4 Alasan Melakukan Sholat Jamak Taqdim atau Takhir, Berikut Tata Caranya
AsSAJIDIN.COM — Tata cara sholat jamak penting diketahui kaum muslimin. Sholat jamak terbagi ke dalam dua macam, yaitu taqdim dan takhir.
Menurut buku Panduan Shalat Rasulullah susunan Abu Wafa, sholat jamak adalah sholat yang dilakukan dengan menggabungkan dua sholat ke dalam satu waktu. Sholat yang dapat dikerjakan secara jamak ialah Dzuhur-Ashar dan Maghrib-Isya.
Jamak takhir berarti mengumpulkan dua sholat dengan melaksanakannya pada waktu sholat yang kedua atau terakhir. Sebagai contoh, menjamak sholat Dzuhur dan Ashar lalu dikerjakan pada waktu Ashar. Yang perlu diperhatikan, saat menjamak sholat tetaplah Dzuhur lebih dulu baru disusul Ashar meski dikerjakan ketika Ashar.
Sebaliknya, jamak taqdim mengumpulkan dua sholat dan dikerjakan pada waktu yang pertama, seperti menjamak sholat Dzuhur dengan Ashar yang kemudian dikerjakan pada waktu Dzuhur.
1. Musafir
Mereka yang berada dalam perjalanan atau yang hendak bepergian dengan batas jarak tertentu dibolehkan untuk salat wajib dengan dijamak, baik di waktu salat pertama maupun waktu salat kedua.
Imam Syafi’i mengemukakan minimal jarak bagi musafir yang bisa menjamak salat, yakni paling tidak perjalanannya sekitar 89 km atau lebih.
2. Hujan deras dan ketakutan
Ukuran hujan deras di sini dijelaskan oleh madzhab Maliki ketika malam hari, sehingga waktu salat Maghrib dan Isya boleh dijamak. Adapun bila hujan lebat turun di siang hari, tidak menjadikan jamak pada salat Dzuhur dan Ashar.
Sementara tiga madzhab lainnya tidak memberi batasan kapan hujan itu turun. Melainkan bila hujan turun sangat deras, maka bisa menjadi alasan seseorang muslim untuk menjamak salatnya.
Ulama al-Bahuti dalam kitab Kasyaful Qana’ berpendapat bahwa ketetapan hujan ini juga berlaku bagi turunnya salju dan ketika udara sangat dingin melanda, lantaran keduanya dikatakan memiliki unsur kesamaan.
3. Kondisi sakit yang membuat seseorang kesulitan untuk mendirikan salat
Dalam kalam Allah SWT pada Surah Al-Baqarah ayat 286:
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ
Arab Latin: Lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya.”
4. Adanya keperluan mendesak
Ibnu Taimiyah memberikan contoh, ketika seseorang yang tengah bekerja kemudian di lokasinya susah untuk mendapatkan air dan jauhnya tempat salat, maka dibolehkan dalam kondisi tersebut untuk menjamak salat.
Dalil terkait sholat jamak merujuk pada hadits dari Anas RA,
“Rasulullah SAW jika bepergian sebelum matahari tergelincir menangguhkan sholat Dzuhur sampai tiba waktu sholat Ashar, kemudian beliau menjamak keduanya. Lalu, jika matahari telah tergelincir sebelum beliau berangkat, beliau menunaikan sholat Dzuhur (terlebih dahulu), kemudian beliau menaiki (hewan tunggangannya),” (HR Bukhari dan Muslim)
Lantas bagaimana tata cara pengerjaan sholat jamak? Apakah sama seperti sholat pada umumnya?
Tata Cara Sholat Jamak Taqdim dan Takhir
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam: Fikih untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII susunan Zainal Muttaqin MA, tata cara sholat jamak takhir dan taqdim sama seperti sholat pada umumnya. Namun, yang membedakan keduanya adalah niat yang dipanjatkan. Agar lebih jelas, berikut tata caranya.
