MOZAIK ISLAM

Prihatin, Belum Move On, Kondisi Terkini Pondok Pesantren Hidayatullah Pasca Kebakaran 2 Bulan Lalu

ASSAJIDIN COM — Pesantren Hidayatullah yang mengalami kebakaran Kamis 26/8/2021, atau tepatnya dua bulan lalu kondisinya masih memprihatinkan. Mereka belum move on alias. Hingga kini santriwati masih menumpang di mushola pribadi milik warga sekitar.

Pantauan Assajidin.con, status pesantren yang belum mendapatkan wakaf alias masih menumpang membuat donatur lebih banyak memberikan sembako ketimbang bantuan untuk membangun kembali ponpes.

Meski demikian Ketua Pondok Pesantren Hidayatullah Amir Hamzah dan para santri mencoba melalui semua ini dengan sabar dan tetap bersyukur.  Hingga kini Santriwati Pesantren Hidayatullah masih menumpang tidur di tempat warga. “Saya sangat berterima kasih kepada Hj Jannah karena telah sudi memperbolehkan Mushalla pribadi miliknya untuk dijadikan tempat tinggal sementara bagi santriwati kami, dan untuk santriawan sementara tidur di lokal kelas, ” Ungkap Amir Sabtu 24/10/2021.

Banyaknya bantuan dari berbagai element sangat disyukuri  Pesantren Hidayatullah, namun ragam bantuan yang diberikan mayoritas berupa sembako.

“Allhamdulilah mas banyak dermawan yang membantu dari berbagai kalangan, namun jenis bantuan paling banyak berupa sembako, dan sangat minim bantuan perbaikan gedung, mengingat status pesantren kita yang masih menumpang atau belum diwakafkan menjadikan dermawan sedikit banyak ragu, tapi tetap kita syukuri dengan sembako kita bisa berbagi untuk warga sekitar dan sebagiannya allhamdulilah terjual dan terkumpul Rp 60 juta” Kata Amir.

Lihat Juga :  One Day One Hadist: Empat Anjuran Rasulullah untuk Menggapai Surga

Para santri hingga kini pun untuk makan bersama hanya menggelar terpal di halaman depan kelas, dikarenakan kondisi gedung yang masih belum diperbaiki.

Amir bercerita, sejak tahun 2012 atau bergantinya peraturan pemerintah Pesantren Hidayatullah sudah tidak bisa lagi melakukan perbaharuan data di emis dikarenakan terkendala status Pesantren yang masih menumpang, imbasnya Pesantren Hidayatullah dari 2012 hingga kini sudah tidak pernah mendapatkan bantuan lagi dari pemerintah.

Tahun 2005 akhir pesantren diresmikan oleh Bupati melalui Camat Talang Kelapa dan untuk lokasi ponpes merupakan milik H Safei yang juga menjadi salah satu pembina Yayasan Ummi Nusantara. “Saat peresmian pesantren dalam rencana lokasi pesantren akan diwakafkan ke Yayasan Ummi Nusantara yang menaungi Ponpes Hidayatullah, namun saya juga tidak mengerti apa yang membuat beliau belum memiliki sikap, ” Terangnya.

Amir mengungkapkan, pembina Yayasan Ummi Nusantara terdiri dari tiga orang, yakni H Safei, H Nasrul, dan Pugu Pramono.

“Saya sudah berdiskusi dengan pihak yayasan, dan dari pihak yayasan yang penting sekolah jalan, allhamdulilah untuk sekolah sekarang sudah dialihkan dari kemenag ke diknas, untuk SMP sudah terdaftar di diknas Kabupaten, namun untuk pesantren tidak bisa karena mesti dari emis dan kita terkendala update data karena status pesantren yang masih menumpang, ” Ungkapnya.

Lihat Juga :  Sejarah Masjid Agung Palembang, Pertama Berdiri hingga Kini Mampu Tampung 15 Ribu Jemaah

“Saya ini sebagai Ketua Yayasan tapi bersikap lebih tepatnya seperti relawan, banyak yang mengatakan saya bodoh dan sok idealis, tapi bagaimana lagi ada harapan masyarakat, harapan kaum duafa, harapan rakyat miskin dan itu yang saya jaga, ” Ungkapnya

“Operasional mepet 300 ribu – 350 ribu untuk makan minum perhari dikali sebulan dan anak-anak gratis, belum lagi LSM yang sering datang tetap saya hadapi, ” Paparnya.

 

“Saya bersyukur banyak bantuan dana untuk pesantren dari donasi juga saya aktif syiar agama di TVRI, TVRI Kalimantan tengah, TVRI Lampung, TVRI NTB dan TVRI PekanBaru juga saya sangat berterima kasih kepada semua Pembina yayasan yang juga lugas membantu,” Ucapnya.

Lulusan Pondok Modern Darusalam Gontor Jatim menambahkan, oleh karena itu sebetulnya kami dalam yayasan ini semuanya berperan seperti relawan karena punya visi dan misi yang sama yakni membahagiakan orang lain, khususnya memberikan pendidikan bagi anak bangsa sehingga kemudian kita berkumpul, karena diperlukan organisasi terbentuk lah yayasan ini. (Arsen)

Back to top button