Pemuda dalam Alquran
AsSAJIDIN.COM — Pemuda memiliki kedudukan penting di dalam Islam. Saking pentingnya peran pemuda, Alquran pun menceritakan sosok pemuda Ashabul Kahfi, sekelompok anak muda yang memiliki integritas moral yang kuat (QS al-Kahfi [18]: 13).
Secara khusus dalam Alquran disebutkan karakteristik pemuda ideal, yaitu pemuda yang selalu menyeru kepada al-haq (kebenaran) (QS al-A’raf [7]: 181); mereka mencintai Allah dan Allah pun mencintai mereka (QS al-Maidah [5]: 54); mereka saling melindungi dan saling mengingatkan satu sama lain serta taat menjalankan ajaran agama (QS at-Taubah [9]: 71).
Kemudian, mereka adalah pemuda yang memenuhi janjinya kepada Allah SWT (QS ar-Ra’d [13]: 20); dan mereka tidak ragu-ragu dalam berkorban dengan jiwa dan harta untuk kepentingan Islam (QS al-Hujurat [49]: 15).
Selain itu, ada banyak hadis yang berbicara tentang pemuda, baik berupa pujian maupun bimbingan kepada pemuda agar tidak tertipu dengan masa muda. Di antaranya adalah pemuda yang (tumbuh) selalu beribadah kepada Allah dan hatinya senantiasa terpaut dengan masjid (HR Bukhari dan Muslim). Dan, Allah sangat kagum terhadap pemuda yang tidak memiliki sikap shabwah, yaitu kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran (HR Ahmad).
Secara khusus, Rasulullah mengatakan, ada 70 pemuda dari kalangan anshar yang digelari al-Qurra (para pembaca Alquran). Mereka tinggal di masjid Nabawi.
Ketika petang menjelang, mereka keluar ke pinggiran Kota Madinah, lalu belajar bersama dan mendirikan shalat. Keluarga mereka menyangka mereka sedang berada di masjid, sementara orang-orang di masjid menyangka mereka pulang menemui keluarga mereka.
Ketika mendekati waktu subuh, mereka mencari air, kemudian mencari kayu bakar yang mereka bawa dan sandarkan di dinding kamar Rasulullah SAW (HR Ahmad). Dengan hasil penjualan kayu tersebut, mereka membelikan makanan untuk para penghuni shuffah.
Penghuni shuffah adalah orang-orang fakir yang berhijrah ke Madinah, sedangkan mereka tidak memiliki keluarga ataupun kerabat di Madinah, hingga mereka tinggal di shuffah dekat Masjid Nabawi.
Saking besarnya perhatian Rasulullah SAW terhadap pemuda, beliau bersabda, “Wahai para pemuda, siapa yang sudah mampu untuk menikah, hendaknya dia menikah. Menikah lebih menjaga pandangan dan membentengi kemaluan. Siapa yang belum mampu menikah hendaknya berpuasa, sesungguhnya puasa itu adalah tameng bagi pelakunya” (HR Bukhari dan Muslim). (*/sumber: republika)