Profil Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Dr Harryo Sugihhartono, S.I.K., M.H
AsSAJIDIN.COM — Terlahir dari keluarga sederhana dari pasangan bapak Sugiyono, dan ibu Rumini membuat Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol. Dr. Harryo Sugihhartono, S.I.K., M.H memutar otak untuk bisa sukses tanpa menyusahkan kedua orang tuanya, karena ia memiliki prinsip dalam hidupnya jangan sampai membebani kedua orang tua setelah lulus sekolah SMA.
Ia menceritakan “Karena saya terlahir dari keluarga yang sederhana, bapak saya hanyalah seorang guru yang menghidupi keenam anaknya, 3 laki-laki dan 3 perempuan. Dan saya anak ke empat laki-laki pertama dalam keluarga. ” Jelas pria kelahiran Semarang 4 Juli 1973 silam.
“Saya berkeinginan tidak ingin menyusahkan dan menjadi beban buat ibu bapak saya, makanya saya berusaha semaksimal mungkin bagaimana caranya agar saya bisa menghasilkan uang untuk kehidupan saya pada saat itu. Dan Alhamdulillahnya dulu saya adalah atlit sepak bola dari sanalah saya sudah terbiasa mencari uang sendiri dari sebelum lulus SMA, meskipun tidak besar tapi saya memiliki passion disitu, saya memiliki penghasilan dari situ” Jelas pria yang memiliki hobi sepak bola dan menekuninya sejak SMP itu.
Dari sinilah Harryo sapaan akrabnya mulai becerita tentang lika liku kehidupannya pada media Assajidin Group.
Terbiasa memiliki penghasilan dari bermain sepak bola dulu membuatnya berkeinginan untuk menyatuhkan antara kemampuan yang dimilikinya dengan masa depan yang ingin ia raih. Apalagi Harryo adalah salah satu diantara 23 orang yang tergabung menjadi tim andalan Jawa Tengah kota Semarang pada saat itu.
Akan tapi seiringnya waktu ia tersadar kemampuan yang ia miliki ini ternyata tidak bisa mencukupi kehidupan dimasa yang akan datang karena ia berfikir pada saat itu sepak bola belum bisa memberikan gambaran kehidupan yang lebih baik tidak seperti sekarang.
“Jadi saya sempat bingung karena saya tidak ingin menyusahkan kedua orang tua saya setelah lulus sekolah, saya berfikir langkah apa yang harus saya ambil setelah lulus sekolah ini. Sehingga pada saat saya lulus SMA itu tahun 1992 saya mencoba sekolah gratis yang dibayari oleh negara yaitu saya mencoba medaftar AKABRI akan tetapi Keberuntungan belum berpihak pada saya, pada saat itu saya gagal di pase tingkat daerah (lokal)” Jelas pria asli Suku Jawa ini
“Kemudian saya sempat merasa putus asa, akhirnya saya mencoba mendaftar kuliah di Politehnik Undip. setelah itu akhirnya saya berniat bekerja dan merantau ke Jakarta karena saya ingin bekerja di Pertamina. Sambil kuliah sambil mencari pekerjaan akan tetapi orang tua saya yang laki-laki (bapak) mengingatkan saya untuk kembali mencoba peruntuhan di Akabri kembali, tepat satu tahun setelah saya pernah gagal dulu.” Ungkap pria dengan logat khasnya ini
“Posisi pada saat itu saya baru sampe Jakarta akhirnya saya disuru pulang lagi kesemarang, tanpa Istirahat saya langsung pulang naek Bus dalam perjalanan saya hanya bisa berdoa dengan harapan ada hikmanya dibalik ini semua karena ini langsung perintah bapak saya. Tanpa saya bantah akhirnya saya mencoba kembali mendaftar Akabri pada Tahun 1993, tanpa persiapan yang begitu matang karena waktu pendaftaran itu sudah lumayan mepet, tapi untungnya saya masih menyimpan berkas satu tahun sebelumnya pada saat saya gagal dulu. Dan dengan posisi pasrah berserah diri sama Allah, karena saya sudah tak begitu antusias lagi karena sudah pernah gagal tapi kenyataan berkata lain ternyata ketika saya sudah tidak terlalu berharap lagi ternyata saya lulus sampai tingkat pusat. ” Jelasnya
Singkat cerita sebenarnya Harryo tidak tertarik untuk masuk Akademi Kepolisian karena pada saat itu primadonanya adalah TNI maka ia memiliki pilihan yang pertama TNI AL, kedua TNI AD dan yang ketiga ia memilih untuk masuk TNI AU. Dan barulah pilihan terakhir adalah kepolisian. Akan tetapi jalan Allah luar biasa, yang ia pilih TNI akan tetapi justru pilihan yang tidak ia sukai malah Allah memberikan jalan yang begitu indah di kepolisian.
