MOZAIK ISLAM

Yakinlah Kepada Setiap Keputusan Allah, Terutama atas Rezekimu

Tak Perlu Takut Rezekimu Dijamin Allah

SETAIP  orang memiliki takaran rezeki yang berbeda-beda, namun Allah telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk di muka bumi ini. Rezeki sudah diatur oleh Allah SWT dengan kadar yang berbeda, tapi kerja keras juga diperlukan untuk membuka pintu rezeki dengan amal tentunya.

Meski sudah sering mendengar istilah rezeki dan harta, tapi masih banyak orang yang belum bisa membedakan antara rezeki dan harta. Kedua istilah tersebut mungkin terlihat sama, tapi jika kita telaah bersama, keduanya memiliki makna yang berbeda.

Harta mengacu pada materi yang kita miliki, seperti uang, rumah, kendaraan, dan lain sebagainya. Berbeda dengan rezeki yang artinya lebih luas, yakni apa saja yang bisa kita nikmati dan tidak selalu dalam bentuk materi. Seseorang yang memiliki harta melimpah, belum tentu bisa menggunakan dan menikmati harta tersebut. Harta sedikit maupun banyak tidak menjamin seseorang dapat menikmati, apalagi sifat dasar manusia yang terus merasa kurang dan tidak akan puas.

Selain harta yang bisa digunakan dan dinikmati, bentuk lain dari rezeki adalah kebahagiaan, teman baik, tetangga ramah, pasangan setia, kesehatan, rumah tangga harmonis, dan lain sebagainya yang membuat hati merasa lebih nyaman dan mengingat Allah SWT selalu. Karena Allah telah menjamin Rezeki setiap makhluk yang lahir ke bumi ini. Dalam  memperoleh rezeki itu tidak sampai meninggalkan ibadah dan salat maupun berinfak kepada orang yang membutuhkan. Pada dalil-dalil tetang Rezeki, diisimpulkan bahwa Rezeki adalah urusan Allah SWT.

Rezeki adalah segala sesuatu yang bermanfaat yang Allah halalkan untukmu, entah berupa pakaian, makanan, sampai pada istri. Itu semua termasuk rezeki.  Begitu pula anak laki-laki atau anak peremupuan termasuk rezeki. Kemudian, kesehatan, ketengan bathin. Dijelaskan rezeki maknanya, dan terdiri dari dua macam. Pertama, yang bersifat zhahirah (nampak terlihat), semisal bahan makanan pokok. Kedua, yang bersifat bathinah bagi hati dan jiwa, berbentuk pengetahuan dan ilmu-ilmu.  Semua pendapat menyebutkan bahwa  Allah SWT sudah menjamin rezeki setiap orang.

Tidak Berpangku Tangan*

Tapi, bukan berarti manusia lantas hanya berpangku tangan. Dalam hidup, ia perlu memenuhi kebutuhannya, maka ia harus berusaha untuk mencari nafkah, mengupayakan rezeki dari Allah. Walaupun rezeki itu sifatnya sulit ditebak terkadang bahkan tidak disangka-sangka, namun  Allah memberikan jaminan melalui  Al qur’an. Disana dijelaskan tentang rezeki yang Allah berikan pada manusia. Ternyata ada beragam rahasia atau alasan dalam pemberian rezeki tersebut. Dalam Firman-Nya Allah mengatakan; “Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.   Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauhil mahfuz)“..” (Q.S. Hud : 6).

Ayat ini menjelaskan secara terang benderang tiada arti manusia merasa gelisah atas rezekinya, karena semua mahkluk Allah telah dijamis rezekinya melalui firman Allah tersebut. Malah ada ayat  yang  dikatakan orang sebagai ayat ‘seribu dinar’,   inilah terjemahannya: Ayatnya. ” Artinya: Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.

Lihat Juga :  Dahsyatnya Menjadi Pemaaf, Contohlah Kisah Rasulullah ketika Berhasil Menguasai Mekkah

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.  (QS (65) ; Ath Thalaq: 2).  Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.  Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.  Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. ” (QS (65) Ath-Thalaq : 3).

Ketika mendengar kalimat ini, kebanyakan orang berpikir bahwa obyek yang sedang dibicarakan dalam kalimat tersebut adalah rezeki duniawi, lebih khusus lagi adalah rezeki berupa harta (Materi). Kalau kita mau mencermati, sebenarnya rezeki berupa harta adalah sebagian saja dari rezeki yang Allah berikan kepada makhluk-Nya. Namun, sifat kebanyakan manusia yang jauh dari rasa syukur dan lebih berorientasi kepada gemerlap dunia fana, terkadang hanya membatasi rezeki dengan harta duniawi semata. Padahal sesungguhnya Allah Ta’ala telah banyak memberi rezeki kepada manusia dengan bentuk yang beragam.

