NASIONAL

TPU Elit Kebun Bunga Kebanjiran, Pemkot Sebut Masalahnya Jalan Noerdin Pandji, Begini Solusinya

AsSAJIDIN.COM — Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebun Bunga, Sukarami, Palembang, terendam air setinggi 30 sentimeter, akibat hujan deras pada Senin (27/3/2023).

TPU Kebun Bunga ini dibelah oleh Sungai Selincah yang mengalir juga Perumahan Bandara Residen, hingga Jalan Noerdin Pandji.

Persoalan banjir rupanya tidak hanya terjadi oleh sendimentasi di badan sungai yang ada di TPU, tapi juga dinding yang dipasang oleh pihak perumahan di perbatasan antara TPU dan perumahan.

“Dinding ini dipasang di atas sungai sehingga menghambat air,” kata Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda, usai meninjau TPU Kebun Bunga, Selasa (28/3/2023).

Lihat Juga :  Kemenag Sumsel Launching Kelas Digital, Langkah Maju Menuju Pendidikan Modern

Selain itu, kata Fitri, penyebab utama banjir di TPU Kebun Bunga ini karena aliran Sungai Selincah di Jalan Noerdin Pandji menyempit.

“Aliran sungai di TPU ini lebarnya 8 meter, sementera di Noerdin Pandji hanya 1 meter, wajar saja banjir, air tidak mengalir dengan normal,” katanya.

Fitri meminta kepada Gubernur Sumsel Herman Deru untuk membantu menyelesaikan persoalan agar aliran Sungai Selincah di Jalan Noerdin Pandji diperlebar sama dengan di Kebun Bunga.

“Mungkin dulunya saat membangun jalan ini terburu-buru, atau karena membangun jembatan mahal, sehingga aliran sungai dibiarkan menyempit,” katanya.

Lihat Juga :  Memaknai Bid’ah yang Baik dan yang Buruk

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang, Marlina Sylvia mengatakan, pembongkaran tembok akan segera dilakukan.

“Diharapkan masyarakat di komplek perumahan itu legowo tembok dibongkar untuk jalan air,” katanya.

Sementara persoalan cross drain di Noerdin Pandji itu inti point’ persoalan secara teknis.

“Yang paling penting itu membuka saluran di Noerdin Pandji ini,” katanya. (pitria)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button