Bahaya Sum’ah Bagi Umat Muslim
AsSAJIDIN.COM — Sum’ah adalah sikap atau sifat gemar menunjukkan amal perbuatan yang telah dilakukan kepada orang lain. Harapannya untuk mendapat sanjungan dan pujian.
Sum’ah merupakan syirik kecil dan bagian dari penyakit riya, ujub dan takabur. Muhammad Muhyidin dalam bukunya Menyingkap Mukjizat Terlengkap Shadaqoh menjelaskan, sum’ah adalah pamer dalam wujud perkataan.
Dikutip dari buku Sosmed Addict Oleh Solihin, secara etimologi sum’ah adalah sikap seorang Muslim yang membicarakan atau memberitahukan amalan salehnya kepada manusia lain agar dirinya mendapat kedudukan, penghargaan, atau pujian.
Untuk pamer, seseorang tidak perlu berkata “aku ingin dan sedang pamer”, melainkan cukup dilihat dari cara berbicara, sikap, dan perbuatan. Contoh perbuatan sum’ah yaitu mengeraskan suara saat membaca Alquran agar orang lain mendengarkannya, namun dengan harapan supaya dipuji bahwa ia memiliki suara yang indah.
Lalu bagaimana pandangan sum’ah dalam Islam? Simak uraian berikut.
Seorang Muslim hendaknya berhati-hati dengan penyakit hati ini, karena sum’ah akan merusak nilai amalan. Dikutip dari buku Menyingkap Mukjizat Terlengkap Shadaqoh, hal ini selaras dengan sabda Rasulllah yaitu,
“Barang siapa yang berdiri karena riya dan sum’ah, maka Allah akan memperlihatkan aibnya.” (HR. Ahmad).
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ
Artinya: “Siapa yang memperdengarkan amalanya (kepada orang lain), Allah akan memperdengarkan (bahwa amal tersebut bukan untuk Allah). Dan siapa saja yang ingin mempertontonkan amalnya, maka Allah akan mempertontonkan aibnya (bahwa amalan tersebut bukan untuk Allah). (HR. Bukhari).
Dari hadist di atas dapat disimpulkan, bahwa seorang Muslim harus selalu menjaga segala perilakunya agar amalan yang dikerjakan tidak sia-sia. Salah satu cara menjaga amal perbuatan adalah menjaga perkataan.
Allah SWT memuji hambanya yang shalih dalam surat Al Mukminum ayat 3, yakni :
وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ
Artinya: Dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.
Peringatan dan Bahaya Sum’ah
Banyak amal perbuatan yang menjadi sia-sia, salah satunya karena sum’ah. Dikutip dari buku Sosmed Addict, Allah memperingatkan tentang bahaya sum’ah atau pamer dalam surat Al Baqarah ayat 264, yang berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”
Selain itu, Rasullulah SAW juga memperingatkan dalam hadist riwayat Bukhari, yakni,
“Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.” (HR Bukhari).
Sum’ah adalah perbuatan yang tercela dan akan mendatangkan mudharat di akhirat. Dikutip dari buku Jangan Takut Hadapi Hidup oleh DR. ‘Aid Abdullah Al-Qarny, Rasulullah SAW bersabda kepada Muadz,
“Wahai Muadz, sudikah kiranya aku beritahukan kepadamu tentang semua itu? Muadz menjawab, “Iya, Wahai Rasulullah”. Lalu Rasulullah memegang lidahnya dan berkata, “Jagalah ini” Muadz kemudian bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kita ucapkan?” Rasulullah pun menjawab, “Demi ibumu, tidaklah muka manusia itu akan tersungkur ke dalam neraka kecuali dari terplesetnya mulut mereka.” (HR. Muslim). (*/sumber: kumparan)