereka disiksa dengan sangat keji.

Lihat Juga :  Kilang Pertamina Plaju Berdayakan Kaum Perempuan Lewat Pembekalan Skill Ecoprint

Hingga suatu hari Rasulullah SAW menyaksikan keluarga Sumayyah sedang disiksa dengan sangat kejam. Rasulullah SAW berdoa:

“Bersabarlah wahai kelurga Yasir karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga.” Diriwayatkan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak bab Mengenal Sahabat (III/383).

 

Lantas Sumayyah pun mendengar seruan Nabi Muhammad SAW, bertambah tegarlah beliau dan optimis dalam keimanannya.

“Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah dan aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar.”

Hal tersebut diucapkan secara berulang dan dengan lantang diungkapkan.

Inilah Sumayyah yang telah mencicipi manisnya sebuah keimanan, beliau meninggal ketika tengah memperjuangkan akidah.

Hatinya telah terisi penuh dengan keagungan Allah, hingga ia anggap segala siksaan yang datang padanya bukan apa-apa.

Singkat cerita, saat orang-orang kafir sudah putus asa dalam menggoyahkan keimanan Sumayyah dari agama Islam.

Lantas, musuh Allah yakni Abu Jahal pun melampiaskan dengan menusukkan sangkur digenggamannya pada Sumayyah.

Hingga nyawanya tak lagi tertolong, sebagai orang suci lagi beriman. Kemudian dialah wanita pertama yang mati syahid dalam Islam.

Beliau tetap teguh pendirian, hingga keberanian dan keimanannya dapat dijadikan teladan bersama. (*/sumber:disway)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button