Azan Menggema di Times Square New York, Ratusan Muslim Gelar Shalat Isya dan Tarawih
Pertama dalam Sejarah

AsSAJIDIN.COM — Ratusan orang berkumpul untuk melakukan shalat tarawih perdana di Times Square di New York, Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (2/4/2022) sebagai penanda dimulainya bulan suci Ramadhan.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, umat Islam mengadakan shalat tarawih di salah satu tempat ikonik di AS ini. Sebagai informasi, Times Square merupakan pusat komersial, tempat wisata, sekaligus pusat hiburan di kawasan tengah kota Manhattan, New York.
Merupakan salah satu kawasan pejalan kaki tersibuk di dunia, Times Square dikenal akan banyaknya berbagai papan reklame dan iklan bergengsi, serta menjadi tempat wisata yang menarik sekitar 50 juta pengunjung setiap tahun. Mengutip CBS News, Senin (4/4/2022), terlihat sekelompok jemaah datang sambil membawa alas untuk shalat.
Dengan pengeras suara, mereka merapatkan shaf dan melakukan shalat tarawih di sana.
New York Siap Sambut Wisatawan Lagi, Broadway Hidup Kembali Ada Taman Apung Berbentuk Tulip di New York Dalam tayangan video CBS News, mereka menjalani Tarawih di tengah lalu lalang pejalan kaki dan kendaraan yang ramai.
Tak sedikit orang yang mengabadikan kegiatan tersebut dengan smartphone. Lihat Foto Suasana umat Islam yang menjalani shalat Tarawih di Times Square New York, AS, pada Sabtu (2/4/2022)(Tangkapan layar CBS News) Selain Tarawih, terdapat agenda membagikan 1.500 roti isi (sandwich) gratis kepada orang-orang yang berbuka puasa setelah 16 jam.
Kenalkan Islam sebagai agama yang damai
SQ, komunitas Muslim selaku pihak penyelenggara acara tersebut mengatakan, ia ingin mengenalkan kepada seluruh orang bagaimana wajah Islam sesungguhnya, dengan Tarawih di Times Square di jantung kota New York. Ia ingin meluruskan kesalahpahaman tentang Islam dan menegaskan bahwa Islam merupakan agama yang membawa kedamaian. “Kami di sini untuk menjelaskan agama kami kepada semua orang yang tidak tahu apa itu Islam. Islam adalah agama damai,” ujarnya, mengutip Gulf Today, Senin.
Perdana Dalam 88 Tahun
Terkait dengan tindakan tertentu yang dilakukan kelompok Muslim, ia menjelaskan, tidak menjadi tolak ukur bahwa agama Islam mengajarkan kepada keburukan.
“Ada orang gila di semua budaya, semua agama, dan kelompok kecil orang itu tidak mewakili mayoritas. Kami sebenarnya malah didorong untuk berdoa, berpuasa, melakukan perbuatan baik, bersedekah,” pihak SQ menambahkan.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa cara ini merupakah salah satu dorongan pengingat bahwa setiap agama harus bersatu. “Kita semua bersatu dan terhubung bersama. Orang-orang harus berhenti mencoba memecah belah umat Kristen, Muslim, Yahudi, dan semua orang. Itu harus dihentikan,” pungkasnya. (*/sumber: kompas.com)