Pendidikan Anak dalam Keluarga Era Covid-19

Oleh: Resya Pitria
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
AsSAJIDIN.COM — Pandemi coronavirus disease atau covid-19 menyebabkan proses belajar siswa mengalami perubahan dari sebelumnya. Sebelum pandemi berlangsung kegiatan belajar siswa berpusat pada guru sebagai edukator melalui kegiatan bermain sambil belajar yang dilaksanakan di lembaga sekolah, akan tetapi saat ini proses belajar berpusat kepada orang tua sebagai pendidik utama. Kegiatan belajar dari rumah merupakan kegiatan yang menantang bagi orang tua. Awal pandemi covid-19, tiga dari lima keluarga merasa kesulitan untuk beradaptasi sebagai pendidik bagi anaknya dalam proses belajar. Kesulitan disebabkan oleh kebiasaan orang tua menyerahkan tanggung jawab pendidikan kepada lembaga sekolah.
Tugas diberikan guru melalui grup ”WhatsApp” untuk mendukung proses belajar anak. Orang tua melakukan pendampingan terhadap anak dalam proses mengerjakan tugas serta membantu proses tersebut dari awal proses hingga selesai.
Belajar dari rumah memberikan peluang kepada anak usia dini untuk belajar dari pengalaman orang tua. Orang tua memberikan waktu kepada anak untuk bermain serta tidak memaksakan anak untuk belajar setiap pagi, siang, dan sore. Tetapi orang tua memberikan stimulus kepada anak untuk menumbuhkan motivasi belajar pada diri anak. Pengalaman orang tua direalisasikan dalam proses belajar anak, keluarga memiliki prinsip yang sama yaitu menjadikan hal yang dialami di masa kecil sebagai pedoman dalam memberikan edukasi kepada anak. Tetapi orang tua perlu menggabungkan pengalaman dengan pengatahuan yang dipelajari melalui buku atau youtube.
Setiap keluarga memiliki cara yang berbeda dalam memberikan pendampingan terhadap anak dalam pengerjaan tugas begitu juga dengan orang tua yang menjadi subjek penelitian peneliti. Ada yang memberikan kebebasan terlebih dahulu kepada anak untuk bermain kemudian melanjutkan belajar, memberikan jadwal anak belajar sesuai jam belajar di sekolah, mengerjakan tugas terlebih dahulu kemudian diperbolehkan untuk bermain, memberikan kesempatan kepada anak untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas hingga proses merapikan setelah selesai belajar, serta melaksanakan pembelajaran di rumah dengan prinsip learning by doing. Meskipun strategi yang diterapkan setiap keluarga berbeda, namun memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan pendampingan kepada anak dalam penyelesaian tugas yang diberikan oleh guru. Proses pendidikan anak dalam keluarga belum seluruh orang tua menerapkan prinsip-prinsip belajar untuk anak usia dini. Orang tua lebih berfokus pada semangat anak dalam megerjakan tugas, karena hal tersebut menurut orang tua dapat dijadikan stimulus untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Guru perlu memantau dan melakukan wawancara dengan orang tua mengenai cara yang diberikan dalam melaksanakan pendidikan anak, demikian dapat dilakukan evaluasi mengenai keberhasilan program belajar dari rumah.
Tidak semua orang tua memiliki pemahaman yang sama, meskipun dengan tugas yang sama tetapi orang tua memberikan stimulus kepada anak dengan cara yang berbeda-beda. Orang tua harus memiliki inisiatif untuk memberikan penghargaan atau pujian kepada anak ketika anak sudah selesai mengerjakan tugas. Pujian tersebut dalam bentuk kalimat, dan terlihat anak merasa senang. Selain orang tua memberikan pujian kepada anak, guru memberikan penghargaan dalam bentuk bintang di hasil tugas yang diberikan kepada guru. Hal tersebut memberikan bukti bahwa anak memiliki semangat lebih jika hasil karyanya dihargai oleh orang lain di sekelilingnya. (*)