Lafadz Istighfar yang Diajarkan Syaikh Yusuf al-Makassari

ASSAJIDIN.COM – Syaikh Yusuf al-Makassari adalah ulama besar Nusantara yang punya pengaruh besar. Ia berasal dari Makasar dan sempat dijadikan mufti oleh Kesultanan Banten, nasib beliau kemudian diasingkan oleh VOC, terakhir hingga ke Afrika Selatan. Penyebabnya waktu di Banten terjadi perebutan kekuasaan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan anaknya sendiri, yang justru didukung oleh Belanda.
Pengasingan tersebut karena Belanda benar-benar khawatir karena beliau dianggap masih punya pengaruh di antara pengikut-pengikutnya. Besarnya pengaruh beliau bagi masyarakat dan pengikutnya, bisa kita lihat dari banyaknya karangan beliau yang bertemakan tasawuf dan banyak yang merupakan hasil permintaan para muridnya.
Salah satu kitab yang beliau tulis adalah Zubdat al-Asrar fi Masyarib al-Akhyar. Kitab tersebut sudah disunting naskahnya dan menjadi sebuah kitab yang siap dibaca, oleh Prof. Dr. Nabilah Lubis dengan judul Menyingkap Intisari Segala Rahasia.
Dalam kitab ini, salah satunya adalah ajaran beliau tentang lafal istighfar yang perlu dibaca oleh hamba yang bersungguh-sungguh beribadah kepada Allah Swt. dan ingin bertobat dari dosa yang diakibatkan kesalahan yang disadari atau tidak. Berikut lafal istighfar dalam kitab Zubdat al-Asrār,
أستغفر الله العظيم من كلّ ذنبٍ أذنبته عمدًا أو خطأ سرًّا أو جهرًا كبيرًا أو صغيرًا وأتوب إليه من الذنب الذي أعلم ومن الذنب الذي لا أعلم وأنت علّام الغيوب ستار العيوب كشاف الكروب فلا حول ولا قوَّة إلا بالله العلي العظيم وإنا لله وإنا إليه راجعون
Astaghfirullaha al-‘Adzim min kulli dzanbin ‘adznabtuhu ‘amdan aw khatha’an, sirran aw jahran, kabiiran aw shaghiiran, wa atuubu ilahi min al-dzanbilladzi a’lamu wa al-dzanbilladzi la a’lam. Wa anta ‘allaamu al-ghuyuub sattar al-‘uyuub kassyaf al-kuruub, fa laa hawla wa laa quwwata illa billahi al-‘aliyy al-‘azhiim wa inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un.
Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung, dari semua dosa yang aku perbuat, sengaja ataupun khilaf, diam-diam atau terang-terangan, besar atau kecil, dan aku bertobat kepada-Nya dari dosa-dosa yang aku ketahui dan tidak. Engkaulah yang Maha Mengetahui yang gaib, Maha Menutupi aib, Maha Mewujudkan bencana, dengan demikian tiada daya dan upaya bagiku kecuali karena Allah semata Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan, sesungguhnya kita (semua hanya) kembali pada Allah dan hanya kepada-Nya kita (semua) kembali.
Semoga kita dapat menjadi hamba yang benar-benar bertobat dan sungguh-sungguh beribadah kepada Allah Swt. (*/ SUMBER: BINCANG SYARIAH)