Mengaji dan Berbuat Baik, Majelis Taklim “Sarji” Musala Miftahul Iman Bikin Kagum

AsSAJIDIN.Com — Apa yang Anda pikirkan saat mendengar tentang majelis taklim ? Mayoritas majelis taklim identik hanya menggelar kegiatan pengajian yang kegiatannya terfokus di masjid atau rumah ibadah saja.
Berbeda dengan majelis taklim yang beralamat di Jalan Lukman Sardi Rt 19 sukorejo Sukodadi Sukarami KM 12 Palembang. Selain menggelar pengajian majelis taklim Musala Miftahul Iman ini langsung mempraktikkan kajian ayat Al Quran dengan kegiatan sosial.
Disambangi AsSajidin, beberapa waktu lalu, majelis Taklim pimpinan Cak Sarji ini terlihat berkumpul di musala setelah menunaikan shalat maghrib. Jumlah mereka tak terlalu banyak, hanya 20-13 orang. Selain pengajian, anggota majelis taklim berdiskusi dengan berbagai topik pembicaraan lalu dilanjutkan dengan mengumpulkan uang untuk kegiatan nyata mereka. Hebatnya meskipun rata-rata anggota majelis taklim ini ekonominya menengah ke bawah, tapi yang luar biasa mereka mampu mengumpulkan uang 1 tahunnya total sebesar Rp 90 juta rupiah.
Menurut salah satu pendiri majelis taklim H Sugeng, majelis taklim ini berdiri tujuh tahun lalu, tepatnya malam Jumat, Februari 2010. “Awal mula terbentuknya majelis taklim sarji ini waktu itu saya dan dua teman saya, Akong dan Sarji hanya ingin mempelajari Al-quran, mengerti, memahami dan melaksanakan apa yang dimaksud dengan ayat ayat yang ada di dalam Al-quran,” ujar Sugeng didampingi sejumlah jemaah majelis taklim.
“Kerja kami ngaji saja, tapi tidak paham-paham maknanya,” cerita Sugeng.
Lalu berkenalanlah Sugeng dengan fasilitator paham Quran bernama Beni, seorang yang berprofesi juga sebagai guru. “Pak Beni ini bilang kalau mengaji tidak cukup hanya membaca tapi harus berbuat, salah satunya dengan bersedekah,” katanya.
Di dalam Alquran, Allah menyebutkan dalam Surat 51 (Azzariat: 19) yang artinya “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”.
Ayat Alquran lainnya yang mendasari Majelis Taklim ini untuk berbuat yakni Quran Surat Ali Imrah ayat 133-134: tentang orang bertakwa. Artinya 133. Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya[2] dan mema’afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Bagi-bagi Beras hingga Bedah Rumah
Majelis taklim ini terus berjalan. Setiap Selasa malam mereka berkumpul sekaligus mengumpulkan dana dan pengumuman jumlah dana yang dikumpulkan untuk kegiatan bulanan yang rutin mereka lakukan. “Kami punya tiga dompet bantuan yaitu dompet beras, dompet bantuan sosial dan dompet usaha,” jelas Sugeng.
Setiap anggota boleh menyumbang sesuai kemampuan. Tidak ada paksaan berapa yang harus dikumpulkan. “Semampu mereka saja. Kalau ada Rp 100 ribu ya silakan, intinya kami tidak pernah memberi nominal berapa yang harus dibayar setiap minggunya,” katanya.

Dana yang bisa terkumpul setiap bulannya dari dompet beras bisa mencapai Rp 4 juta. Khusus untuk dompet sosial kurang lebih Rp 1-2 juta setiap bulannya dan tidak termasuk bantuan dari donatur yang ingin ikut membantu juga.
Setelah dana terkumpul, kegiatan rutinpun digelar. Seperti bagi-bagi beras, sunatan masal, bedah rumah, bagi seragam sekolah dan masih banyak lagi kegiatan sosial yang mereka lakukan.
Hebatnya lagi, Majelis Taklim ini sudah mempunyai alat transportasi mobil operisional yang digunakan untuk membantu kegiatan mereka dan wacana ke depannya mereka ingin membeli satu unit ambulance.
Hal lain yang membuat takjub, setiap bulannya mereka mampu membeli beras sebanyak kurang lebih 1 ton beras yang layak konsumsi. “Kami biasanya bagi-bagi beras ini setiap tanggal 24 setia bulannya. Beras ini kami bagikan kepada Mereka membagikan beras kepada fakir miskin, jemaah masjid bahkan musafir sekalipun.

Beras 1 ton tidak habis utuk dibagikan saja biasanya setiap bulan mereka hanya menghabiskan beras sebanyak 350-500 kg saja untuk dibagikan dan sisanya mereka jual dengan harga yang terjangkau uang hasil penjualan untuk keperluan sosial lain seperti misalnya ada warga yang kurang mampu sakit dibawa ke rumah sakit bahkan ada sampai operasi, majelis taklim inilah yang menanggung semua biaya tersebut. “Dulu awalnya kami hanya mampu membagi beras sebanyak 25-35 kg setiap bulannya dan alhamdulilah sekarang mampu membagikan beras setiap bulannya kurang lebih 350-500kg,” kata Sugeng yang sudah berusia 70 tahun lebih ini.
Untuk kegitan sosial seperti bedah rumah mereka terlebih dahulu mencari target rumah yang harus direnovasi. Setelah mereka data rumah tersebut secepatnya mereka meminta izin kepada pihak rumah untuk melakukan tindakan bedah rumah.
“Khusus untuk kegiatan ini kami ajak donatur lain terutama dari warga sekitar. Alhamdulillah selama 7 tahun berdiri majelis taklim ini, kami sudah merenovasi 14 rumah,” terang Sugeng, dibenarkan Cak Sarji.
Tidak hanya kegiatan kemanusiaan, anggota majelis taklim juga peduli lingkungan seperti memperbaiki jalan, membuat gorong-gorong, kerja bakti dan masih banyak lagi.
Rencana kedepannya mereka ingin membuka usaha mandiri uang dari usaha itu sendiri tetap bertujuan membantu kegiatan sosial. “Cita-cita masih banyak, ingin buka usaha ternak dll,” kata Sarji.
Ditambahkan, pihaknya tidak memilih-milih donatur. Hanya saja mereka sedikit berhati-hati untuk menerima bantuan seperti dari parpol ataupun yang termmasuk dalam kegiatan politik karena mereka tidak mau kalau satu saat kegiataan mereka dimanfaatkan untuk kepentingan politik.”Tapi jika memang niat satu parpol ingin membantu tetap diterima asal dengan catatan hanya ingin membantu tidak ada niatan lain,” pungkasnya.(*)
Penulis: Yoffie