HAJI & UMROH

Kecintaan Rasulullah Terhadap Tanah Airnya, Mekkah dan Madinah

ASSAJIDIN.COM– Terdapat banyak riwayat lain yang menyatakan bahwa Rasulullah ketika terpaksa keluar dari Makkah merasa sedih sebab harus meninggalkan tanah air tercintanya. Dikisahkan dalam Shahih Bukhari sebagaimana berikut,

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ وَهْىَ وَبِيئَةٌ فَاشْتَكَى أَبُو بَكْرٍ وَاشْتَكَى بِلاَلٌ فَلَمَّا رَأَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- شَكْوَى أَصْحَابِهِ قَالَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَمَا حَبَّبْتَ مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ وَصَحِّحْهَا وَبَارِكْ لَنَا فِى صَاعِهَا وَمُدِّهَا وَحَوِّلْ حُمَّاهَا إِلَى الْجُحْفَة.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah, ia menceritakan: kami datang ke Madinah ketika kota ini banyak penyakitnya, kemudian Abu Bakar dan Bilal menderita sakit, ketika Rasulullah Saw mengetahui kondisi para sahabatnya, beliau bersabda: “Ya Allah cintakanlah kami kepada Madinah sebagaimana engkau membuat kami mencintai Mekah, atau lebih cintakanlah kami kepada Madinah. Ya Allah, perbagusilah Madinah, berkahilah timbangan dan takaran kami (penduduk Madinah) dan pindahkanlah wabahnya ke Juhfah.” (HR. Al-Bukhari&Muslim)

Lihat Juga :  Semangat Mbah Karto Meraih Haji Mabrur, Insya Allah...Calon Jamaah Haji Tertua dari Sumsel Berusia 105 Tahun

Hadis tersebut juga diriwayatkan Malik, Ahmad, al-Nasa’i, al-Baihaqi, dan Ibn Hibban.

Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim mengatakan bahwa dahulu kala ketika Nabi dan para sahabat pertama kali hijrah ke Madinah, tempat itu sedang dilanda wabah. Atau tempat yang menimbulkan penyakit terurama bagi orang asing yang bukan penduduk asli kota itu. Ketika Nabi berdoa agar penyakit itu agar dipindah ke Juhfah yaitu tempat jauh yang terpencil, agar mereka bisa mencintai Madinah sebagaimana mereka mencintai Makkah.

Ini menunjukkan bahwa rasa cinta tanah air Nabi dan Sahabat sangat kuat terhadap tanah kelahirannya, yaitu Makkah. Sehingga beliau berdoa agar beliau bisa mencintai Madinah sebagaimana ia mencintai Makkah.

Namun karena Makkah adalah tanah kelahiran beliau yang asli, maka beliau merasa selalu teringat dan merindukan tanah airnya tersebut. Sehingga Allah pun menurunkan firman-Nya

إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَىٰ مَعَادٍ ۚ

Lihat Juga :  Permudah Umrah Pakai Visa Kunjungan Pribadi, Warga Saudi Bisa Undang Teman Masuk Kerajaan

Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. (QS. Al-Qashash : 85)

Dalam An-Nafahat Al-Makkiyah, Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi menjelaskan yang dimaksud dengan tempat kembali di sini ialah kota Mekah, di mana Beliau rindu pergi kepadanya.

Hal tersebut sebagaimana juga dijelaskan Syaikh Sulaiman al-‘Asqar dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir mengutip ad-Dahhak menjelaskan bahwa ayat ini turun ketika Rasulullah merasa merindukan Makkah.

Adh-Dhahhak berkata: “Saat Nabi SAW keluar dari Mekah dan sampai di daerah Juhfah, beliau merindukan Mekah. Lalu Allah menurunkan ayat (Innalladzi faradha…)

Jadi meskipun hadis cinta tanah air itu hadis maudhu‘, namun sejatinya cinta tanah air merupakan naluri yang tumbuh dalam jiwa dan hati setiap manusia begitupun yang terjadi pada Rasulullah dan para sahabatnya sehingga tak berlebihan jika kita mengatakan bahwa cinta tanah air merupakan sunnah Rasul. (*/Sumber: bincangmuslimah)

Back to top button