Firma Allah dalam Alquran: “Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rzki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(QS Al-Ankabut [29]:60) . Dalam Surat Al-A’raf (7) Ayat 96 :Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya“. Kemudian Surat Ar-Ra’d (13) : 26: Artinya: “Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)“. Maka manusia harus bertakwa dan harus menegerjakan semua perintah Allah SWT.

izki Hadir pada dirimu

Ada banyak cara yang dianjurkan dalam agama agar rezeki cepat dan datang dengan p[enuh keberkahan, maka Rasulullah bersabda, aku katakan kepada mereka; Memohon ampunlah (Beristighfarlah ) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta  dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun  dan mengadakan pula untukmu (di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Q.S. Nuh (71): 10-11-12).

Pada surah lainnya, “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. An-Nur (24) : 32).

Nabi Isa Alaihissalam pun berdoa tiada henti agar rezeki diberikan oleh Allah SWT;” doanya: “Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama”.

Begitulah hendaknya kita mencerdasi soal rezeki, bukan malah bekerja tanpa kenal waktu, ketika lelah lupa mengerjakan ibadah seperti salat dan ibadah lainnya.Janji Allah, sebagaimana firmannya;  ”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir berisi seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (Al-Baqarah (2):261). Firman Allah “Dan (Ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan;   “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”. ( QS. Ibrahim (14): 7).

Korupsi tak Boleh untuk Rezeki

Lihat Juga :  Tanda-tanda Hati yang Mati, Waspadalah-waspadalah

Kadang ada diantara kita merasa kurang rezeki lalu korupsi. Sesekali tipu-tipu, masih dianggap sebagai rezeki. Padahal, pekerjaan begitu tak lain adalah perkara terlarang. Haram makan uangnya. Ini justru bangga dan memberikannya kepada kaluarga. Menyedihkan. Kalau dilarang, jawabnya,”lantas dari mana rezeki diperoleh.?”

Begitulah, bila tak memiliki ilmu agama dan merasa semua perkara yang harampun boleh dilakukan, asalkan bias memeroleh kesenanga. Padahal, kalau kita renungkan apa yang dikatakan oleh Sahabat Rasulullah Saw., Ibn Absyadz  berkata: ”Bila terhadap hewan  yang buta dan lemah,  Allah Swt. menundukkan mengerakkan hati mereka yang sehat, untuk mencukupi kebutuhan dan rereki sesama hewan, maka sudah pasti Allah Swt.  tidak akan menelantarkan manusia. Pastilah Allah Swt. akan memberi rezeki kepada setiap manusia.”

Pernyataan ini selaras dengan janji Allah Swt. dalam  Firman-Nya: Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya…” (QS. Hud [11] : 6).  mencari nafkah rezeki amatlah diajurkan agama.  Malah merupakan ibadah. Namun, hendaknya keutamaan beribadah sebagai kewajiban dan sunnah tidak boleh sampai terlupakan.

Sehingga tidak sampai ada kesan bekerja lebih utama dari pada ibadah. Allah Swt. menyuruh umatnya mencari karunia sebagaimana Firman-Nya; “Wahai orang-orang beriman, bila salat jumah telah selesai dilaksanakan, maka berpencarlah kalian di muka bumi. Carilah rizki dari sebagian karunia Allah. Perbanyaklah kalian mengingat Allah supaya kalian mendapat keberuntungan di dunia dan akhirat.” (QS. Al-Jumu’ah [62]: 10).

Allah menganjurkan  untuk kita menunaikan pekerajan (perniagaan) mencari karunia tanpa harus melupakan kewajiban ibadah kepada-Nya. Lalu Firman Allah Swt. lagi: “….Apa yang disisi Allah, adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan. Dan Allah sebaik-baik pemberi rezeki kepada hamba-hamba-Nya.” (QS. Al Jumu’ah [62]: 11)  Ayat lainnya, ” Dan memberinya Rizki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya….. (QS. Ath-Thalaaq [65] :3). “Dan, segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya…”. (QS. Ar- Ra’d [13] :8) . Semua sudah jelas. Janganlah lagi takut dan khawatir. Allah telah menjamin untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup. Wallahua’lam (*).

Penulis: Bangun Lubis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button