NASIONAL

Heboh Makam Kuno Ditemukan di Kawasan Pasar 16 Ilir Palembang, Arkeolog Bilang Nisan Bukan Batu Biasa

ASSAJIDIN.COM — Sudah tiga hari terakhir ini warga Palembang dihebohkan dengan penemuan makam berupa batu nisan kuno di kawasan pasa 16 Ilir Palembang. Penemuan ini tak sengaja saat  pekerja PT Waskita  melakukan penggalian untuk proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Komplek Pertokoan Tengkuruk Permai Blok C, 17 Ilir, Palembang.

Selama dua hari pekerja melakukan penggalian dan akhirnya ada empat batu nisan kuno bertuliskan arab melayu. Saat ini batu nisan ditempatkan di Museum Sultan Mahmud Badaruddin 2.

Batu nisan kuno ini pertamakali ditemukan beberapa hari lalu kemudian baru digali kembali pada Senin malam (17/1/2022) oleh pegawai Waskita Karya, Dinas Kebudayaan Palembang, Arkeolog Sumatera Selatan (Sumsel).

Lihat Juga :  Pandemi, Kunjungan Wisman Ke Sumsel Terjun Bebas

Empat nisan kuno ini menurut Tim Arkeolog Sumsel Sigit Eko Prasetyo mengatakan, harus ada ahli pembaca ensrkripsi tulisan kuno apakah ini tulisan Arab Melayu atau Jawi Melayu.

“Dilihat ini seperti Arab Melayu. Dari kasat mata temuan ini bahannya dari batu granit, struktur batu yg dibuat dengan nisan ini tidak ada di Palembang, bahan bakunya dari daerah lain,” katanya, Selasa (18/1/2022).

Eko mengatakan, ukir-ukiran pada batu nisan ini memang khas Palembang dan lazim ditemukan di Palembang. Dari ukiran itu ada bentuk segitiga (seperti tanjak), ini diukur bukan dicetak.

“Ukiran ini presisinya hampir sama, beda 0,5 cm ketepatan pengukurannya bagus, dari 4 nisan ditemukan bentuknya sama, 1 bentuknya agak lebar,” katanya.

Lihat Juga :  Donor Darah Cinta Sriwijaya Targetkan 5.000 Pendonor, Ingin Pecahkan Rekor MURI

Melihat dari bahan batu granit yang digunakan, bahan ini tidak lazim digunakan oleh masyarakat biasa zaman dulu. “Tapi belum bisa dipastikan ini kaum bangsawan atau priyayi,” katanya.

Sebelumnya Kepala Balai Arkeologi Sumsel Wahyu Rizky Andhifani mengatakan, bahwa ia sempat membaca angka tahunnya yaitu 1322 Hijriyah jadi sekitar 1904 masehi  kisaran abad 19 atau 20.

“Yang pasti terbaca tahunnya 1322, hanya saja 3 lainnya itu masih agak ragu 1222 atau 1322 itu yang akan diperdalam lagi analisanya. Nanti akan dibedakan atau epigrafi dan nantinya akan terlihat jelas,” katanya. (pitria)

Back to top button