Fatimah, Berjuang Tiada Batas, Demi Enam Orang Anaknya

ASSAJIDIN.COM — Kisah sedih dan senang adalah sunatullah di atas muka bumi ini, bisa hari ini kau tertawa bahagia dan bisa esok engkau tertunduk dan berduka.
Itulah yang dialami ibu rumah tangga bernama Fatmah wanita kelahiran Bandung Jawa Barat. Wanita yang menjajakan jualanannya berupa kacang goreng dan kacang rebus di jalan Toman Raya Sako.
Wanita yang memiliki 6 orang anak yang sudah beranjak dewasa ini, masih tetap berjualan di setiap malam di ruas jalan tersebut. “Dahulunya disini tempat orang tua berjualan namun sekarang sudah wafat dan mendapat amanah untuk melanjutkan jualan kacang” ujarnya saat ditemui di tempat.
Suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan memaksa Fatmah untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya. “Kadang ada kerjaan kadang idk begitu kuli bangunan”.
Dalam keseharian untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, selain berjualan kacang Fatimah juga mencari pekerjaan tambahan berupa buruh cuci & setrika kadang juga mencari rongsokan. Dari hasil kerja kerasnya semua itu diberikan kepada anak-anaknya yang masih minginjak bangku sekolah.
“Jualan kacang ini cukup untuk makan, untuk anak-anak jajan, untuk sekolah” ujarnya saat dibincangi. Namun semua itu kadang tidak mencukupi kebutuhannya yang terkadang hanya mendapatkan untung Rp 50.000- Rp 100.000.
Ketika krisis menimpa terkadang Fatimah harus meminjam uang kepada tetangga untuk menutupi kebutuhannya untuk sekedar makan.
Terkadang setiap hari tidak ada waktu untuk Fatmah beristirahat. Karena mengurus anak dan malamnya harus kembali berjualan lagi
“Kesejahteraan keluarga, jagan sampai anak-anak ku seperti aku, maju, bisa sekolah setiap hari” itulah alasannya berjuang hingga saat ini
Pernah dapat bantuan dari pemerintah barupa uang Rp 2.000.000 yang ia dapat 3 bulan sekali dan semuanya dikeluarkan untuk biaya anak sekolah.
Anaknya yang sedang sakit tipus “mau di rawat dengan dokter, uangnya dk ada nanti bayanya duitnya ngak ada jadi dibawa pulang” ungkapnya ditambah Fatmah sedang mengalami sakit dan tetap harus berjualan di gelapnya malam, terkadang sesak nafas juga sering ia alami ketika berjualan. Dan tidak ada riwayat penyakit asma tuturnya.
Harapan kedepannya Fatmah berkeinginan untuk berjualan di rumah tidak seperti ini, namun bagaimana lagi karena ini sudah jalannya. (*)
Kontributor : Ferdy