Memantaskan Diri
Kita ingin masuk surga, ingin berjumpa dengan Allah dalam keadaan terbaik
Penulis: Akasia Shabir
Sebesar apapun harapan yang ditanam, bila ditopang oleh orang-orang yang tidak layak, maka harapan hanya sebatas angan yang tidak mewujud nyata.
Itu sebabnya ada rumus hidup yang sering kita dengar, yaitu memantaskan diri.
Ada banyak hal yang tidak kita miliki atau dapatkan dalam hidup ini disebabkan karena kita sedang berada pada posisi tidak pantas untuk memilikinya.
Misal, kita sangat ingin mendapatkan peringkat terbaik di kelas, namun dalam prosesnya kita tidak menunjukan kesungguhan dalam belajar. Kita tidak rajin mencatat, tidak suka mengulang pelajaran, enggan mendalami setiap materi yang diberikan di kelas, dan terlalu banyak mengeluh, maka manalah mungkin keinginan menjadi yang terbaik di kelas tercapai.
Contoh lain, kita ingin masuk surga, ingin berjumpa dengan Allah dalam keadaan terbaik, tapi selama hidup sering lalai dengan kewajiban. Kita lebih mendahulukan kepentingan dunia dibanding akhirat. Kita juga lebih mengutamakan keinginan pribadi daripada keinginan Allah.
Allah menginginkan kita menjauhi maksiat, tapi kita seakan tergesa menuju kepadanya. Allah menginginkan kita menjadi hamba yang bertakwa di manapun berada, tapi saat sendirian kita seakan lupa keberadaan Zat Yang Maha Melihat. Allah menginginkan kita menjauhi yang haram, baik makanan, minuman, pakaian, maupun usaha dalam mencari rezeki, tapi kita seolah-olah menjadi tunanetra demi memuaskan perut dan gaya hidup.
Dalam kondisi seperti itu, manalah mungkin Allah mendekatkan syurga kepada kita kecuali karena rahmat-Nya.
Memantaskan diri adalah tindakan paling rasional untuk mengimbangi besarnya harapan dan tingginya mimpi-mimpi. Dengan demikian semoga akhir yang baik menjadi milik kita.
Desember 2022