Cerita Hidup Bertoleransi Muslim dan Non Muslim: Kami tak Terganggu Azan, Sejak Kecil Malah..
AsSAJIDIN.COM — Interaksi antara muslim dengan non muslim tercantum dalam sejarah tentang hubungan Nabi Muhammad dan umat Islam dengan kaum Nashrani dan Yahudi.
Nyata bahwa Islam mengakui pluralitas agama dan tidak melakukan pemaksaan dalam berdakwah.
Islam tidak datang untuk menghabisi dan memusnahkan agama lain, melainkan agar para pemeluk agama saling hidup damai berdampingan dan bekerja sama.
Terlebih dalam masalah interaksi sosial dan pergaulan sehari-hari dengan orang non muslim, Islam mengajarkan keluwesan dan sikap saling menghargai.
Sikap ini lah yang menjadi kenyamanan bagi non muslim bergaul dengan muslim. Mereka hidup berdampingan dengan toleransi beragama yang kuat.
Seperti yang diungkapkan salah seorang teman nasrani Sherly mengaku nyaman berteman dengan muslim. Sebagian dari teman-temannya adalah orang muslim.
Banyak kegiatan yang dilakukan bersamaan dengan teman-teman muslim. Seperti salah satunya olahraga dan juga Line Dance. Mereka berinteraksi dengan baik.
“Mereka baik, nyaman-nyaman saja sejauh ini, selagi kita baik sama orang, orang juga akan baik sama kita,” katanya.
Teman lainnya adalah Rhama. Ia berkata sudah sejak kecil dia bertetangga dengan muslim. Tinggal berdekatan dengan masjid dan musholah.
Kebetulan rumahnya yang sekarang agak jauh dari masjid, sekitar 500 meter. Tapi setiap subuh tetap terdengar suara azan dan orang sedang berdoa.
“Bagiku itu tidak mengganggu. Kalau waktu kecil, rumahku agak dekat dengan masjid. Tapi ya gak merasa terganggu. Azan kan gak lebih dari 2 menit,” katanya.
Menurutnya, bergaul dengan muslim sudah biasa. “Kalau di rumah tetangga ada pengajian aku nyediain halaman rumah buat parkir. Begitupun sebaliknya, kalau ada kebaktian di rumahku, mereka menyediakan tempat buat kami,” katanya.
Toleransi agama tidak asing baginya karena saudara-saudaranya seperti sepupu, saudara orang tuanya banyak yang muslim. “Bahkan kakek saya muslim,” katan Rhama. (pitria)