HAJI & UMROH

Ada Rasa Senang, Ada Rasa Sedih, Cerita H Eef Romain Owner Prabu Tour Dapat Kesempatan Perdana Umroh di Masa Pandemi

Harus Cermat Melihat Aturan-aturan Baru

AsSAJIDIN.COM —   Setelah sekian lama menunggu, Jemaah umrah Indonesia diberangkatkan kali pertama pada pada 8 Januari 2022. Sampai dengan keberangkatan pada 15 Januari 2022, total ada 1.731 jemaah umrah yang sudah berangkat ke Arab Saudi.

Salah satu jamaah umrah, H. Eef Romain Owner Prabu Tour menceritakan proses pemberangkatan umrah.
Berangkat menggunakan Maskapai Saudi Airline dan landing di Kota Jeddah. terdapat aturan yang berubah dari umrah sebelumnya. Sesampainya di Jeddah, wewenang untuk karantina adalah dari Airline bukan dari Muassasah.

Muassasah mempunyai tugas dan kewajiban antara lain menyambut kedatangan jemaah dan memberi petunjuk yang diperlukan jemaah dan memperhatikan keperluan mereka selama di Saudi.

“Kalau kami dulu semua wewenang dipegang penuh oleh muassasah. Tapi sekarang Pemerintah Saudi memutus itu. Jadi, muassasah itu berkewajiban setelah karantina sampai kepulangan jamaah umrah,” katanya dalam wawancara virtual yang ditayangkan di facebook Sriwijaya Post, Selasa (18/1).
Terdapat pelajaran bagi calon jamaah umrah dan travel umrah, selama pandemi bahwasanya kalau membeli tiket pesawat harus bersama juga membeli voucher karantina, kalau tidak maka tidak dapat terbang ke Saudi.

“Beberapa hari yang lalu, ada contoh dari salah satu travel umrah di pulau Jawa yang gagal berangkat karena belum ada voucher karantina hotel, itu salah satu syarat yang harus dipenuhi,”katanya.

Lihat Juga :  Jemaah Haji Kloter 1 Debarkasi Palembang Tiba , Jalani Thermo Scanner Sebelum ke Asrama Haji

Ia mengatakan untuk jamaah umrah yang masuk melalui pintu Madinah dapat di karantina di dalam hotel yang ditempati selama umrah berjalan, sedangkan jamaah yang masuk melalui pintu masuk Jeddah akan disediakan hotel khusus di Jeddah untuk karantina, baru kemudian lanjut ke kota Madinah untuk pindah hotel.

“Kita juga saat ini sedang mengurus proses agar dapat tiba langsung di madinah agar tidak merepotkan Jamaah untuk pindah hotel dan langsung ke Mekkah. Setelah selesai karantina maka kita sudah dapat umrah sebagaimana biasanya makanya saff shalat rapat dan kita wajib pakai masker,”jelasnya.

Ia menambahkan, ternyata untuk yang jamaah umrah baik yang sudah vaksin sinovac atau jenis lainnya, harus tetap wajib ikut karantina selama lima hari di Saudi Arabia.

“Peraturan Arab Saudi berubah-ubah, ada kebijakan kalau hanya yang vaksin sinovac saja yang dikarantina. tapi ketika sampainya disana, ternyata semua jenis vaksin harus tetap karantina 5 hari di Arab Saudi, dan karantina di Arab Saudi sangat terjaga ketat,”katanya.

Lihat Juga :  Gangguan Pernapasan Diprediksi Jadi Masalah Kesehatan Utama Jemaah Haji

Sebelum dan setelah karantina, Jamaah umrah juga tetap lakukan PCR swab bersama muassasah dan pihak hotel. Jika hasilnya negatif maka karantina hanya 5 hari, Namun jika hasilnya positif maka lebih lama lagi karantina.

Setelah melakukan karantina, maka para jamaah nanti akan mendapatkan gelang dari muassasah dan dan terdaftar di Aplikasi Tawakalna karena itu syarat untuk menjalankan umrah
.

Selanjutnya, Ketika masa pandemi, peraturan terlihat lebih baik dan teratur dibandingkan sebelumnya. Jika mau ke raudhoh atau makam Rosulullah akan mengantri dengan posisi duduk. “Mskipun menunggu satu jam, kita tidak capek karena mengantri keadaan duduk, tidak seperti sebelumnya harus berdesakan dan antri berdiri,”katanya.

Pada Masjid Nabawi Madinah pun penjagaan dilakukan secara ketat. Para jamaah umroh harus ada gelang dari muhasasah dan terdaftar di aplikasi tawakalna untuk dapat masuk ke Masjid Madinah.

Saat umrah berlangsung, ia merasakan suasana hati bergejolak sedih dan senang.”Perasaan saya sedih, umrah itu hanya sedikit sekali orang untuk pergi umrah. perasaan senangnya seperti masuk toilet tidak perlu mengantri lama dan aturan lebih teratur ketika di Mekkah,”katanya. (lis)

Back to top button