Allah dalam Alquran Ingatkan Menjaga Lisan dan Tulisan

ASSAJIDIN.COM — Hendaknya seorang Muslim itu menjaga setiap ucapannya di Lisan ataupun di Tulisan
Dalam tulisan berjudul
Rifqan Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah
Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al ‘Abbad Al Badr hafizhahullah membawakan kepada kita sejumlah dalil tentang menjaga ucapan, baik secara
lisan ataupun tulisan.
Beliau berkata,
“Allah ‘azza wa jalla berfirman,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻗُﻮﻟُﻮﺍ ﻗَﻮْﻻً ﺳَﺪِﻳﺪﺍً . ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦ ﻳُﻄِﻊْ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯﺍً ﻋَﻈِﻴﻤﺎً*.
_“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki untuk kalian amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Siapa saja menaati Allah dan rasulNya, maka sungguh ia telah mendapat kemenangan yang besar.”_
(QS. Al Ahzab: 70-71)
Allah ‘azza wa jalla juga berfirman,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﻛَﺜِﻴﺮﺍً ﻣِّﻦَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﻥَّ ﺑَﻌْﺾَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﺛْﻢٌ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺠَﺴَّﺴُﻮﺍ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻐْﺘَﺐ ﺑَّﻌْﻀُﻜُﻢ ﺑَﻌْﻀﺎً ﺃَﻳُﺤِﺐُّ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺃَﻥ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﻟَﺤْﻢَ ﺃَﺧِﻴﻪِ ﻣَﻴْﺘﺎً ﻓَﻜَﺮِﻫْﺘُﻤُﻮﻩُ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺗَﻮَّﺍﺏٌ ﺭَّﺣِﻴﻢٌ*
_“Wahai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka. Sebab sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari keburukan orang dan jangan pula menggunjing satu sama lain. Apakah salah seorang di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka, pastilah kalian merasa jijik melakukannya. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu maha penerima tobat lagi maha penyayang.”_
(QS. Al Hujurat: 12)
Allah ta’ala berfirman,
*ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎ ﺍﻟْﺈِﻧﺴَﺎﻥَ ﻭَﻧَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺗُﻮَﺳْﻮِﺱُ ﺑِﻪِ ﻧَﻔْﺴُﻪُ ﻭَﻧَﺤْﻦُ ﺃَﻗْﺮَﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﺣَﺒْﻞِ ﺍﻟْﻮَﺭِﻳﺪِ . ﺇِﺫْ ﻳَﺘَﻠَﻘَّﻰ ﺍﻟْﻤُﺘَﻠَﻘِّﻴَﺎﻥِ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻴَﻤِﻴﻦِ ﻭَﻋَﻦِ ﺍﻟﺸِّﻤَﺎﻝِ ﻗَﻌِﻴﺪٌ. ﻣَﺎ ﻳَﻠْﻔِﻆُ ﻣِﻦ ﻗَﻮْﻝٍ ﺇِﻟَّﺎ ﻟَﺪَﻳْﻪِ ﺭَﻗِﻴﺐٌ ﻋَﺘِﻴﺪٌ.*
_“Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Yaitu, ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya. Seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tidak ada satu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”_
(QS. Qaf: 16-18)
Allah ta’ala juga berfirman,
*ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْﺫُﻭﻥَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﺍﻛْﺘَﺴَﺒُﻮﺍ ﻓَﻘَﺪِ ﺍﺣْﺘَﻤَﻠُﻮﺍ ﺑُﻬْﺘَﺎﻧﺎً ﻭَﺇِﺛْﻤﺎً ﻣُّﺒِﻴﻨﺎً*
_“Dan orang-orang yang menyakiti kaum mukminin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka itu telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.”_
(QS. Al Ahzab: 58)
Dalam Shahih Muslim
(hadits nomor 2589), dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
*ﺃَﺗَﺪْﺭُﻭﻥَ ﻣَﺎ ﺍﻟْﻐِﻴﺒَﺔُ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ، ﻗَﺎﻝَ: ﺫِﻛْﺮُﻙَ ﺃَﺧَﺎﻙَ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻜْﺮَﻩُ ﻗِﻴﻞَ ﺃَﻓَﺮَﺃَﻳْﺖَ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻲ ﺃَﺧِﻲ ﻣَﺎ ﺃَﻗُﻮﻝُ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻴﻪِ ﻣَﺎ ﺗَﻘُﻮﻝُ ﻓَﻘَﺪِ ﺍﻏْﺘَﺒْﺘَﻪُ ﻭَﺇِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻓِﻴﻪِ ﻓَﻘَﺪْ ﺑَﻬَﺘَّﻪُ*
“Kalian tahu apa itu ghibah ?”…
Para sahabat menjawab,
“Allah dan rasulNya yang lebih tahu.”
Beliau bersabda, “Engkau menyebutkan tentang saudaramu dengan apa yang ia tidak sukai.”
Ada yang bertanya, “Bagaimana jika itu [memang] ada pada saudaraku?”.
Beliau menjawab, “Jika itu ada pada saudaramu, maka engkau telah *meng-ghibah-nya*.
Jika tidak ada, maka engkau *telah menuduhnya*.”
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
*ﻭَﻻَ ﺗَﻘْﻒُ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﺲَ ﻟَﻚَ ﺑِﻪِ ﻋِﻠْﻢٌ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺴَّﻤْﻊَ ﻭَﺍﻟْﺒَﺼَﺮَ ﻭَﺍﻟْﻔُﺆَﺍﺩَ ﻛُﻞُّ ﺃُﻭﻟـﺌِﻚَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻨْﻪُ ﻣَﺴْﺆُﻭﻻً*
_“Dan janganlah engkau mengikuti apa yang engkau tidak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan dimintai pertanggung-jawabannya.”_
(QS. Al Isra’: 36).(*)