NASIONAL

Waspada, Udara di Palembang Tidak Sehat Dihirup Secara Langsung, Kabut Asap Akibat Karhutla

AsSAJIDIN.COM — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel mencatat kualitas udara di Palembang terus memburuk sejak beberapa hari ini.

Kualitas udara di Kota Palembang memburuk sejak musim kemarau ini lantaran asap dari pembakaran juga partikel debu bertebaran karena tidak adanya curah hujan.

Kepala Klimatologi Kelas I Sumsel, Wandayantolis mengatakan, berdasarkan catatannya, sejak empat hari terakhir nilai PM2.5 (partikel udara) berada di atas nilai ambang batasnya (55 ug/m3).

“Terpantau rata-rata harian berkisar 70-90 ug/m3. Artinya kondisi udara sudah tidak baik jika terhirup langsung,” katanya, Selasa (5/9/2023).

Bahkan lebih memburuk pada kondisi sesaat di jam-jam tertentu ada yang mencapai lebih dari 200ug/m3.

Lihat Juga :  Makna Selamat Dunia dan Akhirat, Doa yang Selalu Kita Panjatkan kepada Allah, Berikut Doa-doanya

Kondisi paling ektrem ini sesaat terjadi di dini hari, berkisar di pukul 2-4 pagi. Namun menjelang siang konsentrasi membaik.

“Hal ini karena pada malam hari angin tidak kencang, sehingga terjadi penumpukan debu ataupun residu pembakaran,” katanya.

Saat ini dari pantauan BMKG Sumsel banyak titik hotspot yang terpantau. Ada hujan tapi tidak merata. Pihaknya menghimbau agar waspada namun tidak perlu panik berlebihan.

“Menghindar kegiatan pembakaran sekecil apapun. Hemat penggunaan air. Jika beraktivitas di luar ruangan baik menggunakan masker,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang, Sinta Andayani mengatakan munculnya titik hotspot di Sumsel beberapa hari terakhir mengalami peningkatan terutama di Kabupeten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir. Sehingga asap tersebut terbawa angin masuk ke Kota Palembang.

Lihat Juga :  Doa Pulang Haji Berikut Zikir yang Dianjurkan Lengkap Arab dan Latin

“Residu dari pembakaran tersebut menyebabkan kualitas udara di Palembang cenderung tidak sehat,” katanya.

Dikatakan Sinta, ada salah satu cara praktis bagi masyarakat untuk mendeteksi udara tidak sehat. “Jika bernafas tercium ada bau asap pembakaran, maka itu termasuk kategori udara tidak sehat,” katanya.

Sinta pun menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk memakai masker medis bila beraktifitas di luar ruangan.

“Selain memakai masker, saya juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan tidak membakar lahan agar titik hotspot dapat terkendali,” katanya. (pitria)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button