Hikmah dari Mengucap Shodaqallahul Adzim Setelah Membaca Alquran
AsSAJIDIN.COM –– Membaca shadaqallah dianjurkan menurut banyak ulama. Fatwa dari Darul Ifta Mesir: Dzikir shadaqallah al adzim bukan termasuk bid’ah yang jelek yang harus ditinggalkan, namun boleh diamalkan, bahkan dianjurkan.
Alasannya karena Allah sendiri berfirman di dalam Al Quran agar orang beriman berdzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya, dan shadaqallah termasuk ucapan dzikir.
Menurut Syaikh Muhamad Makki dalam kitab Nihayatul Qaulil Mufid fi Ilmit Tajwid: Disunnahkan bagi Qari setelah membaca Al Quran dengan membenarkan Tuhannya, dengan lafadz Shadaqallahul ‘adziim wa balagha rasuuluhul kariim wa nahnu ‘alaa dzaalika minasy syaahidin.
Menurut Imam Al-Qurthubi di dalam kitab Al-Jami’ li Ahkamil Quran: Termasuk dari menghormati Al-Quran ialah, jika seseorang selesai membacanya, agar dia membenarkan Tuhannya dan bersaksi bahwa Al Quran telah disampaikan kepada Rasulullah shallalahualaihi wasallam, serta bersaksi bahwa Al-Quran itu adalah benar dengan mengucapkan; ”Shadaqta rabbana wa balaghat rusuluka wa nahnu ‘alaa dzaalika minasy syaahidin. Allohummaj’alnaa min syuhadaa-il haqqi alqaa-imiina bil qisthi (صدقت ربنا وبلغت رسلك ونحن على ذلك من الشاهدين اللهم اجعلنا من شهداء الحق القائمين بالقسط). Kemudian ia berdoa dengan doa-doa lainnya.
Doa setelah selesai membaca Al Quran misalkan doa allahummarhamna bil quran, atau doa lainnya.
Membaca kalimat ‘Shadaqallahul ‘Adzim’ setelah membaca Al-Quran hukumnya adalah sunnah. Mereka menganjurkan agar kita bersaksi atas kebenaran Al-Quran yang telah kita baca dengan mengucapkan kalimat ‘Shadaqallahul ‘Adzim.’
Ada empat redaksi bacaan ‘Shadaqallahul ‘Adzim’ setelah membaca Al-Quran.
Pertama, menurut Syaikh Muhammad Makki dalam kitab dalam kitab Nihayatul Qaulil Mufid fi Ilmit Tajwid, redaksi bacaan ‘Shadaqallahul Adzim’ adalah sebagai berikut;
صدق الله العظيم وبلغ رسوله الكريم ونحن على ذلك من الشاهدين
Shadaqallahul ‘adziim wa balagha rasuuluhul kariim wa nahnu ‘alaa dzaalika minasy syaahidin.
Maha benar Allah Yang Maha Agung dan Rasulnya yang mulia telah menyampaikan dan kami atas hal itu termasuk orang-orang yang bersaksi.
Kedua, menurut Imam Al-Qurthubi dalam kitab Al-Jami’ li Ahkamil Quran, redaksi bacaan ‘Shadaqallahul Adzim’ adalah sebagai berikut;
صدقت ربنا وبلغت رسلك ونحن على ذلك من الشاهدين اللهم اجعلنا من شهداء الحق القائمين بالقسط
Shadaqta robbana wa balaghat rusuluka wa nahnu ‘alaa dzaalika minasy syaahidin. Allohummaj’alnaa min syuhadaa-il qaa-imiina bil qisthi.
Maha benar Engkau wahai Tuhan kami dan para utusan-Mu telah menyampaikan dan kami atas hal itu termasuk orang-orang yang bersaksi. Ya Allah, jadikan kami bagian dari saksi-saksi yang benar yang menegakkan keadilan.
Ketiga, menurut Ibnul Jazari dalam kitab Al-Nasyr fi Qiroatil ‘Usyr, redaksi bacaan ‘Shadaqallahul Adzim’ adalah sebagai berikut;
صدق الله العظيم وبلغ رسوله الكريم وهذا تنزيل من رب العالمين ربنا آمنا بما أنزلت واتبعنا الرسول فاكتبنا مع الشاهدين
Shadaqallahul ‘adziim wa balagha rosuuluhul karim wa haadzaa tanziilum mirrobbil ‘aalamiin. Robbanaa aamanaa bimaa anzalta wattaba’nar rosuula faktubnaa ma’asy syaahidiin.
Maha benar Allah Yang Maha Agung dan Rasulnya yang mulia telah menyampaikan. Kitab ini diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Wahai Tuhan kami, kami beriman dengan apa yang Engkau turunkan dan kami mengikuti rasul (Nabi Muhammad), maka catatlah kami termasuk bagian dari orang-orang yang bersaksi.
Keempat, menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin, redaksi bacaan ‘Shadaqallahul Adzim’ adalah sebagai berikut;
صدق الله تعالى وبلغ رسول الله صلى الله عليه وسلم اللهم انفعنا به وبارك لنا فيه الحمد لله رب العالمين وأستغفر الله الحي القيوم
Shadaqallaahul ‘adziim wa balagha rosuulullah shollallaahu ‘alaihi wa sallam. Allohummanfa’naa bihii wa baarik lanaa fiihi. Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin wa astagfirullaahal hayyul qoyyuum.
Maha benar Allah Yang Maha Agung dan Rasulullah Saw telah menyampaikan. Ya Allah, berilah manfaat kepada kami dengan Al-Quran dan berikan keberkahan pada kami dengannya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan saya memohon ampun kepada Allah Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri. (*/sumber: bincangsyariah.com)