ALFURQON SCHOOL

Mengenal Identitas Biar Bisa Mengenal Allah SWT

Oleh: Bangun Lubis &  Emil Rosmali     [ Wartawan ASSAJIDIN.com ]

Bila ada diskusi soal pengenalan diri sendiri, biasanya begitu mengasyikkan untuk mengikutinya. Sebab, perkara ini akan langsung membicarakan diri sendiri dan bagaimana tujuan hidup baik di dunia maupun kelak di akhirat.

Pada Kajian Ahad lalu di Mesjid AlFurqon Palembang, tampil berbicara sebagai pemakalah *Prof DR Yuwono,* seorang dokter dan dosen FK Unsri yang juga dikenal sebagai Ustads, mengetengahkan pengenalan diri sendiri. Yuwono memberikan pembelajaran mengenai bagaimana sebenarnya diri kita ini. Sudahkah kita mengenal diri dan identitas kita.

Dia memberikan Manusia hidup didunia tentunya memiliki identitas dan mengetahui siapa dirinya. Hampir tidak ada manusia di dunia ini yang tidak memiliki identitas dan tidak mengetahui siapa diri kita. Mungkin sudah banyak yang tahu, tetapi ada juga yang belum mengerti dan faham semuanya.

Yuwono memulai pengenalan diri manusia itu dari Pertama, jasadnya. Jasad adalah fisik yang merupakan tubuh ini. Kedua, ruh. Ruh ditiupkan oleh Allah kepada jasad maka hiduplah diri ini. Ketiga, Allah memberikan nafas, maka hiduplah jasad tersebut. Bisa semua aktivitas berlangsung dilakukan oleh yang namanya manusia tersebut.

Semua manusia yang ada didunia ini tentu mengetahui siapa namanya, dimana ia tinggal dan dari kota mana ia berasal, dimana ia dilahirkan dan lain sebagainya, tetapi tidak banyak yang memikirkan siapa dirinya yang sesungguhnya dan apa tujuannya hidup didunia dan apa yang dilakukan setelah nanti ia tiada. Mungkin banyak dari kita yang tidak mengetahui apa pentingnya mengenal diri sendiri atau mengetahui jati diri kita dihadapan Allah SWT. Mengenal diri sendiri adalah perintah Allah SWT.    

Mengetahui bahwa mengenal diri sendiri sangatlah penting bagi manusia karena dengan mengenal dirinya sendiri sebagai manusia ciptaan Allah SWT

Kebanyakan manusia saat ini tidaklah begitu mengenal jati dirinya yang sebenarnya, padahal Rasul sendiri mengingatkan bahwa mengenal diri sendiri adalah langkah pertama dalam mengenal Allah SWT sebagai Tuhan seluruh alam   Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:’’ Mengetahui bahwa mengenal diri sendiri sangatlah penting bagi manusia karena dengan mengenal dirinya sendiri sebagai manusia ciptaan Allah SWT, ia dapat mengenal Tuhannya atau penciptanya tersebut yakni Allah SWT.

Lihat Juga :  Direktur SIT Al-Furqon : HUT ke 78 RI Wujud Kemerdekaan dan Perjuangan SIT Al Furqon Selama 2 Dekade

Sebelum mengenal dirinya dengan baik seorang manusia khususnya muslim perlu mengetahu unsur-unsur yang menyusun dirinya, dari apakah ia dibentuk dan apa saja yang ada pada dirinya. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan tiga unsure yakni unsur fisik atau jasmani dan unsur ruhani yakni jiwa atau ruh dan nafas.

*Jasmani – Fisik*

Unsur Jasmani atau fisik adalah tubuh dimana jiwa seorang manusia hidup. Dengan fisiknyalah manusia melakukan segala aktifitasnya di dunia dan ia dikenali juga dari bentuk fisik dan rupanya. Allah SWT sendiri telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk dan lebih baik dibandingkan dengan makhluk lainnya sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut ini, ”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS At Tin : 4)

Allah menciptakan manusia lengkap dengan jasadnya agar seorang manusia bisa dikatakan sebagai manusia karena tubuh atau raga tersebut adalah tempat dimana jiwa akan tinggal. Sementara setelah seseorang mati dan jiwanya meninggalkan tubuh maka jasadnya tidak lagi berguna bagi dirinya.

*Ruhani atau Jiwa*

Manusia tidak disebut manusia jika ia tidak memiliki ruh atau jiwa sehingga raga tanpa jiwa tidaklah berarti. Dengan demikian jiwa seorang manusia adalah sesuatu yang diciptakan Allah SWT untuk mendiami raga dan jiwalah yang mengendalikan hati dan pikiran seseorang

Allah SWT meniupkan ruh saat seorang manusia masih berada dalam kandungan ibunya sebagaimana disebutkan dalam firman berikut ini  “ Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (QS Al Hijr : 29).

*Nafas – Nyawa*

Seseorang yang masih bernafas dan bergerak maka orang tersebut masih ada ruh yang berada di dalamnya. Kata nafas dan ruh dalam bahasa indonesia diterjemahkan sebagai nyawa, yang artinya bahwa seseorang masih hidup kalau orang tersebut ada nyawanya. Dan kita tidak mengetahui seperti apa wujud/bentuk dari nyawa tersebut. Ruh adalah jiwa yang nanti akan mempertanggungjawabkan semua amalan di hadapan Allah.

Lihat Juga :  Bulan Suci Ramadhan

Seorang manusia hendaknya memperhatikan dirinya sendiri dan merenungi tujuan hidupnya dan mengetahui untuk apa ia diciptakan. Selayaknya seorang muslim bisa memanfaatkan segala anggota tubuhnya untuk melaksanakan kewajibannya kepada Allah SWT. Sebab kata Allah dalam firman-Nya:’Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56)

Tiada guna berpangku tangan dalam kehidupan ini, karena bukan untuk hubbundun-ya yang dituju melainkan cinta dan hanya untuk Allah semata. Setiap aktifitas kita hendaklah hanya karena Allah dan hanya untuk tujuan Allah SWT. 

Oleh karena itu, maka syukurilah hidupmu dan nikmat Allah SWT. Seorang manusia dapat mengenali dirinya dengan baik dan mengenal Allah SWT. Seseorang yang mensyukuri nikmat Allah tentunya akan senantiasa menyadari bahwa dirinya tidak memiliki apa-apa dan segala yang ia miliki adalah milik Allah SWT. Perintah untuk mensyukuri nikmat Allah tersebut dijelaskan dalam ayat Alqur’an berikut :”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim : 7)

 Allah SWT menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka bumi. Dengan demikian, seorang manusia yang mengenal dirinya senantiasa mengingat peran dan kedudukannya dimuka bumi sebagai khalifah atau pemimpin setidaknya bagi dirinya sendiri. Dengan mengingat perannya sebagai khalifah maka ia bisa memperlakukan orang lain dan alam sekitarnya dengan baik dan menjaga segala sesuatu sesuai dengan hakikatnya. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Qs Al Baqarah : 30)

Manusia terutama muslim yang baik tentunya senantiasa berusaha untuk mengenal dirinya sendiri dan mengenal Tuhannya yakni Allah SWT.  Wallohu’alam.(*)

 

Back to top button