Cerita Perjalanan Haji Kakanwil Kemenag Sumsel H Syafitri Irwan, Penantian Panjang Sejak Usia 26 Tahun
ASSAJIDIN.COM — Jika diberi kesempatan, sebagai umat muslim, tentu sangat menginginkan untuk berhaji. Bukan hanya semata beribadah, melainkan perjalanan haji merupakan perjalanan spiritual atas panggilan Allah.
Perjalanan akan tercapai apabila di dahulukan dengan niat yang baik. Hal itu yang terjadi pada Dr. H. Syafitri Irwan, S.Ag, M.Pd. I yang menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Selatan sejak April Tahun 2022.
Tidak semua orang dapat menunaikan ibadah haji, Selain biaya yang cukup besar, waktu juga menjadi penentu keberangkatan.
Pada saat usia 26 tahun, Niat pergi haji sudah tertanam pada dirinya yang kala itu baru keterima menjadi Pegawai Negeri Sipil di Kemenag Sumsel.
“Sebagai pegawai baru dengan gaji Rp.200.048 belum mampu mendaftar haji reguler, sementara haji dengan besaran biayanya 6-7 juta dan waktu yang telah ditetapkan,”ceritanya saat di jumpai di ruang kerja,Selasa (8/8/23).
Berjalannya waktu, tepat di tahun 2002 salah satu upaya yang dilakukan agar terwujudnya cita-cita pergi haji di masa muda yaitu mengikuti program Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) arab Saudi.
PPIH bertugas memberikan pelayanan terhadap jamaah haji Indonesia, baik sebelun pelaksanaan haji atau pra Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) saat Armuzna atau puncak ibadah haji dan pasca Armuzna atau setelah pelaksanaan ibadah haji.
Bersama dengan yang lain mengikuti rangkaian test yang dilaksanakan oleh Kemenag.
Tahun ke ketahun sampai tak terasa sudah tahun ke 11 kali dirinya menjalani test petugas haji. Al hasil yang didapat kegagalan dan belum berhasil.
Namun, kerinduannya mendatangi rumah Allah untuk beribadah dan menunaikan rukun islam semakin membesar.
sehingga tepat pada tahun 2016 , ia beserta istri mendaftarkan haji reguler indonesia.
“kembali kepada niat, jika belum ada panggilan, maka bersabarlah hingga panggilan itu datang,” kata Syafitri, pernah menjabat sebagai Ketua KPU Sumsel 2008.
Bertepatan pula di tahun yang sama, dirinya di amanahkan menjadi Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Kota Palembang.
Jabatan yang telah dipercayai kepada dirinya membuat rasa tanggung jawab pekerjaan yang besar, volume pekerjaan yang semakin banyak sehingga ia tidak melanjutkan rangkaian test petugas haji PPIH.
Kepercayaan datang kembali kepadanya, ia diamanahkan menjadi Ketua Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumsel dan resmi menjabat pada tanggal 27 April 2022 hingga sekarang.
“Tidak terfikirkan untuk menjadi kepala kanwil, Berjabat selama satu tahun lebih ini Alhamdulillah tugas pelaksana kepala kantor tetap berjalan natural seperti tugas dan fungsi, membangun relasi internal dan eksternal dengan baik, dan program – program yang melekat pada kementerian seperti ada program tentang digitalisasi layanan peningkatan kinerja ASN dan lainnya,”ucapnya.
Tahun 2023, Keberangkatan Haji kembali di laksanakan meskipun sempat tertunda beberapa tahun akibat wabah Covid 19 di Dunia. dengan mengusung Program Haji Ramah Lansia.
Program tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa jumlah lansia sebesar 65% keatas memasuki usia lansia.
Keberangkatan haji tahun 2023 ini, dirinya diamanahkan Pergi Haji sebagai Tim Monitoring dan Evaluasi yang ditunjuk langsung oleh Kementerian.
Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mendapatkan alokasi kuota sebanyak 7.012 pada musim haji tahun 1444 H/2023 M terdiri dari 6.589 jamaah, 351 prioritas lanjut usia, 24 pembimbing KBIHU, dan 48 petugas haji daerah (PHD).
“Kuota haji kita di tahun 2023 ini memang sudah normal, Artinya sudah kembali normal pasca covid melanda. Secara jumlah, jamaah dunia sudah kembali normal dan hampir kurang 4 juta jamaah sedunia dan untuk indonesia 31ribu, dan 7.012 jamaah untuk sumsel,”kata Lelaki kelahiran Palembang, 21 September 1971.
Setibanya di Arab Saudi, Fasilitas berdasarkan faktanya sudah luar biasa meningkat.