Ia mengatakan, “saya tidak menyukai kepolisian karena pada saat itu kepolisian memang tidak begitu disukai banyak orang, primadonanya ya menjadi TNI Tapi terkadang apa yang kita sukai belum tentu yang terbaik. Justru terkadang yang kita tidak sukai menghantarkan kita ketempat yang lebih baik. Jalan Allah itu luar biasa. Kita tidak pernah tau, ada rahasia dan alasan apa sebelum kita mencoba dan menjalaninnya.” Ungkap bapak dua orang anak itu
“Dan ternyata betul, ketika saya terpilih untuk masuk akademi kepolisian otomatis saya kembali ke Semarang tempat dimana saya dibesarkan, karena pendidikan kepolisian waktu itu di Semarang. Dan ternyata ada hikmahnya lagi pada saat saya baru masuk tingkat dua di kepolisian tapi ternyata bapak saya sakit keras dan saya datang pada saat itu tak lama kemudian bapak saya meninggal dunia, ternyata ada hikmahnya lagi, saya bisa datang menemui beliau untuk terakhir kalinya.” Jelasnya
“Dalam hidup saya orang yang paling berjasa ya tentu saja kedua orang tua saya terutama bapak saya, mungkin kalau bukan atas perintah beliau yang meyakinkan saya untuk mencoba kembali mendaftar Akabri. Saat ini bukan disini posisi saya. Akan tetapi Berkat beliaulah dan doa ibu saya sehingga jalan ini begitu mudah dilalui”
Akhirnya pada tahun 1996 ia dapat menyelesaikan pendidikan Akpolnya dengan mendapatkan peringkat 121 dari 300 siswa. Ia juga bercerita “dulu saya pernah bermimpi dalam tidur saya bahwa saya akan di tugaskan di SUMBAGSEL dan ternyata betul saya di tugaskan di Polda Bengkulu dari tahun 1998 sampai 2004 dan disanalah juga saya menemukan pendamping hidup yaitu Wenny Ferdasari dan menikah pada tahun 2000 sekarang telah memiliki dua orang anak yang telah tumbuh besar yaitu Syahda Vania Whardhani dan anak kedua Muhamad Rajendra Mahardhika ” Ungkapnya
Di Polda bengkulu itulah awal karir kepolisiannya dimulai, dari pernah menjabat sebagai Kasat Intel di Polres Bengkulu, Kasat Intelkam, Kaurlitpers Subbidpaminal Bidpropam Polda Bengkulu sampai Pama Polda Bengkulu pernah ia lakoni.
Setelah dari Polda Bengkulu ia kembali ditugaskan ke Polda Kepri sampai tahun 2011. Disinilah ia mendalami lagi menjadi seorang polisi yang sesungguhnya apa lagi ditempat ini juga yang menurutnya tempat penugasan yang paling berkesan, dan penuh tantangan karena ia bisa menjadi polisi satu-satunya hingga saat ini yang ditugaskan dinas di Polda terus kurang lebih selama 7 tahun, mulai dari PS kasi korwas Ppns Ditreskrim polda Kepri, Kasat III Ditreskrim, Kanit II Sat III Ditreskrim, Kanit III Sat I Ditreskrim, Koorspripim hingga Pamen di Polda Kepri sudah dijalaninya dengan baik.
ia mengatakan “Kasus-kasus yang sulit selalu bisa saya pecahkan dengan baik, bahkan hingga saat ini belum ada perwira lulusan Akpol yang dinas di polda terus dari lulus PTIK sampai SESPIMMEN ” Ungkapnya
Pada saat di kota Batam juga ia mendapat penghargaan karena menjadi Perbantuan staf khusus bidang hukum Dewan kawasan Batam karimun
Setelah itu perjalanan kepolisiannya terus berlanjut hingga ke Jawa Tengah dari 2012 sampai 2018 dari Kasubdit I Ditintelkam Polda Jateng, Kasat Reskrim Polrestabes Semarang Polda Jateng, Kapolres Kendal Polda Jateng, Kapolres Brebes, Wadirreskrimsus polda Jateng.
