Tuntutlah Ilmu Imbalannya Syurga
Tuntutlah Ilmu, agar faham dalil-dalil dalam agama. Sebab jika suatu amalan tidak didasari dengan dalil yang shahih dari Al Qur’an dan hadits, maka amalan tersebut jadi sia-sia. Ilmu adalah jalan memahami dalil-dalil yang ada.
ASSAJIDIN.Com – Mencari ilmu agama itu, begitu besar pahalanya. Jadi bukan hanya mendapat ilmu pengetahuan saja, tetapi pahalanya memang demikian besar. Bahkan Rasulullah menyebut bahwa kebesaran pahala itu hingga membawa seseorang ke syurga.
Seringkali kita mengerjakan amalan dan ibadah namun ragu-ragu. Bahkan justru menyalahi sunnah. Amalan yang demikian itu akan sia-sia, karena mengerjakan perkara yang salah yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW.
*Ustads Mugiono M.PdI* dalam sebuah kajian ahad 2 Februari 2019, di Majelis Al Furqon Palembang menyebutkan bahwa begitu besar makna dalam menuntut ilmu. Agar ibadahnya tidak asal-asalan, tanpa dasar ilmu dan tanpa dalil maka tidak akan diterima .”// Jika suatu amalan tidak didasari dengan dalil yang shahih dari Al Qur’an dan hadits, maka amalan tersebut jadi sia-sia. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari – Muslim)
Dalam Al Qur’an disebutkan;//“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al Kahfi: 103-104)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, artinya: “Dan janganlah engkau ikuti apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang-nya, sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati semuanya itu akan di tanya” (QS Al-Isra’: 36).
Diuraikan Ustads Mugiono, //“Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.//”(HR. Ibnu Majah). “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Tidak hanya itu, selain mengetahui hukum tiap perbuatan, seseorang dapat menunaikan tugas-tugasnya sebagai hamba Allah Swt dengan sebaik-baiknya, karena berlandaskan ilmu.” Dengan demkian, dimanapun seorang muslim berada ia wajib mencari dan mengamalkan ilmu. Tidak mudah puas dengan sedikit ilmu.
Ia harus selalu merasa haus. Ilmu merupakan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebagaimana seorang pemandu kenderaan wajib mengetahui cara yang betul memandu, peraturan lalu lintas, apa yang baik untuk dirinya dan orang lain dan apa yang buruk pada dirinya dan orang lain, maka begitu juga dengan kita yang mau menunaikan amalan yang diperintahkan. Ia wajib melengkapkan diri dengan ‘pelindung’ yang namanya ilmu sehingga tidak salah dalam beramal, tidak salah dalam beribadah.
Walaupun Tua
Tanpa ilmu diragukan ia salah ketika beribadah, salah dalam melaksanakan kewajiban. Kesalahan dalam melaksanakan hal-hal yang wajib sama dengan meninggalkan kewajiban. Tidak sah karena tidak dikerjakan sesuai aturan yang sudah ditentukan dalam Islam.
Ketika seseorang hanya mengetahui bahwa shalat zuhur 4 rakaat, ia shalat tanpa tahu bagaimana yang betul pelaksanaannya. Ia akan terjerumus dalam kesalahan fatal. Contohnya dia laksanakan shalat zuhur beberapa menit sebelum waktu, di luar ketentuan waktu yang ditetapkan. Tanpa ilmu seseorang hanya menduga-duga dalam melakukan perbuatan.
Seseorang menduga telah melakukan kebaikan padahal kemaksiatan. Ia menduga telah menjauhi kemaksiatan padahal ia masih berkubang di dalamnya. Contoh yang sering terjadi ketika seorang wanita tidak bisa membedakan antara darah haid dan istihadha. Hanya dengan dugaan telah keluar darah haidh padahal istihadhah, ia tidak shalat, tidak puasa dan sebagainya. Sebaliknya, menduga darah istihadhah padahal haidh, ia shalat, puasa, membaca al-Quran.
Tidakkah ini mudarat yg sangat besar? Sebab itu, syariat yang telah diajarkan oleh Allah dan Rasulullah harus dipelajari agar menjadi ilmu yang mendasari setiap perbuatan. Alasan usia sudah tua atau alasan sibuk tidak dapat menjadi pembenaran untuk tidak mencari ilmu. Selama hayat masih dikandung badan maka kewajiban mencari ilmu tetap ada. Usia bukan halangan dalam mencari ilmu, sama halnya dengan kesibukan. Tidak ada alasan yang bisa menjadi alat membenarkan sikap seseorang untuk lalai menuntut ilmu.
Mudharat Amal Tanpa Ilmu Seseorang yang beribadah tanpa ilmu akan lebih banyak menuai mudharat daripada manfaat. Manfaatnya sedikit bahkan mudharatnya lebih banyak. Itulah kenyataan yang akan dihadapi oleh setiap pengamal tanpa ilmu. Oleh sebab itu, jangan mencoba-coba beramal dengan ketidak tahuan.
Sama halnya orang yang sakit meminum sembarang obat. Tidak berhasil dengan satu obat beralih ke obat berikutnya. Hasilnya, bukan kesembuhan tapi malapetaka yang berakhir dengan maut. Banyak orang yang menyangka, bahwa banyak amal dan ibadah sudah mendapat jaminan untuk hari akhiratnya, sekurang-kurangnya merupakan tanda kebenaran dan bukti keshalihan.
Begitulah sering kita dengar, dan itulah fenomena yang terjadi di kalangan kaum muslimin. Dapat dibayangkan, seseorang yang mempunyai amalan sebanyak pasir di pantai, akan tetapi setelah ditimbang, dia bagaikan debu yang beterbangan., Allah berfirman,// Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. Al Furqan:23).
Ilmu akan membawa kita lebih memahami semua perkara agama sehingga ilmulah yang membawa kita ke syurga.(*)
Penulis: Bangun Lubis