“karena informasi didapatkan dari pengalaman teman-teman yang bertugas di tahun sebelumnya. seperti di layanan hotel, pelayanan di arafah, pelayanan di musdalifah dan mina ada peningkatan yang cukup signifikan,”kata Alumni Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
Hanya saja, menurutnya masalah kita adalah jamaah lansia sudah terlalu banyak, bukan hanya lansia, tetapi termasuk jamah dimensia.
hal itu yang menjadikan kementerian membentuk tim khusus untuk jamaah lansia dan demensia dengan harapan mendapat pelayanan yang baik di arab saudi melalui panitia lansia tersebut.
faktanya, dirinya menyaksikan alhamdulillah memang terjadi adanya. Panitia yang bertugas sebagai panitia lansia, ketua kloter, petugas bimbingan haji bahwa kinerja panitia sudah di atas rata-rata
“Gus menteri (panggilan akrab Kemenag RI) beri apresiasi atas kinerja yang luar biasa sudah melampaui batas kerja diatas rata-rata yang diamanahkan oleh mereka. Misalnya seperti MCK, hal itu tidak ada dalam tugas panitia. faktanya saya menyaksikan bahwa petugas lansia sampai di tahap itu. membantu membersihkan, menemani ke toilet, bahkan (mencebokkan),”kata Suami Emilia Kontesa.
Selain itu, kendala dilapangan memang ada, seperti cuaca yang berada kisaran 45-50 derajat.
Kendati Cuaca suhu panas menyengat, Berkat Allah semua rangkaian aktivitas rukun, wajib, dan sunnah haji terlaksana semua dan tidak terhambat oleh cuaca.
Namun, ada kabar sedih menyelimuti, Khususnya jamaah Sumsel, seorang jamaah haji dari kloter 20 Palembang bernama Idun Rohin Zen (87) hilang di Arab Saudi.
Ia menyaksikan, tragedi hilangnya Jamaah asal Sumsel bukan karena kelalaian petugas.
Lanjut bercerita, detik-detik kehilangan berdasarkan fakta bahwa ketua kloter tersebut adalah seorang ibu yang memiliki tanggung jawab besar.
Kejadian hilangnya jamaah saat pelaksanaan hari Arafah. Sebelumnya, bapak idun memang suka berjalan tetapi kendalanya lupa jalan pulang, sehingga termasuk dalam kelompok demensia. melihat kondisi tersebut, kemanapun pergi selalu di dampingi oleh ketua kloter.
Ketika menjalang wukuf, sebelum jam 12 siang waktu arab. Kita di anjurkan untuk bersuci karena di dahului dengan sholat dzuhur.
“‘bapak mau ambil wudhu tidak’, saat ditanya ketua kloter perempuan. meskipun usia 87 tahun, tidak ada riwayat penyakit fisik, fisik kuat dan gagah.
ketika selesai ambil wudhu, ketua kloter mengambil gambar pak indun dan berkata untuk menunggu dan tidak beranjak saat ketua kloter giliran ambil wudhu. Selesai ambil wudhu sekitar 5 menit, bapak tersebut sudah hilang dari tempat awal menunggu,”ceritanya.
Kita semua patinia termasuk ketua kloter, tim linjam langsung mencari keberadaan bapak tersebut, mulai dari tenda ke tenda, kebalai pengobatan, rumah sakit Mekkah di setiap titik pelaksanaan haji. Hingga sekarang belum ada informasi keberadaan bapak indun.
“meskipun waktu mustajab berdoa adalah di antara waktu setelah ashar, namun karena tanggung jawab ketua ia tetap cari pak hindun bersama para tim, termasuk saya sampai menjelang malam,”katanya
Sampai habislah orang yang berada di Arafah, lanjut musdalifah dan mina masih tidak di temukan.
berlanjut dihari berikutnya, pencarian di berbagai tempat seperti rumah sakit dan lainnya sampai menuju pulang tetap belum ditemukan.
Para panitia pun berkomunikasi kepada pihak keluarga, dan pihak keluarga bisa menerima situasi tersebut dan mereka menyadari pak hindun memiliki kebiasaan demensia.
“Sampai hari ini, Wallahu’alam bissohab masih belum dapat informasi, semoga jika ditemukan dalam kondisi masih hidup ia sehat wal afiat, jika di temukan dalam kondisi meninggal, ia khusnul khotimah,”katanya turut mendoakan
Meskipun terdapat beberapa kendala dalam Haji 2023, ia berharap para jamaah yang telah berhaji menjadi haji yang mabrur.
Untuk Haji tahun depan, harapannya tentu mendapatkan kuota normal bahkan lebih.
“Ketika rapat evaluasi bersama Gus menteri, akan dilakukan beberapa langkah-langkah penyempurnaan di berbagai titik sehingga dapat lebih baik kedepannya. Peminat haji yang sudah masuk waiting list sampai hari ini, jika mendaftarkan haji tahun ini bisa berangkat di 22 tahun kedepan,”katanya. (trijumartini)