
AsSajidin.com—Menepis anggapan bahwa lulusan para santri kurang terampil dalam bersaing dengan pendidikan umum lainnya. Dalam tulisan kali ini AsSajidin menguraikan sejumlah fakta bahwa para lulusan santri juga bisa berperan penting dalam pendidikan, ekonomi, budaya, sastra bahkan dunia politik pun kaum santri berada sukses di dalamnya.
Sebut saja Prof. Dr. K. Yudian Wahyudi yang pernah menjabat sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta adalah sosok santri yang bahkan mampu menembus pendidikan tinggi di Harvard Law School, Amerika Serikat. Lalu ada Dr. H. Nadirsyah Hosen, LLM, MA (Hons), PhD seorang santri sekaligus orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang menjadi dosen tetap di fakultas hukum di universitas yang ada di Australia.
Di bidang sastra ada Habiburrahman El Shirazy dan Ahmad Fuadi yang tercatat sebagai santri yang berhasil menjadi novelis terkenal dengan karya best sellernya novel Ayat-Ayat Cinta dan Negeri Lima Menara. Bahkan dunia politik pun mencatat lulusan santri yang pernah menjabat sebagai Menteri Pemerintahan Republik Indonesia, sebut saja Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama), Hanif Dakhiri (Menteri Tenaga Kerja), Imam Nahrowi (Menpora), M. Nasir (Menristek) dan juga masih banyak santri lainnya yang mengemban jabatan politik seperti anggota DPRD, kepala daerah dan lain sebagainya.
Nah dalam kaitanya menyemarakan hari santri 22 Oktober 2020 ini AsSajidin merangkum sejumlah pendapat mengenai eksistensi santri di zaman modern hari ini
Liputan : EDO PARMADI
FEBRI WALANDA,S.T
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Cabang Palembang 2020
Umumnya, disetiap Pesantren memang santrinya mempelajari Ilmu Agama. Akan tetapi, bukan berarti setiap lulusan pesantren harus menjadi ustadz, Ilmu agama merupakan bekal bagi mereka untuk menyeimbangkan dengan ilmu-ilmu umum. Agar, ketika mereka sudah terjun ke masyarakat, mereka tidak akan lupa akan kewajibannya sebagai seorang muslim
- Hafids Ilfiansyah, S.E
Freelancer dan Pegiat Komunitas
jika selama ini pondok pesantren tempat santri bernaung terkesan tradisional dan kuno, dengan Perkembangan zaman yang menjadi keniscayaan sejarah menjadi pijakan pesantren untuk berevolusi intelektual secara dinamis. Santri-santri yang tadinya hanya membaca kitab kuning, memakai sarung, peci, berpikir teosentris merambah “dunia lain” dengan membaca kitab putih, ilmu dunia memakai jeans dan gaya stylish, menulis menggunakan computer, dan kerja di kantor-kantor yang serba beton.
Pemikiran santri bukan serta-merta menghilangkan sisi teosentris (keagamaan) tapi santri yang bijak adalah santri yang dapat menggabungkan dua sisi keilmuan tersebut menjadi corak yang simetris dengan kehidupan manusia. Sisi moralitas dan humanisme ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisah antara satu dengan lainnya.
Eka Oktavian Pranata, S.E
Mahasiswa Magister Institut Pertanian Bogor
Tidak semua lulusan santri itu setelah lulus menjadi ustad saja, sebenarnya tergantung dari individu mereka maunya setelah lulus itu kemana,lulusan santri juga bisa menjadi pemimpin atau pejabat negara ,karena Sudah terbukti bahwa Pondok pesantren mampu melahirkan tokoh-tokoh Islam yang sukses seperti KH Wahid Hasyim (Anggota PPKI), Syaifuddin Zuhri (Menteri Agama), Idham Cholid ( Ketua MPR) dan masih banyak lagi., sehingga sistem pendidikan tidak perlu dibedakan dengan sekolah umum karena memiliki tujuan yang sama yakni bagaimana menciptakan kader pemimpin masa depan bangsa yang memiliki kepribadian yang luhur.
Riski Oktariza
Mahasiswa Ilmu KomunikasiSekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Candradimuka Palembang.
Pandangan setelah mendengar kata santri,santri sekarang pemikiran nya lebih luas , lebih modern. Dan ini sangat memungkinkan membuat pandangan baru dari masyarakat terhadap pesantren menjadi lebih luas.
Dan harapan saya semoga santri Indonesia lebih baik lagi dan tetap berpedoman kepada alquran dan hadist. Pesan dari saya penting sekali sekiranya memberikan sebuah pemahaman dan dasar spiritual yang lebih matang untuk santri.
Halimah Tusakdiyah
Sekretaris Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang 2020
Santri-santri Indonesia merupakan pelajar yang sangat berpengaruh dalam pendidikan di Indonesia, mereka mampu menjadi generasi penerus bangsa Indonesia. Terbukti dari beberapa prestasi yang diraih oleh santri Indonesia. Salah satunya juara musabaqah hapalan al-qur’an ditingkat internasional. Prestasi santri ini sangat dipuji dan mengharumkan nama Indonesia dimata dunia.
Karan Havinas
Ketua Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) Cabang Sumsel
Koordinator Health Eduction And Promotion Sumsel
Menurut saya secara pribadi, santri mempunyai kesempatan yang sangat luas, yaitu bisa pada bidang umum dan juga keagamaan, Karena mereka sudah mempunyai dasar keagamaan, sedangkan pelajar di kalangan umum hanya mempunyai intelegensi yang umum di lapangan tidak spesifik pada bidang Agama.
Ditambah lagi pemerintah Sumsel dulu pun menyiapkan program 1000 dokter khusus santri, ini berarti kesempatan dan peluang itu memang ada, bahkan santri didorong untuk menjadi dokter, mungkin agar kepekaan terhadap masyarakat dan rasa kepedulian lebih tinggi ke masyarakat.
Wawan Setiawan, S.Sos
Ketua Ikatan Pelajar Muhamadiyah (IPM) 2019 – 2021
Santri sama saja dengan siswa saat ini pada umumnya, walaupun banyak uang beranggapan bahwa santri itu fokusnya tentang agama, pondok pesantren saat ini sudah mengalami kemajuan baik dsri disiplin ilmu maupun pemanfaatan teknologi, bahkan banyak lulusan pesantren yang sudah berhasil kuliah di luar negeri dengan beasiswa pemerintah maupun swasta, santri juga didorong untuk menjadi enterpreneur dengan didukung berbagai program pemerintah untuk meningkatkan kompetensi, selain itu juga banyak yang dulunya dari santri sekarang menduduki jabatan penting baik itu di eksekutif, legislatif maupun yudikatif contohnya saja wakil presiden kita saat ini KH Maaruf Amiin beliau merupakan dari kalangan santri, dan bisa menjadi panutan para santri untuk masuk ke ranah politik.