SYARIAH

Zuhud itu Apa ? Bagaimana Menggapai Zuhud?

AsSAJIDIN.COM — Arti zuhud adalah upaya manusia mengalihkan perhatiannya jauh dari dunia. Secara bahasa, zuhud berasal dari bahasa Arab yang artinya tidak ingin terhadap sesuatu atau meninggalkannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti zuhud adalah perihal meninggalkan keduniawian.

Sementara itu, dikutip dari buku Ensiklopedi Islam (1994), disebutkan bahwa arti zuhud adalah meninggalkan kemewahan duniawi dengan mengharap kebahagiaan akhirat untuk memperoleh rida Allah SWT. Seseorang yang bersikap zuhud adalah mereka yang hanya fokus pada kepentingan akhirat atau surgawinya. Meski menurut beberapa pendapat juga menyebutkan, zuhud bukan berarti melupakan dunia.

Arti zuhud adalah praktik yang tak memerlukan harta kekayaan di dunia dan tak hidup dengan mencari harta kekayaan seperti manusia kebanyakan. Orang yang zuhud hanya mencari harta seperlunya, asal cukup untuk bertahan hidup di dunia. Bisa dikatakan, arti zuhud adalah keputusan melupakan dunia untuk mencintai Allah SWT saja.

Lihat Juga :  Jenis-jenis Ibadah Jalan untuk Mendekatkan Diri kepada Allah

Arti Zuhud Menurut Para Ahli

Sejumlah ulama juga menyampaikan pendapatnya tentang makna zuhud, yaitu sebagai berikut:

– Imam Abu Sulaiman Ad-Darani. Arti zuhud adalah meninggalkan segala sesuatu yang menyibukkan seseorang dari Allah SWT.

– Imam Junaidi. Arti zuhud adalah mengganggap kecil dunia dan menghapus pengaruhnya di hati.

– Wahib bin Ward. Arti zuhud adalah tidak merasa putus asa tatkala harta benda dunia terlepas dari genggaman dan tidak merasa senang ketika ada perkara dunia yang datang.

– Ibu ‘Ajibah. Arti zuhud adalah terbebasnya hati dari ketergantungan selain kepada Allah SWT.

– Imam Sufyan Ats-Tsauri. Arti zuhud adalah terbatasnya angan-angan.

Bagaimana Menggapai Zuhud?

Hasan al-Bashri – ulama senior masa tabi’in – pernah ditanya,

Lihat Juga :  Jangan Ratapi Musibah, Sebab di Balik Musibah Tersimpan Hikmah 

ما سر زهدك فى الدنيا ؟

“Apa rahasia zuhud anda terhadap dunia?”

Jawab beliau

,

علمت بأن رزقى لن يأخذه غيرى فاطمأن قلبى له , وعلمت بأن عملى لا يقوم به غيرى فاشتغلت به , وعلمت أن الله مطلع على فاستحييت أن أقابله على معصية , وعلمت أن الموت ينتظرنى فأعددت الزاد للقاء الله

 

Aku yakin bahwa rezekiku tidak akan diambil orang lain, sehingga hatiku tenang dalam mencarinya.

Saya yakin bahwa amalku tidak akan diwakilkan kepada orang lain, sehingga aku sendiri yang sibuk menjalankannya.

Aku yakin bahwa Allah selalu mengawasi diriku, hingga aku malu merespon pengawasan-Nya dengan melakukan maksiat.

Aku yakin bahwa kematian menantiku. Sehingga aku siapkan bekal untuk bertemu Allah. (*/sumber: liputan6)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button