NASIONAL

 Mapel Sejarah akan Dihilangkan dari Kurikulum, Sudah Tepatkah?

AsSAJIDIN.COM – Isu hilangnya mata pelajaran (Mapel) Sejarah dalam kurikulum pendidikan di Indonesia menimbulkan pro dan kontra di lingkungan Pendidikan

Pada Kamis, pekan lalu (17/9) beredar draf bertanda Kemendikbud tertanggal 25 Agustus 2020 dengan judul “Sosalisasi Penyerderhanaan Kurikukulum dan Asesmen Nasional”. Pada salah satu bagian, draf itu menjelaskan tentang ketidakwajiban pelajar di tingkat SMA/sederajat untuk mengambil mata pelajaran Sejarah. Untuk siswa pada jenjang kelas 10 SMA/sederajat pelajaran Sejarah dilebur bersama pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Artinya Sejarah tidak lagi menjadi mata pelajaran yang diwajibkan untuk semua siswa.

Hal tersebut membuat ramai pemberitaan di media massa. Pengamat Pendidikan Sumsel, Lukman Haris mengungkapkan bahwa ketika ia melihat draf dari Kementerian Pendidikan dan menganalisa mapel Sejarah bukan dihapuskan akan tetapi dimasukkan ke mapel yang lain seperti dahulu ada IPS dan IPA. Di dalam IPS ada sejarah, geografi dan sebagainya.

Lihat Juga :  Jelang 17 Agustus, 10 Ribu Bendera Merah Putih Dibagi-bagikan kepada Masyarakat

Dalam draf Kementerian yang ia baca, tidak mungkin dihapuskan, hanya saja tidak dikhususkan mapel Sejarah akan tetapi yang akan datang digabungkan dengan mapel lain.

Menurutnya, Jika dihapuskan khusus mapel itu bisa saja, akan tetapi untuk mapel IPS harus diberikan sejarah. Dalam kompetensi dasarnya tidak boleh berubah dari sebelumnya. “Misalnya sejarah itu kompetensi dasarnya harus mencapai tiga, yang akan datang harus tetap tiga walaupun mapel sejarah masuk dalam mapel lain katakanlah IPS,”katanya, saat dihubungi melalui Whatshapp, Kamis (24/09/2020).

Jika kedepannya ada pengurangan atau menghilangkan kompetensi dasar sejarah, maka dapat dipastikan para generasi yang akan datang tidak akan tau tentang sejarah.

“Kita tidak diperbolehkan melupakan sejarah, kalau melupakan dan tidak memahami sejarah dikhawatirkan ia tidak akan kokoh terhadap para pejuang terdahulu bahkan bisa terjadinya perpecahan NKRI,”katanya.

Kalaupun kedepannya Mata pelajaran sejarah sekarang tidak dikhususkan, tambahnya Hal terpenting adalah materi sejarah tidak boleh dikurangi seperti sekarang.

Lihat Juga :  Asal Mula Penamaan Bulan Rabiul Awal, dan Peristiwa Penting Bulan Rabiul Awal

“Kuncinya, pada isi materi pelajaran itu tidak boleh dikurangi,”katanya.

Akan tetapi, jika kita bercermin kepada para Guru pengajar. Menurutnya akan berdampak kepada para sarjana lulusan sejarah, geografi, ekonomi dan sebagainya.

Jika Sejarah digabungkan ke dalam IPS terdapat kelebihan dan kekurangan bagi para guru khususnya.
“Kelebihannya, guru tamatan S1 Sejarah, ekonomi, dan geografi bisa mengajar IPS. Kalau Sekarang tidak bisa karena dikhususkan,”ungkapnya.

Namun, kelemahan bagi para Guru, mereka belum tentu menguasai semua pelajaran yang ada di dalam IPS itu.

Menurutnya, salah satu jalan keluarnya yaitu mapel IPS tetap harus dibedakan mana sejarah, geografi dan ekonomi. “Gurunya harus berbeda ngajarnya, supaya sinkron. Kalau tidak yah korbannya siswa karena guru yang mengajar tidak paham dan menguasai pelajaran tersebut,”katanya. (*)

Penulis: tri jumartini

Back to top button