Menurut Harryo pengalaman di Jawa Tengah adalah pengalaman yang luar biasa, ia menjelaskan “dari 5 orang perwira yang ditetapkan saya yang paling cepat naik mendapatkan jabatan” Ungkapnya
Tidak hanya itu pada tahun 2018 ia juga menjadi guru atau Dosen Utama STIK Lemdiklat Polri serta pada tahun 2020 ia juga kembali menjabat sebagai Dirreskrimsus Polda Kep. Babel selama 22 bulan, hingga tak pernah menyangka akan di tugaskan di kota dengan ciri khasnya Pempek ini pada Maret 2023 ini.
Menurutnya kota Palembang adalah kota cukup menyenangkan dan menjadi pengalaman saya, ia mengatakan “saya pikir setelah dari kepulauan Babel saya langsung kembali ke jawa ternyata tidak. ” Ungkapnya
“Tapi dengan pengalaman yang pernah saya lewati insyaAllah saya bisa untuk memimpin Kapolrestabes Palembang ini”
Menurutnya setiap tempat yang pernah ia jalani memiliki cerita, Pengalaman, pembelajaran, tantangan dan kisahnya masing-masing yang harus selalu ia syukuri.
Apalagi ia selalu bersyukur memiliki keluarga yang selalu mendukungnya ia mengatakan”Kalau masalah keluarga tentunya selalu mendukung apa pun yang saya lakukan, tugas dimana saja pasti saya ajak hanya saja untuk kali ini kita harus terpisah jarak karena mengingat anak-anak juga sudah besar dan kuliah yang tidak bisa ditinggalkan dan yang pastinya meskipun terpisah jarak komunikasi selalu lancar dan istri saya selalu bisa hadir kemari kalau ada kegiatan yang mengharuskan datang. “Ungkapnya
Harryo juga memiliki kunci hidup yang sampai saat ini ia pegang yaitu ia tidak pernah bermimpi terlalu tinggi, tetapi meletakan harapan itu ada. Yang pastinya dengan keyakinan dan kerja keras, tidak perlu mengejar apa yang dimiliki orang lain tapi jalanilah apa yang bisa kamu lakukan saat ini.
Ia mengatakan”Contohnya saya tidak pernah bermimpi untuk menjadi ini ataupun itu tetapi saya meletakan keyakinan bahwa Suatu saat saya bisa menjadi seorang pemimpin. Tapi saya tidak bermimpi untuk menjadi pemimpin apa. ” Ungkap pria yang baru saja menyelesaikan pendidikan Doktornya itu
Dan ia juga berpesan. Jangan pernah membedakan orang perorang, berinterasilah dengan siapa saja, jangan membedakan golongan dan lain sebaginya.
Saat ini Harryo yang baru saja menyelesaikan Pendidikan Doktornya berharap dengan ilmu yang didapat bisa menjadikan ia orang yang bijak dalam mengambil keputusan terutama pada Impementasi kepada masyarakat, dan dapat menerapkan kepada dirinya sendiri, keluarga, serta kepada Anggota-anggotanya.
Dapat merubah wajah polisi karena sejatinya, menjadi anggota polisi itu harus disyukuri. Menjadi polisi adalah tugas yang mulia
Dikasih kesempatan diposisi ini tapi tidak bisa memanfaatkannya sangat disayangkan. Ia mengatakan “Besic saya memang di hukum, tetapi hukum menurut saya bukan berarti seadil-adilnya, tetapi hukum adalah yang terukur dan seimbang. “Tutup orang nomor satu di Kapolrestabes Palembang ini.
(Ardillah Aquariani. MP)