1. Tata Cara Sholat Jamak Taqdim Dzuhur dan Ashar
Membaca niat menjamak sholat Dzuhur dengan lafaz berikut,
أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ مَجْمُوعًا إِلَيْهِ الْعَصْر أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ آدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Arab latin: Ushallii fardhadzh dzhuhri jam’a taqdiimin majmuu’an ilaihil ‘ashru arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Saya niat sholat fardhu Dzuhur dengan jamak taqdim dijamak bersama Ashar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala,”
Usai mengerjakan sholat Dzuhur, langsung dilanjut dengan Ashar sambil membaca niat berikut,
أُصَلِّي فَرْضَ العَصْرِ أربع رَكعَاتٍ مَجْمُوْعًا مع الظُّهْرِ اَدَاءً للهِ تَعَالى
Arab latin: Ushollii fardlol ‘ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’azh zhuhri adaa-an lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku sengaja sholat fardu Ashar 4 rakaat yang dijamak dengan Dzuhur, fardu karena Allah Ta’aala,”
2. Tata Cara Sholat Jamak Taqdim Maghrib dan Isya
Membaca niat menjamak sholat Maghrib terlebih dahulu,
اُصَلِى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأخِيْرًا مَعَ العِشَاءِ فَرْضًا للهِ تََعَالَى
Arab latin: Ushollii fardlozh maghribi tsalaatsa raka’aatin majmuu’an ma’al ‘isyaa’i Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku sengaja sholat fardu Maghrib 3 rakaat yang dijamak dengan Isya, dengan jamak takhir, fardu karena Allah Ta’aala,”
Setelah selesai sholat Maghrib, dilanjut dengan Isya seraya membaca niat,
اُصَلّى فَرْضَ العِسَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأخِيْرًا مَعَ المَغْرِبِ فَرْضًا للهِ تََعَالَى
Arab latin: Ushollii fardlozh ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al magribi Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku berniat sholat Isya empat rakaat yang dijamak dengan Maghrib, dengan jamak takhir, fardhu karena Allah Ta’aala,”
3. Tata Cara Sholat Jamak Takhir Dzuhur dan Ashar
Membaca niat sholat jamak Ashar terlebih dahulu,
أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ جَمْعَ تأخِيْرٍ مَجْمُوعًا إِلَيْهِ الظُّهْرِأَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ آدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Arab latin: Ushallii fardhal ‘ashri jam’a ta’khiirin majmuu’an ilaihidzh dzhuhri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Saya niat shalat fardhu Ashar dengan jamak takhir dijamak bersama Dzuhur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”
Jika sudah selesai, dilanjut dengan sholat Dzuhur sambil membaca niat berikut,
أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ جَمْعَ تأخِيْرٍ مَجْمُوعًا إِلَيْهِ الْعَصْر أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ آدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Arab latin: Ushallii fardhadzh dzhuhri jam’a ta’khiirin majmuu’an ilaihil ‘ashru arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Saya niat shalat fardhu Dzuhur dengan jamak takhir dijamak bersama Ashar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala,”
4. Tata Cara Sholat Jamak Takhir Maghrib dan Isya
Pertama-tama membaca niat sholat jamak takhir Isya,
أُصَلِّى فَرْضَ العِشَاءِ جَمْعَ تأخِيْرٍ مَجْمُوعًا إِلَيْهِ المَغْرِبِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ آدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Arab latin: Ushallii fardhal ‘isya’i jam’a ta’khiirin majmuu’an ilaihil maghribi arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Saya niat shalat fardhu Isya dengan jamak takhir dijamak bersama Maghrib empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala,”
Setelah selesai, lanjutkan dengan sholat Maghrib sambil berniat dengan bunyi berikut,
أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ جَمْعَ تأخِيْرٍ مَجْمُوعًا إِلَيْهِ العِشَاءِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ آدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Arab latin: Ushallii fardhal maghribi jam’a ta’khiirin majmuu’an ilaihil ‘isya’i tsalatsa raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Saya niat shalat fardhu Maghrib dengan jamak takhir dijamak bersama Isya tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala,”. (*/sumber: detik.com)