Cinta Pertama Rasulullah SAW …

ASSAJIDIN.COM — Kisah ini terjadi di zaman Rasulullah SAW ketika beliau masih hidup.
Sebuah kisah yang menginspirasi dan sarat dengan pelajaran serta ketelada nan terutama bagi generasi muda saat ini dan masa mendatang.
Mari kita ikuti kisahnya berikut ini …
Dia bernama Fakhitah binti Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim.
Atau kerap dipanggil Ummu Hani. Sepu pu Rasulullah SAW, dan juga saudari perempuan dari Ali bin Abi Thalib dan Ja’far bin Abi Thalib.
Ummu Hani adalah teman masa kecil Nabi Muhammad SAW sekaligus cinta pertamanya.
Namun, ketika Rasulullah SAW membe ranikan diri untuk mengungkapkan rasa cintanya dan melamar Ummu Hani dito lak oleh Abu Thalib.
Abu Thalib, ayahnya Ummu Hani yang juga paman Rasulullah SAW menjelas kan puterinya telah dilamar oleh seorang laki-laki yang baik budinya, bernama Hu bayroh.
Hubairoh adalah putra saudara ibu Abu Thalib dari Bani Makhzum. Pada waktu itu, Nabi SAW masih ingin membujuk pamannya agar menikahkan putrinya itu kepada beliau.
Sayangnya, Abu Thalib menolak dengan halus keinginan Rasulullah SAW tersebut.
“Bahwa mereka telah menyerahkan putri mereka untuk kita nikah”.
Maksud perkataan Abu Thalib tersebut adalah bahwa Ibunda Rasulullah SAW juga berasal dari suku yang sama dengan Hubayroh.
Abu Thalib kemudian menjelaskan kembali kepada Rasulullah SAW, “Maka, seseorang yang baik haruslah membalas kebaikan yang sama dengan apa yang telah mereka berikan kepada kita”.
Pada akhirnya cinta dan asmara Rasulullah SAW bertepuk sebelah tangan, karena Ummu Hani akhirnya menikah dengan Hubayroh.
Setelah menikah dengan Hubayroh, Ummu Hani dikaruniai 4 anak dan tinggal di Mekkah.
Karena Ummu Hani bukan jodoh yang ditakdirkan oleh Allah SWT untuknya, Rasulullah SAW pun akhirnya menemu kan sosok perempuan yang menjadi cinta sejatinya, bahkan menjadi istri pertama Rasulullah SAW dan setia mendampingi dakwah beliau.
Dia adalah Siti Khadijah, seorang wanita cantik yang terhormat, sekaligus kaya raya.
Siti Khadijah adalah jodoh yang ditakdirkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, setelah ditakdirkan tidak berjodoh dengan Ummu Hani.
Setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasulullah, dan terjadi peristiwa Fathu Mekkah, banyak orang yang ber bondong-bondong masuk Islam.
Ternyata suami Ummu Hani tidak mau ikut masuk Islam. Dia tidak mau bersya hadat, bahkan Hubairoh melarikan diri keluar dari Mekkah.
Karena ditinggal kabur oleh suaminya,
Nabi Muhammad SAW yang masih me nyimpan rasa cinta dan menaruh rasa iba, berniat untuk melamar Ummu Hani untuk yang kedua kalinya.
Namun kembali ditolak oleh Ummu Hani dengan alasan sudah tua dan mempu nyai anak yang banyak. Hal ini ditakutkan mengganggu dakwah Rasulullah SAW di masa yang akan datang.
Saudara-saudaraku …
Begitulah jodoh.
Hanya Allah SWT yang tahu.
Bisa saja kita mencintai seseorang, tapi seseorang yang kita cintai itu ternyata bukan jodoh kita.
Sebagaimana Rasulullah SAW yang mencintai Ummu Hani tetapi tidak berjodoh dengannya.
Oleh karena itu wahai saudaraku …
Jika saat ini kita mencintai seseorang, tetapi tidak jadi disandingkan dalam sebuah ikatan pernikahan, sebenarnya Allah SWT sedang mempersiapkan jodoh yang terbaik untuk kita.
Sebagaimana yang kita ketahui Rasu lullah SAW akhirnya mendapat jodoh yang terbaik, seperti Siti Khadijah yang menjadi wanita tangguh di zamannya.
Kendati jodoh berada di tangan Allah SWT, sebagai seorang hamba yang be riman, kita harus tetap berusaha untuk memperbaiki diri, dan berdoa kepada-Nya.
Hal ini supaya jodoh terbaik yang masih ditangan Allah SWT dan masih diraha siakan itu segera dikirimkan kepada kita.
Amin ya robbal alamin. (*/Islami.co)