Keutamaan Doa Ya Hayyu Ya Qayyum
AsSAJIDIN.COM — Rasulullah SAW mewasiatkan kepada putrinya Siti Fatimah untuk berdoa dengan lafal Ya Hayyu Ya Qayyum setiap pagi dan petang. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi Saw bersabda pada Fatimah (puterinya), “Apa yang menghalangimu untuk mendengar wasiatku atau yang kuingatkan padamu setiap pagi dan petang yaitu ucapkanlah:
“Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan (artinya: Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya).” (HR. An-Nasa’i dalam Al-Kubra 381: 570).
Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 227).
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur” (Al-Baqarah:255)
Kehidupan yang tidak disertai dengan rasa kantuk dan tidur adalah kehidupan yang sempurna. Sebagaimana penduduk surga yang diberikan oleh Allah ? sedikit kesempurnaan. Mereka tidak tidur, tidak mengantuk dan tidak merasa letih, sebagaimana dalam firman Allah ? ,
“Allah yang telah mengizinkan kami tinggal di Surga secara tetap, tidak berpindah darinya sesudahnya karena karunia-Nya, bukan karena daya dan kekuatan kami, di sana kami tidak mendapatkan kelelahan dan kesusahan.” (QS. Fathir:35)
‘Nashob’ dalam ayat tersebut maknanya adalah kelelahan ketika beraktivitas dan ‘Lughub’ adalah kesusahan (kelelahan) setelah beraktivitas.
Di antara Makna Al Qayyum
Pertama : Tegak dengan sendiri-Nya Dan tidak membutuhkan kepada selain-Nya. Allah ? berfirman,
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS Fathir:15)
Ayat ini menunjukkan bahwasanya makhluk itu fakir secara dzat-Nya (fakir dari segala sisi). fakir dari sisi membutuhkan Allah dari ketiadaan menjadi ada dan membutuhkan Allah Untuk mempertahankan keberadaannya.
Kedua : Maha mengurus makhluk-Nya
Allah berfirman,
Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang tidak demikian sifatnya)? (QS. Ar-Ra’d:33)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman,
“Sesungguhnya Allah memegang langit dan bumi agar tidak bergeser” (QS. Fathir:41)
Diantara tanda-tanda kebesaran-Nya adalah tegaknya langit dan bumi dengan perintahnya (QS. Ar-Ruum:25)
Sifat maha mengurusi makhluk-Nya melazimkan Allah memiliki sifat-sifat fi’liyah yang sempurna. (sifat-sifat fi’liyah seperti, menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rezeki dll) . kesimpulannya semua sifat-sifat Allah yang fi’liyah kembali kepada sifat Allah Al-Qayyum.
Di sini dapat dipahami bahwa sifat-sifat Dzatiyah kembali kepada nama Allah Al-Hayyu sedangkan sifat-sifat Fi’liyah kembali kepada nama Allah Al-Qayyum. Semua nama-nama Allah bisa disimpulkan kembali kepada kedua nama ini yaitu Al Hayyu Al Qayyum. Oleh karenanya nama Allah Al Hayyu Al Qayyum yang senantiasa bersandingan dinamakan dengan yaitu nama Allah yang teragung.
Pernah ada seorang laki-laki yang doanya terdengar oleh nabi ?,
“Ya Allah, sungguh aku bermohon kepada Engkau, Tiada Ada Tuhan kecuali Dirimu, Wahai Yang Maha mencurahkan nikmat, Pencipta seluruh langit dan bumi, wahai pemilik kebesaran dan kemuliaan, Yang Maha Hidup Maha Mengurusi Alam Semesta, aku bermohon kepadamu.”
Saat itu Nabi ? mendengar orang tersebut berdoa demikian, beliau bersabda kepada para sahabatnya, “kalian tahu dia berdoa dengan apa ?” Para sahabat hanya menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau lalu berkata, “Demi jiwaku yang berada di genggaman-Nya, sungguh dia telah berdoa kepada Allah dengan nama-Nya yang Agung (al-Ismu al-A’zham), jika hamba berdoa dengan Ismul A’zham, Allah niscaya mengabulkannya. Jika Allah diminta, Dia niscaya memberikannya. (*/referensi beberapa sumber)