MOZAIK ISLAM

Allah tidak Melihat Rupa dan Hartamu, tapi Hati dan Amalmu

AsSAJIDIN.COM — Hadis disebut juga sebagai sunnah, adalah perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan landasan syariat Islam. Hadis dijadikan sumber hukum Islam selain Al-Qur’an, dalam hal ini, kedudukan hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an.

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian tetapi ia melihat hati dan amal kalian”. [HR. Muslim].

Hadits di atas adalah hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Meski terdapat perbedaan, namun semua mempunyai makna yang sama yaitu, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala tidak melihat tampilan fisik atau hati seseorang, namun yang Allah Subhaanahu wa Ta’aala lihat adalah hati dan amalannya.

Lihat Juga :  Kasur Baru untuk Santri Rumah Tahfidz Adz-zikro

Innallaha La Yanzharu

Innallaha la yanzharu ila ajsamikum merupakan penggalan hadits. Berikut ini adalah arab dan artinya

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Latin : Innallaha la yandzuru ilaa suwarikum wa amwaalikum walakin yandzuru ila qulubikum wa a’maalikum [HR. Muslim no. 2564]

Artinya :

Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian. [HR. Muslim no. 2564]

Kita harusnya percaya diri terhadap diri sendiri dan bersyukur terhadap apa yang telah Allah Subhaanahu wa Ta’aala berikan kepada diri kita. Karena Allah tidak pernah bermain-main dalam menciptakan makhluk-Nya.

Allah berfirman dalam surat At-Tin ayat ke-4

Lihat Juga :  Zakat Fitrah via Rumah Zakat Berarti Ikut Berdayakan Petani, Nilainya Rp 35 Ribu/Orang

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Latin : Laqad khalaqnal-insaana fii ahsani taqwiim (QS. At-Tin:4)

Artinya :

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya. (QS. At-Tin:4)

Yakni sempurna dan seimbang fisiknya serta sesuai letak anggota badannya. Namun sayang, nikmat yang besar ini tidak disyukuri oleh kebanyakan manusia. Kebanyakan mereka berpaling dari sikap syukur, sibuk dengan permainan dan melalaikan, dan lebih senang dengan perkara yang hina dan rendah, sehingga Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengembalikan mereka ke tempat yang paling rendah, yaitu neraka yang merupakan tempat para pelaku maksiat yang durhaka.

Nah itulah penjelasan yang dapat saya bagikan mengenai potongan penggalan hadist Innallaha la yanzharu ila ajsamikum.Sekian penjelasan kali ini, semoga bermanfaat. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button