Bunda, Kalau Aku tidak Shalat Apakah Allah Marah kepadaku?
ASSAJIDIN.COM — Sepulang sekolah, Alif bertanya pada ibunya, “Bunda, kalau aku tidak shalat, apakah Allah akan marah padaku?”
“Kenapa kamu menanyakan itu, Alif?” ibunya keheranan dengan pertanyaan Alif yang satu ini. Ibunya tak ingin berasumsi macam-macam yang bisa membuatnya salah menjawab maksud pertanyaan anaknya ini.
“Tadi Bu Guru bilang kalau kita tidak shalat, kita akan dimasukkan ke neraka yang penuh api yang besar. Bu Guru juga bilang di neraka nanti badan kita akan disiram air panas. Kok Allah kejam begitu Bunda? Bukankah Bunda bilang Allah itu Maha Penyayang.
Ibunya menghirup napas panjang-panjang sejenak sambil berdoa dalam hati, “Ya Allah, jadikanlah lisanku ini teladan yang baik bagi anak-anakku.”
Ibunya pun berkata, “Alif, Allah tidak butuh shalat kita.”
“Kalau Allah tidak butuh shalat kita, kenapa kita disiksa kalau tidak shalat, Bunda?” Alif malah tambah heran setelah mendengar jawaban ibunya.
Ibunya memang sengaja tidak langsung menjawab pertanyaan Alif yang semula.
“Alif, siapa yang menciptakan Alif, Bunda, semua manusia, dan juga alam semesta?” ibunya balik bertanya.
“Allah,” jawab Alif.
“Lalu siapa yang memberi kita kehidupan, memberi kita rezeki, memberi kita makanan, memberi kita semua yang kita butuhkan di dunia ini?” ibunya bertanya lagi.
“Allah,” jawab Alif lagi.
“Lalu, kalau Allah yang menciptakan semuanya dan Allah juga yang memberikan semuanya kepada kita, apa yang Allah butuhkan dari kita?” ibunya bertanya sambil mengeksplorasi pemahaman Alif akan Tuhan.
“Hmmm, tidak ada Bunda. Allah tidak membutuhkan apa-apa dari kita,” jawab Alif.
“Benar Alif. Allah tidak membutuhkan apa-apa dari kita. Namun kitalah yang membutuhkan Allah karena Allah yang memiliki segalanya. Kalau kita tidak shalat, kita yang rugi karena kita menjadi jauh dari Allah,” ibunya menjelaskan.
“Lalu mengenai pertanyaanmu yang tadi Alif, apakah Allah marah pada kita kalau kita tidak shalat. Allah marah kalau kita mengingkari perintahnya. Tapi ingat Alif, kasih sayang Allah selalu melebihi marah-Nya.”
“Iya, ya, Bunda. Allah tidak butuh apa-apa dari kita tapi Allah memberi kita banyak sekali
Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, yang memiliki banyak sekali sifat-sifat keagungan-Nya. Di antaranya adalah Allah memiliki sifat murka dan penuh kasih sayang.
Dalam Al-Fatihah ayat 7, Allah berfirman yang maknanya, “Bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.” Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat murka. Pada ayat An-Nisa: 93 menunjukkan bagaimana Allah memberikan azab bagi orang yang Allah murkai.
Dalam banyak ayat Qur’an lainnya, Allah berfirman kalau Dia Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sifat murka dan kasih ini bisa jadi belum dipahami oleh anak karena terdengarnya seperti bertolak belakang.
Untuk menjelaskan hal ini, salah satu patokan yang bisa kita gunakan adalah hadits Rasulullah berikut ini, “Sesungguhnya tatkala Allah menetapkan makhluk-Nya, Dia tulis di sisi-Nya di atas ‘arsy bahwa rahmat-Ku mendahului murka-Ku.” Sifat kasih sayang Allah selalu mendahului murka-Nya.
Fokus utama dalam mendidik anak adalah menumbuhkan kecintaan anak kepada Allah. Oleh karena itu, memberikan kisah-kisah Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang perlu didahulukan.
Semoga Allah menumbuhkan perasaan cinta kepada-Nya dalam diri kita dan anak-anak kita. Karena tidak ada cinta yang lebih utama daripada cinta kepada-Nya.(*/sumber: #WonderfulRamadhanAfrakids)