Praktisi Pendidikan Ajak Generasi Muda Jangan Pesimis di Tengah Pandemi Covid-19
AsSAJIDIN.COM — Di tengah Pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19 ini berbagai aspek terdampak secara signifikan. Tak hanya sektor kesehatan yang menjadi pemicu utama, tapi juga ekonomi, sosial bahkan pendidikan.
Praktisi Pendidikan Dr Mulyadi MA menilai ditengah pandemi covid-19 ini generasi muda jangan sampai down atau pesimis. Selain agar menjaga imun tubuh, yang juga paling urgent adalah tetap menjaga terus belajar, menangkap peluang hingga membuat inovasi-inovasi kongkrit.
“Situasi Pandemi Covid-19 ini tak ada yang menginginkan siapa pun. Sebagai generasi muda dari pelajar hingga mahasiswa jangan sampai ini menjatuhkan semangat dan cita-cita,” ujarnya, Jumat (24/4/2020).
Menurutnya, situasi ini hanya merubah cara belajar bagi para generasi muda di sektor Pendidikan bukan merubah cara berpikir dalam menghadapi masa depan dan peluang.
Mulai dari bagaimana menjadi pelajar yang tetap kreatif hingga mahasiswa yang inovatif karena dunia terus bergerak. Jika generasi muda tak bergerak maka siap-siap akan tertinggal dan jalan ditempat.
“Saya selalu sampaikan kepada mahasiswa-mahasiswa saya baik jenjang strata satu maupun strata dua bahwa sesuaikan cara belajar di pandemi ini,” terangnya.
Jiwa prihatin dan menaati social distancing dan physical distancing harus tetap dikedepankan sebagai generasi muda yang ikut berperan dalam memutus tali rantai penyebaran Covid-19.
Apalagi baik sekolah hingga perguruan tinggi juga tak berhenti untuk memberikan solusi layanan Pendidikan baik itu melalui siaran televisi dengan pendampingan guru untuk jenjang sekolah maupun memfasilitasi proses belajar jarak jauh dengan menggunakan metode online untuk perguruan tinggi.
“Karena saat ini kecanggihan teknologi sudah luar biasa. Mulai dari aplikasi, internet, elerning bahkan sampai cara sederhana menggunakan email atau WA untuk menuntaskan belajar di masa pandemi covid-19 ini,” terangnya.
Baik mereka yang berada di kota maupun pelosok, seorang siswa dan mahasiswa tentu akan mencoba menuntaskan proses belajarnya dengan guru dan dosen dengan aplikasi yang sesuai dengan kondisi di daerahnya masing-masing.
“Dan sebagai dosen dan guru harus maklum di tengah musibah pandemi ini, dengan apa anak didiknya menuntaskan tugasnya,” pungkasnya. (*/sumber: sibernas/Sugi)